BAGIAN 6

41 5 0
                                    

"Turunkan nada bicaramu itu, Nona. Ingatlah aku di sini sebagai apa," ucap Easter dengan tegas.

Mendengar teguran itu membuat Vele tak suka. Bahkan gadis ini dengan terang-terangan memandang Easter penuh persengitan.

"Untuk apa aku harus bersikap baik kepada orang kejam dan egois seperti dirimu? Bahkan aku tidak peduli kalaupun kamu adalah raja di sini. Karena bagiku kamu tak lebih dari sekedar pria egois."

Entah sudah berapa kali Vele mengucapkan kata egois hari ini. Satu kata itu benar-benar melekat pada diri Easter pada pandangan Vele sendiri.

Easter mengembuskan napasnya berkali-kali. Mate nya ini benar-benar menguji kesabaran. Tentu ia harus mengontrol diri. Melihat sikap Easter yang tak biasa membuat Jake tak paham. Biasanya pria itu akan marah jika ada orang yang dengan sangat berani merendahkan dirinya. Bahkan kata 'mati' terasa mudah untuk dikatakan.

"Beri aku satu alasan untuk menghapus peraturan itu, Nona," balas Easter.

"Orang tuaku sudah berpisah selama dua puluh tahun lamanya. Apakah sedikit pun hatimu tak tergerak? Bahkan selama dua puluh tahun juga aku hidup tanpa serorang ayah. Itu hanya keluargaku yang mengalaminya. Bagaimana dengan orang lain? Karena peraturanmu itu pasangan yang harusnya hidup bersama malah harus terpisah."

"Tunggu dulu. Orang tuamu? Orang tua kalian? Berasal dari bangsa mana?"

"Ayah dan saudaraku berasal dari bangsa werewolf, sedangkan aku dan ibu adalah seorang wizard."

"APA?! Berani-beraninya mereka mengkhianatiku!" pekik Easter dengan suara tinggi. Vale nampak meringis, pastinya sang raja akan marah besar ketika tahu kedua orang tuanya berani melanggar peraturan yang ia buat.

"Jake! Cari mereka dan bawa segera ke hadapanku!" perintah Easter kepada bawahannya.

Vele melotot dan terlihat panik begitu juga dengan Vale. "Tunggu. Tunggu. Untuk apa kamu mencari orang tuaku?" sergah Vele cepat. Jake tak jadi untuk pergi.

"Tentu saja ada hukuman bagi siapa saja yang melanggarnya," jawab Easter dengan tenang.

"Hukuman apa yang akan mereka dapatkan, Raja?" tanya Vale yang akhirnya mengeluarkan suaranya sekarang.

"Mati."

"TIDAK!" seru Vele cepat. Pandangan gadis ini benar-benar tak bersahabat kepada Easter. Tentu pria ini juga tak peduli dengan hal itu. "Jika kamu berani melukai atau membunuh mereka, maka langkahi dulu mayatku," lanjutnya.

Senyum semirik terpatri tepat di wajah Easter. Membunuh Vele, apakah dia terlihat bodoh?

"Raja ... maafkan kami sebelumnya. Bisakah kita bicarakan semuanya baik-baik? Saya mohon jangan hukum mati orang tua kami," pinta Vale. Hanya ini yang bisa ia lakukan.

Melihat tindakan Vale membuat sang kembaran menjadi geram. "Vale, untuk apa kamu memohon kapada pria jahat ini? Kita tidaklah salah, kita hanya menuntut keadilan di sini," sergah Vele.

Vale merasa kembarannya sudah bertindak berlebihan dan tak menghormati raja sama sekali. "Vele sudah cukup. Kamu sudah keterlaluan. Seharusnya kita tak di sini. Sudahlah, cepat minta maaf dan kita segera pulang," titah Vale tegas. Ternyata gadis ini bisa bertindak tegas juga, tetapi yang namanya Vele pasti tak terpengaruh sama sekali.

"Maaf, Raja. Kalau bisa saya beri saran, bagaimana jika saya mencari kedua orang tua mereka untuk menyelesaikan semuanya dengan baik-baik. Misal sebagai hukumannya adalah mereka tak boleh bertemu seumur hidup mereka," papar Jake.

Vele memandang Jake tak suka. Ide pria itu benar-benar buruk, tetapi bagi Vale ini lebih baik dari pada mereka tiada.

"Apakah kau bisa menjamin mereka tak akan diam-diam untuk bertemu, Jake?"

DOUBLE V ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang