Telah usai

58 5 20
                                    

22 Februari 2022 adalah hari yang sangat membahagiakan untuk Pangeran dan Rani. Sebentar lagi Pangeran akan mengikrarkan janji pernikahan. Acara akan dimulai pukul 09.00, di kediaman Tahta Brawijaya.

Sembari menunggu kedatangan pihak mempelai laki-laki. Rani menunaikan salat duha, empat rakaat. Setelah itu membaca Al-Qur'an, semoga Allah memberi kelancaran atas pernikahannya.

Rani tidak menyangka akan secepat ini menikah. Mungkin, umur 20 tahun terlalu muda untuk menjadi istri. Namun, Rani yakin bahwa ia mampu dan tentu saja dengan izin Allah.

"Anak Ibu." Dewi menghampiri Rani dan mengelus kepalanya dengan sayang.

Rani menutup al-quran lalu diletakkan pada nakas meja. Dia menatap Dewi yang tersenyum hangat kepadanya. Wanita separuh baya itu sangat bahagia sekali. Sebentar lagi Rani akan menjadi seorang istri dari Pangeran Mahardika.

"Ibu cuma mau kasih pesan buat Rani. Kalau sudah menjadi istri harus nurut apa kata suami. Bangun lebih awal, siapkan semua kebutuhan suami kamu. Berbakti kepada suami dan jangan pernah tinggikan suaramu di depannya," pesan Dewi sembari memeluk Rani.

"Iya Bu, doakan Rani. Semoga Rani dan Pangeran menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah," kata Rani.

"Ibu akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua," ujar Dewi lalu melepaskan pelukannya."Sekarang kamu make up dulu ya."

Rani tersenyum kemudian mengangguk semangat.

Disisi lain, Pangeran masih dalam perjalanan. Tak henti-henti ia membaca salawat dan doa agar Allah memberi kelancaran saat akad. Dia sudah menghapal ijab kabul dari minggu lalu.

Sedangkan, Chiko, Aji dan Nafis sedang sibuk mengurus persiapan pernikahan. Mereka mengatur semuanya, mulai dari katering, menyambut tamu undangan. Dan masih banyak lagi yang sedang mereka lakukan.

"Nina ke mana sih," kesal Aji karena sedari tadi Nina tidak muncul juga.

"Sabar napa," kata Nafis.

"Iya," sungut Aji.

___♡♡♡♡♡♡♡___

Setelah pembacaan ayat suci Al-Qur'an, khutbah nikah, sekarang giliran Pangeran menjabat tangan Tahta. Ia menghela napas pelan dan berdoa di dalam hati agar Allah beri kelancaran dalam mengucapkan ijab kabul.

"Ananda, Pangeran Mahardika bin Prabu Brawijaya. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak saya yang bernama Putri Maharani dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat dan emas dua ratus gram, dibayar tunai!" ucap Tahta.

"Saya terima nikah dan kawinnya, Putri Maharani binti Tahta Maharaja dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai!" Pangeran mengucapkan ijab kabul dengan lancar.

"Bagaimana para saksi?" Penghulu menoleh kepada saksi pernikahan Pangeran dan Rani.

"Sah," ucap mereka serempak lalu mengucap alhamdulillah.

Mendengar kata sah membuat Rani meneteskan airmata. Ia kini masih berada di dalam kamar. Lalu Dewi menuntun Rani keluar untuk menemui Pangeran. Jantung Rani berdegup kencang saat semua mata tertuju padanya.

Bibir Pangeran melengkung indah saat Rani duduk di sampingnya. Rani mencium takzim pungung tangan Pangeran. Sekarang mereka telah sah menjadi pasangan suami dan istri.

Setelah itu Pangeran memegang ubun-ubun kepala Rani lalu membaca doa dalam hati,"Allaahumma innii as-aluka khoirohaa, wa khoiro maa jabaltahaa 'alaihi, wa a'uudzu bika min syarrihaa, wa syarri maa jabaltahaa 'alaih."

Pangeran Mahardika ✅ [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang