Vele terlihat bersama dengan kembarannya di taman kerajaan vampir. Keduanya tak dijiinkan pergi karena di istana juga masih ada Albus dan Cale.
"Jangan bersedih terus. Syukuri apa yang ada. Setidaknya ayah dan ibu masih sehat-sehat di sana," kata Vale yang selalu sabar dalam menghadapi segala hal.
"Aku hanya kasihan kepada orang tua kita, Vale. Mereka sudah tua, kenapa harus ditempatkan di sana? Kalau saja aku bisa menggantikan mereka, maka aku akan lakukan sejak kemarin."
Vale tersenyum, cinta Vele terhadap keluarganya begitu besara. Dengan gerakan lembut, Vale menggenggam tangan Vele yang sedikit dingin karena udara hari ini. "Bagaimana hubunganmu dengan raja?" tanyanya yang tentu saja pasti ia sudah tahu jawaban dari ini semua. Dan ekspresi kurang suka dari topik pembicaraan mereka terpampang jelas di wajah Vele.
"Tidak ada apa pun. Aku sejak awal sudah menolak pria itu. Dia sangat jahat dan tak berperasaan kepada keluargaku."
"Jangan hukum dirimu sendiri, Vele. Dan jangan hukum dia juga. Kamu harusnya bersyukur dipertemukan dengan raja. Dibandingkan aku yang sama sekali belum menemukan mate ku."
Vele menatap sang kembaran dengan sedih. Dia memberikan pelukan hangat yang singkat untuk Vale. "Aku selalu berdoa agar kamu cepat dipertemukan dengan mate mu, Vale. Semoga kamu mendapat mate yang baik hati dan tidak kejam seperti raja di sini."
"Ekhem!"
Dehaman keras yang berasal dari belakang tubuh Vele membuat keduanya menoleh. Di sana berdiri seorang pria dengan aura yang kuat. Vele dan Vale berdiri. Vale sedikit menunduk untuk menghormati rajanya. Sedangkan Vele nampak biasa saja.
"Kamu ikut aku sekarang," perintahnya pada Vele seorang.
"Tidak mau. Aku ingin menemani Vale," tolak gadis ini mentah-mentah. Sikap keras kepalanya datang lagi.
"Vele. Ikutlah dengan, Raja. Aku akan duduk di sini menikmati taman yang indah ini," sela Vale menyudahi persitegangan keduanya. Vele tersenyum kecut, terpaksa dia mengangguk dan setuju.
Easter berbalik dan berjalan pergi. Vele mengikutinya dari belakang dengan langkah yang bisa dibilang ogah-ogahan. Vale menggeleng-geleng melihat saudaranya itu.
Easter membawa Vele ke bagian istana sebelah timur. Tentu dia belum pernah ke tempat itu. Istana sebelah timur memiliki suasana yang sedikit berbeda.
"Tempat apa ini?" tanya Vele dengan mata yang bergerak ke sana ke mari sembari berjalan mengikuti Easter juga.
"Ini adalah rumah tinggal ayah dan ibuku dulu."
Vele mengangguk paham. Pantas saja suasannya tidak segelap di tempat Easter tinggal. "Untuk apa kita ke sini?" tanya gadis ini lagi.
"Menjelaskan pekerjaanmu," jawab Easter singkat.
"Pekerjaan?"
Easter membuka pintu besar tanpa penjagaan. Sebenarnya di sebelah sini minim penjaga. Vele memasuki ruangan yang baru saja pria itu buka. Seketika gadis ini menganga, memandang takjub apa yang ada di depannya. Ini tidak pernah ia lihat ssbelumnya. Buku-buku berjejer rapi di rak-rak buku yang bisa dibilang jumlahnya banyak.
Easter yang menangkap ekpresi terkejut sekaligus takjub itu tersenyum kecil. Dia sengaja membawa Vele ke sini agar gadis itu tidak bosan dan banyak menghabiskan waktu membaca agar tak selalu terpaku memikirkan kedua orang tuanya.
"Ini milikmu?" tanya Vele. Yang ia maksud adalah tempat ini.
"Ibulah sang pemilik buku-buku itu."
Vele tampak tak percaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE V ✔
FantasíaKarena sebuah peraturan dari raja vampir membuat Vele dan Vale harus hidup terpisah selama dua puluh tahun lamanya. Tak ada yang tahu jika masing-masing dari mereka memiliki takdir yang saling terikat, hingga keduanya dipertemukan dalam peristiwa ya...