Part ini mengandung bawang :)
____♡♡♡♡♡♡♡____
Pangeran tak sengaja melihat Rani dan Arsen berselisih hanya karena cerita dari Nina yang belum tentu benar. Mungkin saja Gabriel menyukai Rani, lebih tepatnya tulisan Rani. Kenapa Arsen begitu marah, sedangkan sudah jelas yang disukai Rani adalah Saraga Arsenio.
"Dia cuma baca ceritaku Sen," kata Rani dengan penuh penekanan agar Arsen paham.
"Iya, apa nggak ada orang lain yang bisa baca cerita kamu," balas Arsen.
"Ada, tapi mungkin dia termasuk pembaca setiaku." Rani sedikit geram dengan Arsen, dia cemburuan, tampan, dan baik hati. Tetapi, dia lelah jika selalu dituduh seperti ini. Kapan Arsen percaya dengannya.
"Aku nggak mau dia suka sama kamu karena baca cerita wattpadmu," ujar Arsen lalu menyenderkan punggungnya pada dinding kelas XII-02.
"Pembaca itu mencintai tulisannya bukan penulisnya," kata Rani tidak mau Arsen terlalu memikirkan sesuatu yang belum jelas.
"Tapi, hanya karena sebuah tulisan, pembaca juga bisa jatuh cinta sama penulisnya," ucap Arsen membuat Rani mematung."Aku mau kamu berhati-hati. Kita nggak tahu apa isi hati orang lain. Nggak selamanya aku ada untuk ngelindungin kamu."
Rani tak dapat berkata-kata lagi. Dia seakan lemas, Jangan sampai Arsen tahu kalau jantungnya berdebar-debar. Rani merasa begitu dilindungi oleh Arsen yang mengklaim dirinya sebagai pacar.
"Aku ke kelas dulu," kata Arsen mengelus sebentar kepala Rani.
Rani memegang kepalanya yang baru saja di elus oleh Arsen. Dia tersenyum seraya menatap punggung gagah Arsen. Ingin rasanya Rani berlari lalu memeluk Arsen dari belakang. Tetapi, dia sadar kalau itu hanya mimpi dan tidak akan pernah terjadi. Itu hanya berlaku pada suaminya kelak.
"Ee, tunggu dulu," seru Rani kepada sosok lelaki yang baru saja melewatinya.
"Kenapa?" tanyanya menoleh kepada gadis berambut hitam panjang bagian bawahnya bergelombang. Diberi dua jepit berbentuk pita disisi kanan.
"Nggak jadi," kata Rani, setelah dipikir-pikir dia tidak perlu memberitahu Pangeran. Semoga Arsen baik-baik saja.
"Ya sudah." Pangeran pun masuk ke kelasnya, XII-01.
_____♡♡♡♡♡♡♡_____Perasaan Pangeran tak karuan, hatinya benar-benar gelisah. Berulang kali ia menulis materi biologi yang di terangkan Pak Raden. Dia menoleh Arsen yang sedang tertidur. Pak Raden tidak marah karena Arsen sudah meminta izin karena kepalanya sakit.
Pangeran menyuruh Arsen untuk ke uks saja. Tetapi Arsen menolak karena dia masih ingin merasakan suasana belajar di kelas. Sampai pelajaran selesai pun Arsen masih memejamkan mata. Chiko tidak tega untuk membangunkannya karena Arsen terlalu pulas.
"Pan, Arsen benaran tidur, kan?" tanya Chiko khawatir, jangan sampai apa yang ia dia pikirkan benar."Sumpah, gue jadi takut."
"Nggak usah mikir yang aneh-aneh," tegur Pangeran lalu menghampiri Arsen untuk memastikan.
Tangan kekar Pangeran memegang bahu Arsen. Tidak ada respon dari sang pemiliknya. Pangeran memanggil Arsen pun tak menyahut. Dia memberi kode kepada Chiko untuk melihat keadaan Arsen. Viona terpekik ketika melihat darah segar keluar dari hidung Arsen.
"Tisu mana tisu!" seru Chiko sangat panik, dia buru-buru menarik beberapa lembar tisu yang diberikan oleh Bella. Lalu mengelap hidung Arsen dan menyumpalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Mahardika ✅ [ Sudah Terbit ]
Teen FictionPERINGKAT 1 DALAM KATEGORI SCIENCE🥇❤ Jangan lupa vote, komen dan share ya guys🌻 Sudah Terbit di Androve Publisher 💦 Terima kasih banyak! ••• National High School of Technology dipenuhi oleh murid cerdas, jenius dan kaya raya. Sekolah yang banyak...