Over Protective

61 15 8
                                    

Sekeras apapun kamu membela dirimu karena dianggap salah. Maka orang-orang akan berpikir kalau kamu sedang membantah.

__Putri Maharani__

________♡♡♡♡♡♡♡________

"Jangan-jangan apa?" potong Pangeran cepat.

"Jangan-jangan kalian berdua pacaran dan Rani pura-pura tidak tahu Pangeran karena ingin menutupi hubungan kalian," tuduh Aila.

"Berisik! Gue mau makan," balas Rani tak perduli dengan Aila yang menuduhnya."Tapi lo ngapain disini?"

"Mau ketemu Arsenlah," jawab Aila sembari memeluk lengan Arsen dengan cepat lelaki itu menepisnya.

"Kalian pacaran?" Rani pun penasaran akan hubungan mereka.

"Pernah pacaran sekarang mau balikan," kata Aila tersenyum bahagia.

"Dih ogah!" jawab Arsen merasa geli mendengar Aila minta balikan.

Rani hanya mengangguk lalu melanjutkan makan, dia menoleh ke Pangeran,"Makanannya enak, makasih ya."

Arsen melihat Rani tersenyum kepada Pangeran merasa kalau hatinya sakit sekali. Rani bahkan tak memperdulikan Arsen dari tadi. Dia malah asik makan sendiri tanpa mengajak Arsen. Laki-laki itu langsung merebut makanan yang sedang berada di tangan Rani. Kemudian memakannya sampai habis. Mereka tersentak melihat tingkah Arsen yang penuh dengan emosi.

Arsen tersedak, Rani buru-buru mengambil air mineral yang tadi dibawakan oleh Pangeran.

"Lo nggak bisa makan pelan-pelan, Sen." Rani memberikan minum kepada Arsen.

Setelah meneguk air itu Arsen menatap tajam Rani,"Lo ngapain makan berdua sama Pangeran. Pakai senyum-senyum segala."

"Ya memangnya kenapa? Nggak boleh!" Rani bingung kenapa Arsen semarah ini.

"Ya nggak boleh!" tekan Arsen.

"Kenapa? Toh juga kita berte-" ucapan Rani terpotong.

"Gue cemburu!" jelas Arsen.

Pangeran dan Aila saling tatap. Sedangkan mata Rani membulat. Perempuan itu sangat terkejut. Kenapa Arsen sangat jujur sekali. Jantung Rani berdegup kencang, ingin rasanya menghilang saat ini juga.

"Kalian berdua sana pergi sekolah," usir Arsen, emosinya masih meluap.

Pangeran meraih tasnya lalu dia resletingkan. Dia juga mendorong pelan Aila yang masih terkejut itu keluar dari ruang kamar VIP rumah sakit.

Rani sedikit bergeser untuk meraih satu kotak makanan lagi. Sama seperti tadi, nasi dan tumis kangkung udang. Kemudian Rani memberikan kepada Arsen.

"Makan, biar lo nggak marah-marah," ujar Rani.

"Lo yang bikin gue marah!" ketus Arsen.

"Lah? Salah gue apa?" Rani tak habis pikir dengan sikap Arsen yang kekanak-kanakan.

"Udah gue bilang kalau gue itu cemburu ngeliat lo sama cowok lain!" tegas Arsen lagi.

"Oh," jawab Rani singkat.

"Oh doang," lirih Arsen.

Mendengar itu Rani langsung tersenyum,"Terus gue harus gimana?"

"Aduh, kalian berdua kenapa berantem," timpal Dewi yang baru datang. Ia pulang sebentar untuk mandi dan menyiapkan makanan untuk Tahta.

"Ibu dari mana?" tanya Rani.

"Loh, emangnya Arsen nggak bilang kalau Ibu pulang sebentar." Dewi menaruhkan tote bag diatas loker.

Pangeran Mahardika ✅ [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang