Ekstra Part 2

61 9 0
                                    

Alkana menghampiri Rani yang sedang memasak sup ayam di dapur. Anak itu bosan bermain sendirian di kamar. Kalau Pangeran ada mungkin dia tidak akan bosan. Sekarang, ayahnya masih mengajar di National High School of Technology.

"Bundaku yang cantik," kata Alkana sembari memeluk lengan kiri Rani.

"Kenapa Sayang?" Rani membenarkan kuncir rambut putrinya.

"Bunda, kenapa Ayah sering panggil Kana, Ya Bunayya?" tanya Alkana.

"Karena itu panggilan kesayangan dari Ayah untuk Kana. Ya Bunayya itu artinya wahai anakku," kata Rani.

"Seperti Bunda yang selalu panggil Ayah, Ya Albi. Terus Ayah panggil Bunda, Zaujati. Ya albi sama zaujati itu artinya apa, Bunda?" ujar Alkana selalu mendengar sebutan pasangan suami-istri itu.

"Iya Sayang. Ya albi itu wahai hatiku kalau zaujati itu artinya istriku." Rani mencium pucuk kepala Alkana sambil membaca doa untuk sang anak.

"Oh gitu ya Bunda," ujar Alkana lucu.

Rani tersenyum lalu mematikan kompor. Sup ayam sudah siap disajikan. Tinggal tunggu Pangeran kemudian makan bersama.

"Bunda," panggil Alkana.

Gadis berumur lima tahun itu bahagia sekali ketika memanggil Rani. Dia menerima kasih sayang dari seorang ibu dan ayah yang sangat luar biasa.

"Apa Sayang?" Rani mendekati Alkana yang duduk di meja makan.

"Ayah kapan pulang sih, Bun?" Alkana kesal sendiri karena ia ingin bermain dengan Pangeran.

Rani terkekeh geli,"Sabar, sebentar lagi ayah pulang."

Rani mengajak Alkana untuk menunggu Pangeran dari teras depan sambil menghirup udara segar. Biasanya, Pangeran pulang tepat pukul 12.00 wib. Sebentar lagi pasti laki-laki yang mereka cintai itu datang.

Tak berselang lama, mobil Pangeran memasuki pekarangan rumahnya. Alkana berteriak senang ketika Pangeran keluar sambil menjinjing tasnya.

Rani menyalami Pangeran begitu pula dengan Alkana. Laki-laki itu mencium istri dan anaknya secara bergantian. Baru pergi sebentar saja, hati Pangeran sangat rindu dengan mereka.

"Ayah kok lama banget sih," kesal Alkana.

"Kenapa? Alkana kangen banget sama ayah ya?" goda Pangeran kemudian mengandeng Alkana masuk ke rumah.

"Alkana mau ketemu sama Abang Adnan, Nayla sama Alpha," rengek Alkana.

"Iya, iya." Pangeran pun setuju, ia sudah lama tidak bertemu mereka.

"Hore." Alkana langsung memeluk Pangeran dari samping.

Rani tersenyum melihat keharmonisan keluarga kecilnya. Pangeran sangat penyayang dan tulus. Dia bersyukur karena telah Allah berikan jodoh seindah Pangeran.


___♡♡♡♡♡♡♡___

"Ya Bunayya," kata Pangeran ketika Alkana merengek meminta es krim tengah malam."Ini udah malam, besok aja ya."

"Nggak mau! Kana maunya sekarang Ayah." Kana terus saja menangis padahal sudah digendong Pangeran.

"Sayangnya Bunda, nurut apa kata Ayah ya." Rani ikut membujuk Alkana.

"Tapi, Kana mau es krim," pinta Alkana lagi.

"Alkana Delta Izzatunnisa, nama yang cantik. Anak cerdas dan baik hati." Perkataan Pangeran membuat Alkana berhenti menangis.

Pangeran mendudukan Alkana di kasur,"Sekarang anak Ayah yang cantik ini harus tidur."

"Nggak mau!" tolak Alkana padahal jam sudah menunjukkan pukul 12.00 wib.

"Sayang, tidur ya. Nanti Bunda temenin," bujuk Rani.

Alkana akhirnya mengangguk. Dia juga sudah mengantuk sekali. Rani pun menuntun Alkana untuk merebahkan tubuh di kasur.

"Baca doa dulu Sayang," suruh Pangeran.

Anak dan istrinya manut.

Pasangan suami-istri itu malam ini tidur di kamar Alkana. Untuk berjaga-jaga kalau nanti Alkana terbangun. Pangeran berdoa di dalam hatinya, semoga selamanya dia akan bersama dengan Rani dan Alkana sampai surga.

Rani istri yang sangat ia cintai. Alkana adalah buah hati mereka, dibesarkan dengan kasih sayang dan keimanan. Pangeran berjanji akan selalu menjaga Rani dan Alkana.

____♡♡♡♡♡♡♡____

Ekstra Partnya selesai sampai di sini

Mungkin akan lebih panjang di versi novel

Tolong doa, semoga Pangeran Mahardika bisa terbit

Aamiin Ya Allah🤲🤲

Yok bantu vote, komen dan share

Terima kasih banyak🙏🙏

Sampai berjumpa di cerita Dandelion🤗🤗

Pangeran Mahardika ✅ [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang