Selamat membaca :)
____♡♡♡♡♡♡♡____
Prabu menatap nanar Sultan dengan mata berkaca-kaca. Dia tidak sanggup untuk mengatakan kalau Arsen telah koma. Rani semakin histeris, dia merasa sangat bersalah. Kalau saja Nina tidak mengatakan tentang Gabriel, sudah pasti Arsen tidak kepikiran.
Tidak hanya Pangeran, semua yang berada disana menitikkan airmata. Chandra yang biasanya sering melakukan hal konyol, usil dan lucu. Sekarang dia paling banyak menangis. Dia sangat dekat dengan Arsen, bahkan impiannya saja bisa ke negara kelahiran Arsen, Korea Selatan. Sedangkan Arsen ingin ke rumah Chandra yang ada di Bandung.
"Kalian boleh melihat keadaan Arsen. Tetapi, harus bergantian. Cukup dua orang saja," ujar Prabu.
Diawali dengan Sultan dan Chandra. Mereka hanya memandangi Arsen dengan oksigen terpasang di mulut dan beberapa alat rumah sakit berada di dadanya. Setelah itu Pangeran dan Rani, dilanjut sampai mereka semua menjeguk Arsen.
Bu Nikel mengabarkan kepada Pak Fatih selaku kepala sekolah National High School of Technology kalau Arsen koma. Mendengar itu mereka semua merasa sedih. Semua orang menantikan kabar Arsen, bahkan reporter saja datang untuk menanyakan informasi tentang Arsen. Maklumlah, sebagai anak direktur dan pembawa medali emas di olimpiade kimia. Arsen selalu saja dikejar-kejar wartawan.
Rey meminta Selasa untuk mengajak Rani kembali ke sekolah. Biar saja dia dan Pangeran yang menjaga Arsen disini. Rey khawatir hati Rani akan semakin terpuruk jika lama berada di rumah sakit.
Pangeran memberikan kunci mobilnya kepada Chandra untuk mengantar Rani, Selasa dan Bu Nikel. Chiko juga pamit seraya menepuk pelan bahu Pangeran, seolah mengatakan jaga Arsen baik-baik. Aji belum beranjak, dia masih duduk menatap nanar pintu UGD. Hingga, Nafis menuntun Aji untuk berdiri dan kembali ke sekolah.
Mereka semua pamit kepada Sultan dan Prabu. Dengan kaki lemas, wajah sembab, melangkah meninggalkan rumah sakit Brawijaya. Rani berharap Allah memberikan keajaiban dalam satu malam. Ada banyak impian yang Rani wujudkan bersama Arsen. Terutama memenangkan olimpiade kimia tahun 2018.
Chandra melajukan mobil dengan kecepatan rata-rata. Di sampingnya Bu Nikel dan bagian belakang ada Selasa dengan raut wajah yang sangat mencemaskan keadaan Rani. Semua akan baik-baik saja, itulah kalimat yang selalu mereka tancapkan dalam hati. Berkeyakinan kuat terhadap pertolongan Allah.
Sepeninggal mereka, Arsen sudah dipindahkan ke ruang VIP. Pangeran teringat dengan ucapan Arsen yang menurutnya hanya candaan,"Kalau gue koma berarti lagi simulasi meninggal. Jadi kalau gue bangun, lo harus ajarin gue sholat taubat nasuhah."
Ucapan Arsen dua minggu lalu begitu terngiang-ngiang dalam benaknya. Pangeran tidak tahu kalau itu sebuah isyarat dari Arsen. Dia melihat Rey menghampirinya membawa satu plastik berwarna putih berisikan roti dan minuman. Rey tahu kalau Pangeran pasti lapar sekali.
"Duitnya kurang," ujar Rey membuat Pangeran menghela napas. Kemudian merogoh saku celana untuk mengambil dompet dan memberikan satu lembar uang berwarna merah kepada Rey. "Terima kasih Bang, sisanya buat gue."
Rey berjalan cepat menuju kantin rumah sakit. Pangeran tidak terkejut dengan kelakuan adiknya. Selalu saja Rey mengambil uang sisa belanja. Setelah itu Rey tabung dan memberikan kepada orang yang sedang membutuhkan, seperti pengamen cilik, tukang sapu jalan, anak-anak jalanan serta masih banyak lagi. Kata Rey,"Bang Dika itu pelit. Jadi gue harus turun tangan buat sedekah."
"Gue nggak mau kehilangan lo Rey," gumam Pangeran seraya meraih roti kemudian memakannya.
___♡♡♡♡___
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Mahardika ✅ [ Sudah Terbit ]
Novela JuvenilPERINGKAT 1 DALAM KATEGORI SCIENCE🥇❤ Jangan lupa vote, komen dan share ya guys🌻 Sudah Terbit di Androve Publisher 💦 Terima kasih banyak! ••• National High School of Technology dipenuhi oleh murid cerdas, jenius dan kaya raya. Sekolah yang banyak...