Hidayah Itu Mahal

30 10 0
                                    

Malam ini anggota inti Science yang sekarang berjumlah enam orang sedang berkumpul di kafe keluarga Chiko. Mereka berencana untuk mencari jawaban dari permasalahan yang dialami Rani. Mereka menaruh curiga terhadap Gabriel ketua Uranus. Namun, kali ini Pangeran berbeda pendapat. Dia menebak kalau pelakunya adalah Aila.

"Kayaknya kita nggak boleh langsung nuduh tanpa bukti. Buat apa Aila ngelakuin ini ke Rani. Apa karena cemburu?" Nafis mulai berpikir mencari solusi yang tepat.

"Mungkin aja, soalnya Aila itu suka sama Arsen dan ya bisa kalian liat kalau Arsen lebih memilih Rani," tambah Rey membuat mereka pusing memikirkannya.

"Kalau Aila masih suka sama Arsen, kenapa selingkuh?" Aji masih tidak tahu jalan pikiran Aila yang menjabat sebagai mantan pacar Arsen.

"Namanya juga cewek caper!" Cibir Chandra kemudian mencomot satu potong bolu dan memakannya dengan lahap.

"Kalian masih ingat nggak waktu Nina bilang kalau Gabriel sering stalk akun instagram sama wattpad Rani. Nah, gue mikirnya kalo ini semua ulah Gabriel," kata Chiko dengan wajah serius.

"Tapi kenapa Gabriel? Gabriel sama kita sudah jelas punya masalah! Terus sama Rani?" Pangeran masih penasaran antara Rani dan Gabriel. "Apa sebelumnya mereka berdua pernah ketemu?"

Rey dan Chiko saling tatap memberi isyarat lewat mata kalau jangan sampai rahasia mereka terbongkar. Mereka berharap Rani dan Gabriel tidak akan bertemu untuk selamanya. Namun, nasi sudah menjadi bubur, Gabriel sudah tahu sekolah Rani sekarang.

"Setau gue belum pernah sih, Pan. Emangnya kenapa?" Rey berusaha untuk tenang, jangan sampai dia kecoplosan.

"Gue cuma penasaran aja, soalnya gue liat-liat mereka itu kayak pernah deket. Nah, gue jadi mikir kalo mereka punya hubungan di masa lalu," ujar Pangeran membuat Chiko terbatuk saat meminum jus alpukat.

"Hati-hati dong, Ko. Nggak bakal gue minum jus lo!" cibir Nafis.

"Sorry," kata Chiko kemudian mengelap bibirnya dengan selembar tisu." Mending kita bahas besok aja, soalnya tugas kita belum selesai!"

Benar apa kata Chiko, tugas yang diberikan Pak Galaksi belum selesai mereka kerjakan. Lebih tepatnya mengoreksi hasil ulangan kelas X. Sudah biasa bagi mereka karena setiap guru pasti akan meminta tolong pada anggota inti Science, terutama Pangeran. Bahkan, Pangeran pernah menuliskan soal ulangan matematika untuk kelas X.

"Bentar, ini gue nggak salah baca?" Pangeran tertawa kencang saat membaca jawaban dari adik kelasnya itu.

"Kenapa sih, Pan?" Nafis merasa terusik karena suara tawa Pangeran yang begitu menggema.

"Gue bacain biar kita ngakak berjamaah. Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan teori Big Bang? Big artinya besar dan Bang adalah panggilan untuk kakak laki-laki. Jadi, Big Bang adalah kakak besar." Pangeran geleng-geleng kepala dengan jawaban tersebut.

Mereka pun tertawa dengan keras mendengarnya. Sejak kapan teori Big Bang berubah menjadi kakak besar. Bagaimana bisa berpikir seperti itu. Kalau semua asal menjawab maka tidak akan ada penerus mereka untuk menjadi sang juara di olimpiade.

"Gila! Jangan-jangan mereka asal-asalan lagi jawab soalnya," kata Chandra langsung mengecek semua lembar jawaban adik kelasnya.

"Kalau di gue cuma ini doang sih yang nyeleneh." Pangeran sudah selesai mengoreksi.

"Di gue ada nih," ucap Rey terkekeh kecil.

"Bacain," suruh Nafis.

"Menurut saya besaran fisika itu tidak akan mampu mengukur seberapa besar kedalaman rasa cinta saya pada Kak Chandra! Titip salam buat Kak Chandra Budiman ya, Pak." Rey geli sendiri saat membacakannya lalu ia serahkan pada Pangeran.

Pangeran Mahardika ✅ [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang