BAGIAN 5

46 6 0
                                    


Keesokan harinya seperti kesepakatan jika Vele dan Vale akan bertemu di rumah pohon. Vale datang pertama kali, beberapa saat kemudian menyusul Vele yang datang sembari membawa kotak makanan.

"Ibu menyuruhku membawa ini untuk bekal kita," terang Vele. Vale pun mengangguk paham dan langsung menyimpan makanan itu untuk makan siang nanti.

"Vale. Aku sudah memikirkan ini sejak kemarin. Aku benar-benar ingin menemui raja vampir," kata Vele langsung tanpa berbasa-basi lagi. Tentu pernyataan gadis ini membuat sang kembaran tak habis pikir dengan jalan pikiran Vele.

"Ayah sudah bilang untuk jangan melakukan itu, Vele. Aku takut keadaannya makin buruk nanti," kata Vale. Vele tahu sedikit demi sedikit sifat sang kembaran yang selalu patuh terhadap peraturan. Berbeda sekali dengan dirinya.

"Vale, coba kamu pikirkan jika di masa depan nanti kamu memiliki mate dari bangsa lain? Apakah kamu akan tetap melaksanakan peraturan itu dan terus hidup sendirian seumur hidupmu? Apakah Cesse bisa menerima takdir itu?" tutur Vele.

Vale pun terdiam. Pertanyaan Vele membuat dirinya menjadi sedikit goyah. "Apakah kamu mau bernasib sama seperti kedua orang tua kita? Dan mengorbankan anakmu juga," lanjut Vele yang terus menekan sang kembaran. Vele memiliki trik sendirian bagaimana mendesak seseorang agar mau mengikuti apa yang ia mau. Terdengar egois memang.

"Aku tidak mau itu terjadi, Vele," jawab Vale akhirnya. Vele mengangguk setuju.

"Untuk itulah kita harus bertindak cepat. Bukan hanya untuk ayah, ibu dan kita, tetapi ini semua demi seluruh makhluk yang memiliki mate berbeda bangsa. Keadilan harus kita tegakkan bukan?" papar Vele. Sekali lagi Vale mengangguk setuju, Vele senang akhirnya sang kembaran setuju dengan pendapatnya.

"Ayo, kita berangkat sekarang dan temui raja," ajak Vele yang langsung berdiri dari tempatnya.

"Kita ke kerajaan vampir hari ini?" tanya Vale yang mengikuti sang kembaran turun dari rumah pohon.

"Ya, lebih cepat lebih baik, Vale. Lagi pula kita akan cepat sampai ke sana karena ada Cesse yang berlari sangat cepat," jawab Vele.

Vale pun setuju-setuju saja. Gadis ini segera bertukar shift dengan Cesse. Vele pun dengan cepat menaiki punggung serigala ini. Dan seperti kata Vele jika Cesse berlari dengan cepat. Ini hanya membutuhkan beberapa menit untuk sampai di kerajaan vampir.

Di kerajaan tempat Easter memimpin tengah terjadi suasana yang penuh ketegangan. Sang penguasa nampak murka ketika mendengar warganya mati karena diserang oleh vampir brutal itu lagi. Easter kesal karena belum menemukan siapa dalang di balik ini semua.

"Jake! Cepat selidiki ini semua. Dalam beberapa minggu aku mau pengacau itu dibawa ke hadapanku dalam keadaan hidup atau mati terserah," perintah Easter. Hidup atau mati dia pun tak peduli. Jake membungkuk dan undur diri bersama prajurit lain yang sering bersamanya.

"Bukankah Raja akhir-akhir ini sering marah-marah?" kata salah satu dari mereka dengan berani membicarakan Easter.

"Itu semua karena Raja belum menemukan Ratunya. Kalau saja kita memiliki Ratu, pasti Raja tak akan sekejam ini," balas pria satunya lagi.

Jake memberhentikan langkahnya, sejak tadi dia hanya diam mendengar obrolan keduanya. Jake menatap dua pria ini dengan penuh. "Bagaimana dengan pencarian kalian? Apakah kalian sudah menemukan di mana rumah gadis yang kita temui di hutan itu?" tanyanya.

"Maaf, Jake. Aku sudah ke wilayah werewolf, tetapi tidak menemukannya."

"Aku juga. Aku sudah ke daerah wizard tetapi sepertinya gadis itu tak tinggal di sana," jawab mereka masing-masing.

DOUBLE V ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang