BAGIAN 36

10 1 0
                                        


Keesokan harinya Jake menemui Easter lagi di ruangannya.

"Ada apa?" tanya sang raja.

"Semalam saya melewati kamar gadis itu, Raja. Tanpa sengaja saya mendengar dia sedang berbicara bersama seseorang," ungkap Jake membuat atensi rajanya tertuju pada pria itu. "Tapi saya sengaja tak menegurnya karena mungkin itu Gerry. Bisa saja mereka diam-diam sering bertemu ketika malam."

"Kau menghilangkan kesempatan untuk menangkap Gerry, Jake," tegur Easter. Padahal kalau saja Jake lebih berpikir pendek, dia bisa saja saat itu menangkap basah keduanya. Namun, Jake memiliki pemikiran lainnya.

"Maaf, Raja. Mereka bermain secara diam-diam di belakang kita. Saya berpikir, alangkah lebih baik jika kita ikut dalam permainan ini. Mungkin ini akan sedikit menarik," seloroh Jake.

Easter mengembuskan napas beratnya. Jake bisa berpikir begitu karena tak ada yang ia khawatirkan. Bagaimana dengan Easter? Yang dia khawatirkan adalah keselamatan Vele. Entah sejak kapan Easter mulai bergantung pada keberadaan pasangannya itu.

"Apakah Anda memikirkan Ratu?" tebak Jake. Tentu saja pria ini menjadi paham apa kegelisahan rajanya. Easter mengangguk. "Untuk Ratu, saya yakin tak akan ada terjadi hal buruk padanya, Raja. Seperti terakhir kali Gerry membawanya, Ratu kembali dengan keadaan baik-baik saja."

Easter menutup kedua matanya, dia pusing. "Bagaimana jika Anda segera melakukan pernikahan dengan Ratu sehingga Anda cepat mengklaimnya," usul Jake membuat Easter langsung membuka matanya. "Maafkan saya, Raja. Tetapi, jika keadaan seperti ini menurut saya pernikahan benar-benar harus terjadi," lanjut Jake.

Nampak Easter yang terdiam. "Apa kau yakin? Bukankah kesepakatan awal kita akan menyelidiki Vale lebih dulu?"

"Saya rasa pernikahan Anda lebih penting, Raja. Sebelum Ratu menjadi incaran mereka, alangkah lebih baik Anda cepat mengklaim beliau. Ini juga memudahkan Anda untuk memantau keadaan Ratu," terang Jake. Masuk akal. Easter juga memikirkan hal tersebut.

"Baiklah, Jake. Aku akan segera menikah. Bisakah kau membantuku menghubungi semua orang dan memerintahkan para maid untuk bersiap?" putus Easter.

Jake menunduk hormat. "Baik, Raja. Akan saya lakukan," jawab Jake yang segera pergi meninggalkan rajanya. Easter pun tersenyum sembari membayangkan hari pernikahan itu datang.

Vele yang sedang menyisir rambutnya dikejutkan dengan kedatangan Easter ke dalam kamar. Pria tersebut langsung menghampiri sang mate. "Cantik." Satu kata itu keluar begitu saja dari mulut Easter. Hal ini membuat pipi Vele memerah karena malu.

"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Vele menutupi kegugupannya.

"Ada yang ingin aku bicarakan," ungkapnya. Vele meletakkan sisirnya, kemudian berdiri sembari menatap Easter penuh.

"Ada apa?" tanya gadis itu.

"Aku sudah putuskan kita akan menikah dalam waktu dekat," ungkap Easter sembari menampilkan senyum bahagianya. Namun, tampak Vele yang terkejut di sana.

"Ka-kamu seriusan?" tanya gadis itu memastikan. Easter mengangguk. Vele langsung memeluk tubuh mate nya saat itu juga. Hal yang sama juga dilakukan oleh Easter.

"Kamu senang?"

Vele mengangguk penuh bahkan sudut bibirnya pun terangkat ke atas. Tentu saja dia senang karena pada akhirnya penantiannya selama ini akan benar-benar terwujud. "Sebelum itu aku akan mengumumkan perihal penghapusan peraturan itu," kata Easter.

Vele melepaskan diri menatap pria itu penuh. Tentu saja Easter akan menepati janjinya. "Kamu mau menemaniku tidak?" tanya Easter.

"Tentu saja aku mau," jawab Vele.

DOUBLE V ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang