Masalah Baru

27 11 4
                                    

Selamat membaca :)

____♡♡♡♡♡♡♡_____

Bel istirahat pertama pukul 10.00 wib, surga bagi semua pelajar. Harumnya kuah baso, jus buah yang manis, telur gulung dikasih bumbu keju dan balado sangat menggiurkan. Semua makanan itu akan mereka temukan di kantin SMA Technology Pada jam 12.00 wib nanti mereka akan makan siang yang telah disediakan oleh pihak sekolah.

"Lo mau pesan apa Ra?" tanya Selasa.

"Telur gulung bumbu balado aja Sel," jawab Rani.

Selasa pun memesan telur gulung dan Baso untuknya. Hal yang paling Selasa syukuri adalah Rani tidak memiliki perasaan terhadap Rey. Sekarang Selasa bisa lebih leluasa untuk mendekati Rey. Dahalu dia selalu mengira kalau Rani juga menyimpan rasa untuk Rey. Tetapi, saat Rani memberi pengakuan kalau menyukai Arsen, Selasa merasa lega.

"Beli baso mulu Sel," celetuk Aila yang baru saja gabung bersama Rani dan Selasa.

"Terserah gue dong," ujar Selasa menerima semangkuk baso dari pelayan kantin.

"Mbak, gue pesan mie ayam ya," kata Aila, pelayan itu pun mengangguk.

"Wah, enak banget nih makan telur gulung," ucap seseorang kemudian mencomot satu tusuk telur gulung dan duduk di kursi yang masih kosong.

"Telur gulung gue," desis Rani kepada Chiko yang dengan santai mengambil makanan kesukaannya.

"Kenapa sih, pelit amat jadi orang." Chiko mencomot telur gulung untuk kedua kalinya.

"Tumben lo sendirian?" Biasanya Selasa melihat Chiko kalau ke kantin bersama dengan teman-temannya.

"Lagi pada ngantri di toilet," jawab Chiko.

"Ngapain?" tanya Rani, lagian ada-ada saja ke toilet berjamaah.

"Kepo amat lu Ra, ya lagi setoranlah," kata Chiko mengambil botol air mineral yang sudah disediakan kantin di atas meja.

"Maksud gue, kok bisa kebelet berjamaah." Rani sedikit terkejut dengan tingkah laku teman barunya.

"Hello guys," sapa Chandra kepada seluruh penghuni kantin."Perkenalkan nama gue Chandra, manusia tampan berkarisma."

"Pan, gue malu punya teman kayak Chandra," ucap Arsen sudah cukup lelah dengan kelakuan Chandra.

"Apalagi gue Sen," balas Pangeran menunduk seraya memegang pelipisnya untuk menutupi rasa malu.

"Si Aji masih rapat juga," kata Rey tidak melihat batang hidung Aji di kantin.

"Biasalah ketos baru," ujar Nafis tersenyum tipis, dia senang kalau Aji dan Nina semakin dekat.

Mereka berlima melangkah menuju meja yang berada di samping Chiko. Memesan makanan dan minuman yang enak. Sementara Aji masih berada di ruang osis menyelesaikan tugas-tugasnya.

"Lo kenapa ngabisin telur gulung gue," marah Rani lalu menjambak rambut Chiko dengan kuat."Gue nggak mau tahu, lo harus ganti!"

Rani dan Chiko memiliki kesamaan yaitu pencinta telur gulung. Mereka selalu bergaduh kalau soal makanan. Padahal bisa beli masing-masing tidak perlu rebutan. Rey dan Selasa sudah terbiasa melihatnya. Sebentar lagi mereka akan baikan.

"Berapa sih, cuma sepuluh ribu doang," ujar Chiko enteng.

Mendengar Chiko menyepelekan uang, Rani serasa ingin menonjoknya. Sepuluh ribu itu sangat berharga bagi Rani,"Walaupun sepuluh ribu, tapi duit itu gue dapat dari nulis cerpen!"

Rani adalah seorang penulis pemula, ia belajar menulis dengan baik dan benar dari internet dan buku penulis lain. Ditambah lagi ada aplikasi yang bernama wattpad. Suatu hari ada lomba menulis cerpen dan dia mendapat harapan 2. Tentu saja juara pertama mendapat lebih baik. Tetapi, tetap bersyukur karena bisa menang.

Pangeran Mahardika ✅ [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang