Pagi harinya Vele dibangunkan oleh suara burung. Hal yang sangat jarang terjadi ada burung yang hinggap di balkon kamar miliknya.
Wanita ini pun mulai merenggangkan tubuhnya, tetapi tiba-tiba dia mengaduh sembari menutupi bagian bawahnya yang tertutupi selimut. Sekelebat kejadian kemarin dan kegiatan dia bersama Easter hinggap di pikirannya. Wajah Vele merona mengingat kejadian itu.
Vele berbalik dan terkejut melihat Easter di sampingnya yang masih menutup matanya alias tidur. Mungkin pria ini sama lelahnya seperti Vele sekarang. Tak mempedulikan Easter, wanita itu pun memilih untuk bangun lebih dulu dan membersihkan diri lebih dulu. Tetapi, baru saja kakinya turun dari tempat tidur, rasa sakit itu kembali menyerang dan hal tersebut malah membangunkan Easter yang sedang tidur.
Pria itu mengusap matanya sembari memperhatikan Vele yang masih mengaduh di sana. "Ada apa?" tanya pria ini.
Vele menoleh, dia menggeleng karena terlalu malu untuk mengatakannya. Tetapi Easter yang peka pun langsung paham keadaanya. Pria itu turun, berjalan memutar untuk berada di sisi ranjang satunya. "Ayo, aku akan mengantarmu ke kamar mandi," ujarnya yang tanpa repot langsung menggendong tubuh ringan Vele di sana.
Lantas Vele langsung berpegangan pada bahu Easter di mana kedua orang ini masih sama-sama belum memakai pakaiannya. Vele pun merasa malu di sana sedangkan Easter malah tampak biasa meskipun dia sedang menahan sesuatu yang ada pada dirinya.
Easter meletakkan Vele di bak mandi yang sudah diisi penuh airnya dengan air hangat. Air yang mengenai bagian bawahnya sedikit membawa gelenyar aneh di benak wanita ini.
"Ouhh."
Easter mengernyit. "Ada apa?" tanyanya.
"Sakit," ungkap Vele dengan malu-malu. Easter pun tersenyum di sana. Seperti bangga dengan apa yang sudah ia lakukan pada Vele semalaman. "Ini semua gara-gara kamu!" sembur Vele saat itu.
"Kamu pun juga menikmatinya, Sayang. Kita sepakat untuk melakukannya setelah menikah bukan? Dan maaf aku sudah tidak bisa menahannya sejak lama," ungkap Easter. Vele pun kesal dan memercikkan air kepada pria itu sebagai bentuk protesnya. "Kamu ingin kita mandi bersama? Baiklah, mungkin itu ide bagus mengingat kita harus menghemat air," kata Easter yang masuk ke dalam bak mandi juga.
Vele pun terkejut di sana dan langsung menjauhkan diri dari Easter ke sudut bak mandi lainnya. Easter pun dibuat tertawa melihat tingkah lucu wanita di depannya. "Ayo mandi. Kita harus segera membersihkan diri dan sarapan," perintah pria itu.
Vele pun memilih untuk membersihkan dirinya dengan pelan-pelan. Easter akan menawarkan bantuan, tetapi ia tahu Vele pasti akan menolaknya. Vele menggosok pelan-pelan bagian tubuhnya. Selain dia belum memiliki tenaga banyak, tubuhnya juga merasa lelah. Dia pun lupa jam berapa dia tidur semalam.
"Apakah kamu pernah ke dunia manusia sebelumnya?" celetuk pria ini menghentikan keheningan di antara mereka. Vele memusatkan perhatiannya pada Easter. Dia menggeleng di sana. Dunai manusia tentu belum pernah ia pijaki. Lagi pula dia juga tak yakin bisa ke sana dan diperbolehkan ke sana. "Apakah kamu mau melihatnya?" tanya Easter.
"Apakah boleh?"
Easter mengangguk. "Aku sudah merencanakan ini sejak lama. Aku akan membawamu ke sana setelah pernikahan terjadi. Kita akan berangkat hari ini, itu pun jika kamu sudah merasa tak sakit lagi," ungkap Easter.
Vele langsung menegakkan punggungnya. "Aku sudah tak sakit lagi kok. Aku mau ikut ke dunia manusia. Aku dulu sering memikirkan cara untuk bisa ke sana, tetapi Ibu tidak pernah mengijinkannya," sahut Vele.
Easter pun tersenyum tipis, seperti senang dengan rencana yang sudah ia buat sejak lama. "Baiklah. Setelah mandi, kita makan dan berangkat. Tidak perlu membawa pakaian karena aku sudah menyiapkan segalanya di sana," ungkap Easter.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE V ✔
FantasíaKarena sebuah peraturan dari raja vampir membuat Vele dan Vale harus hidup terpisah selama dua puluh tahun lamanya. Tak ada yang tahu jika masing-masing dari mereka memiliki takdir yang saling terikat, hingga keduanya dipertemukan dalam peristiwa ya...