Apakah ini mimpi?

59 17 5
                                    

Energi kimia adalah energi yang dihasilkan oleh senyawa kimia yang stabil akibat interaksi elektron antar atom atau antar molekul.

Jadi kalau ada atom berinteraksi dengan atom akan dihasilkan energi kimia.

Tidak jauh seperti Putri Maharani dan Saraga Arsenio kalau saling bertemu ada energi yang dihasilkan,  entah itu berupa perasaan yang menyebabkan bahagia atau perasaan sedih yang membuat menangis.

Sudahlah ribet banget, bilang aja aku suka kamu simple 'kan!


•••••••••••••♡♡♡♡♡♡•••••••••••••

"Bagaimana?" kata Pangeran menunjuk sofa tadi telah menjadi kasur berukuran besar.

Rani, Dewi dan Tahta terbelalak melihatnya. Bagaimana bisa sofa sekecil tadi berubah menjadi kasur yang berukuran besar. Rani tersenyum, lalu bagaimana ayah dan ibunya tidur? Tidak mungkin bersama dengan mereka.

"Lo nggak usah khawatir, Om sama Tante bisa kok tidur disini. Ada kasurnya," ujar Arsen ketika melihat Rani menatap kedua orangtuanya bergantian.

"Hah?"

Lagi-lagi Rani dibuat terkejut dengan teman-temannya Rey. Bagaimana bisa? Ini ruang kamar rumah sakit lebih dari VIP. Tetapi jangan heran, rumah sakit ini milik Prabu Brawijaya, papanya Pangeran. Dan Arsen sudah satu tahun berobat disini. Sudah dipastikan ruangan ini hanya dibuat untuk Arsen atas permintaan Pangeran.

Tidak ada yang boleh masuk di ruangan ini terkecuali Pangeran dan ke-enam sahabatnya. Orang-orang yang hanya berkepentingan dengan mereka. Pasien lain yang bukan bagian dari keluarga mereka maka sangat tidak diperbolehkan Pangeran untuk memakainya.

Dan sekarang keluarga Rani bisa memasukinya. Rani bukan orang asing bagi Arsen dan Rey. Rani adalah wanita yang mereka berdua cintai, sayangi dan ingin mereka lindungi.

Sudah pasti Rey dan Pangeran tidak akan menginap disini. Mereka berdua pasti dicari oleh Perwira dan Prabu. Tahta juga akan pulang, ia tidak bisa menemani Rani malam ini karena ada pekerjaan yang belum selesai.

"Kamu istrihatlah dulu, nanti Ibu yang akan menjaga kamu dan Arsen disini," kata Dewi kemudian menuntun Rani untuk berbaring. Ia mengelus kepala Rani sebentar. Karena sangat mengantuk Rani pun terlelap dengan nyenyak.

Pangeran dan Rey berpamitan pulang karena sejak tadi Perwira sudah menelepon Rey berulang kali. Menanyakan Pangeran pula kenapa belum pulang sekarang. Jam dinding menunjukkan pukul 00.30 wib. Bersyukur Rey memiliki printer di rumahnya jadi makalah penelitian mereka bisa dikumpulkan besok pagi.

"Nak, kamu istirahat saja ini sudah malam," suruh Dewi pada Arsen.

Arsen mengangguk kemudian melangkah menuju sofa yang sudah menjadi kasur tadi. Ia membaringkan tubuhnya menutup mata kemudian dia tertidur. Lebih tepat dia memaksakan tidur.

Dewi pun tak sengaja tertidur pulas bersama Rani diatas brankar. Dia memeluk anaknya dengan amat sayang. Beruntung brankarnya muat untuk tidur berdua.

01.15 wib.

Rani terbangun dari tidurnya. Ia menurunkan dengan pelan tangan Dewi yang sedang memeluknya. Dia mengambil pelan bantal bagian belakang agar Dewi tak terbangun. Ternyata ada dua bantal di atas brankar. Rani melangkah menuju loker yang ada di dekat brankar untuk mengambil selimut cadangan disana.

Rani berjalan lambat menghampiri Arsen yang sedang terlelap tidur tanpa bantal dan selimut. Dia meringkuk sepertinya sedang kedinginan. Pelan-pelan Rani mengangkat kepala Arsen agar sang empunya tidak sadar. Dia menyelipkan bantal itu dibawah kepala Arsen. Kemudian Rani menyelimuti lelaki blasteran Korea-Indonesia dengan hati-hati.

Pangeran Mahardika ✅ [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang