"Ra, gue minta maaf." Sudah beberapa kali Aila memohon kepada Rani. Dia benar-benar merasa sangat bersalah.
"Udah deh, La. Jangan gangguin Rani," kata Selasa yang mulai jengah dengan kehadiran Aila.
"Ra, lo mau maafin gue sama Aila, kan?" Mina masih berusaha agar Rani memaafkannya.
"Kalian bisa pergi nggak! Gue risih," ketus Rani.
"Tapi Ra, gue cuma disuruh Aila buat ngerundung lo. Gue minta maaf, Ra." Mata Mina berkaca-kaca, kalau saja dia tidak mengiyakan ajakan Aila. Mungkin dia tidak akan seperti ini.
"Apa alasan kalian bully gue?" Dada Rani kembang-kempis, ia sangat emosi melihat dua manusia depannya ini."Jawab!"
Suasana kelas sangat mencekam, mereka tidak mau ikut campur. Banyak yang menatap iba kepada Rani karena selalu mendapat perlakuan yang tidak baik dari Aila dan Mina. Rani masih terima kalau selalu dimanfaatkan saat kerja kelompok. Namun, kali ini Rani tidak bisa memaafkan dengan mudah.
"Kalian punya mulut, kan?" desis Rani.
"Gue lakuin ini semua karena benci sama lo, Rani! Lo udah rebut Arsen dari gue,"ungkap Aila nyolot.
"Kok lo nyolot?" ketus Selasa mendorong bahu Aila.
"Gue nggak nyolot! Gue cuma mau bilang, kalau Rani udah rebut Arsen dari gue dan Arsen udah rebut Rani dari Gabriel!" Perkataan Aila ini membuat Rey geram, apalagi Rey sudah tahu dari lama kalau Gabriel menyukai Rani sejak SMP.
"Tapi lo selingkuh dari Arsen, goblok! Dan lebih gobloknya lagi lo selingkuh sama Gabriel. Dan sekarang kalian bekerja sama. Otak lo mana Aila?" Rey mengebrak meja karena sudah muak dengan drama ini. Aila akui perkataan Rey memang benar adanya.
Saat mereka masih kelas X, Arsen dan Aila berpacaran. Karena Arsen kurang perhatian akhirnya Aila mencari kenyamanan pada laki-laki lain yaitu Gabriel Zain. Tujuan Gabriel mendekati Aila hanya untuk pelampiasan lantaran dia sakit hati selalu ditolak oleh Putri Maharani. Dan sekarang Gabriel dan Aila bekerja sama untuk merundung Rani hanya untuk membalaskan dendam.
"Lo juga bodoh, Mina. Lo mau aja diajak Aila sesat!" murka Rey menatap tajam Mina dan Aila bergantian." Kalian nggak ngerasa bersalah sama almarhum Arsen. Dia udah nggak ada, kenapa masih di usik juga!"
"Ada apa ini?" Pak Galaksi masuk ke kelas lalu bersedekap dada."Aila, Mina ke kantor sekarang juga!"
Aila dan Mina manut dengan jalan ngontai mereka berdua melangkah keluar kelas. Semua orang menyoraki mereka dengan berbagai macam makian. Apakah ini yang dirasakan Rani? Sakit sekali, pantas saja Rani sampai mengurung diri.
"Assalamulaikum," ucap Aila dan Mina ketika masuk ke ruang guru.
"Waalaikumsalam," jawab mereka.
Aila tersenyum ketika di sana sudah ada papanya yang sedang menatapnya tajam. Dia sangat takut jika dikeluarkan dari sekolah. Mina pun menunduk malu saat ditatap oleh semua guru.
"Duduk!" titah Pak Fatih.
Pak Fatih menghela napas dan mencoba untuk tenanf menghadapi kenakalan dua remaja di depannya ini,"Tidak lulus atau pindah ke pesantren?"
Dunia mereka seakan-akan hancur seketika. Kalau mereka tidak lulus, sia-sia perjuangan mereka selama ini. Opsi kedua pindah ke pesantren, bagaimana bisa Aila dan Mina hidup dalam kekangan. Tidak pernah ada niat sedikit pun dihati mereka untuk tinggal di pesantren.
"Pa," rengek Aila, semoga saja papanya bisa memberikan solusi terbaik.
"Pindah ke pesantren," putus Deni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Mahardika ✅ [ Sudah Terbit ]
Teen FictionPERINGKAT 1 DALAM KATEGORI SCIENCE🥇❤ Jangan lupa vote, komen dan share ya guys🌻 Sudah Terbit di Androve Publisher 💦 Terima kasih banyak! ••• National High School of Technology dipenuhi oleh murid cerdas, jenius dan kaya raya. Sekolah yang banyak...