Pangeran menoleh kepada Rani yang terlihat begitu lesu. Padangan Rani lurus ke depan, mimpi itu selalu berputar-putar di kepala. Meskipun Pangeran masih bernapas, tetapi tetap saja dia takut. Bagaimana kalau Arsen memang ingin membawa Pangeran pergi.
"Lo nggak pergi, kan?" perasaan Rani sangat gelisah.
"Ra, percaya sama gue. Mimpi lo tadi nggak bakal jadi kenyataan. Gue nggak bakal ninggalin lo!" tegas Pangeran.
"Lo sayang sama gue nggak, Pan?" tanya Rani menatap Pangeran yang sedang memegang stir mobil.
Pertanyaan macam apa ini? Jelas saja Pangeran sayang dengan Rani bahkan lebih daripada diri sendiri. Dan apa yang membuat Rani bertanya tentang perasaan Pangeran. Apakah Rani sudah mulai membuka hati.
"Lo kan sahabat gue, Ra. Jadi sudah seharusnya sayang sama lo," jawab Pangeran sambil tersenyum tipis.
Rani tahu Pangeran berbohong. Surat yang Arsen tulis untuk Pangeran sudah dia baca. Dia sangat terharu, sebegitu terlukanya menjadi Pangeran. Bahkan rasa cinta Pangeran lebih besar daripada Arsen. Rani bergeming saat Pangeran sudah menjalankan mobil.
"Langsung pulang atau jalan-jalan dulu?" Pangeran akan senang kalau jawaban Rani opsi kedua.
"Pulang," kata Rani.
Pangeran tersenyum getir karena tidak bisa berlama-lama dengan Rani. Namun, dia senang karena ini adalah pertama kalinya mengantar Rani pulang.
"Pan, lo pernah suka sama cewek nggak?" tanya Rani.
Butuh waktu lama untuk Pangeran menjawab pertanyaan Rani. Karena dia sendiri bingung harus berkata seperti apa. Perempuan yang ia suka hanya satu dan itu adalah Rani.
"Pernah," jawab Pangeran tanpa menoleh Rani."Tapi cinta gue bertepuk sebelah tangan."
"Kenapa lo bilang begitu? Seharusnya lo ungkapin dulu baru bisa tau bertepuk sebelah tangan apa nggak." Rani berusaha memancing Pangeran agar mengungkapkan perasaannya.
"Ya karena hatinya sudah ada penghuni," ujar Pangeran seraya mengingat Rani bersama dengan Arsen."Dan gue nggak ada celah buat masuk."
Rani mengerti apa yang dimaksud oleh Pangeran. Perasaan Rani sekarang memang masih untuk Arsen. Tetapi, seiring berjalannya waktu rasa sayang itu hadir untuk Pangeran.
"Gue mau ke makam Arsen," ujar Rani.
__♡♡♡♡♡♡♡__Rani terlebih dahulu masuk ke pemakaman umum kota Jakarta. Pangeran masih memarkirkan mobil. Dia menangis ketika melihat makam Arsen penuh dengan bunga yang sangat indah. Rani meletakkan buket bunga dekat dengan batu nisan.
"Assalamualaikum, apa kabar Arsen?" Rani mengusap nama Arsen yang terukir di batu nisan."Ini aku Putri Maharani perempuan yang sangat terpukul karena kepergianmu, Saraga Arsenio. Jika dua tahun yang lalu aku langsung mencari keberadaanmu. Mungkin pertemuan kita nggak sesingkat ini. Kamu tau apa yang paling menyakitkan? Aku pikir kamu menyembuhkanku. Tapi nggak, kamu malah makin membuatku hancur."
Air mata Rani tumpah dan tak terbendung lagi. Dia benar-benar terluka karena Arsen dan Pangeran memiliki perasaan yang sama untuknya,"Aku masih bisa tersenyum karena Pangeran Mahardika begitu menjagaku sesuai keinginanmu. Sampai kapanpun sosok dirimu nggak bisa digantikan oleh Pangeran Mahardika. Kamu tahu kenapa? Karena aku sangat mencintaimu, Saraga Arsenio. Jika ada yang minta aku buat buka hati. Aku akan minta izinmu dulu."
Badan Rani bergetar hebat, ia teringat masa-masa saat bersama Arsen,"Kamu dan Pangeran punya tempat yang berbeda di hatiku. Kamu adalah cinta pertamaku dan Pangeran akan menjadi cinta terakhir di hidupku. Dan kalian berdua itu sama, sama-sama aku cintai. Aku minta izin untuk memberikan cintaku ini kepada Pangeran Mahardika."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Mahardika ✅ [ Sudah Terbit ]
Teen FictionPERINGKAT 1 DALAM KATEGORI SCIENCE🥇❤ Jangan lupa vote, komen dan share ya guys🌻 Sudah Terbit di Androve Publisher 💦 Terima kasih banyak! ••• National High School of Technology dipenuhi oleh murid cerdas, jenius dan kaya raya. Sekolah yang banyak...