BAGIAN 24

18 1 0
                                        


"Salam, Raja, Ratu."

Jake menunduk hormat kepada pasangan ini. Vele yang semula fokus dengan kegiatan membacanya di ruangan Easter pun menoleh.

"Ada apa, Jake? Bukankah hari ini adalah jadwalmu latihan dengan Vale?" kata Easter.

"Ya, Raja. Kami sedang latihan, dan ini waktu istirahat. Saya ke sini untuk menyampaikan amanah dari Vale," ungkap Jake jujur. Vele mengubah duduknya menjadi tegak. Segala apa yang berurusan dengan sang kembaran sangatlah penting baginya.

"Apa itu?"

"Vale ingin meminta ijin kembali ke rumahnya untuk mengambil beberapa barang," ungkap Jake kala itu.

"Aku tidak mengijinkan," jawab Easter tegas. Tentu dia tak bisa menanggung resiko. Kepala Vele menoleh kepada pasangannya itu. Dia memandang Easter kurang suka. Dan yang ditatap hanya terlihat santai.

"Tapi, Raja. Saya bisa menemaninya untuk mencegah hal yang tak diinginkan terjadi," sahut Jake.

"Apakah kau bisa menjamin bahwa dia tak akan menggunakan kekuatannya untuk menarik mate pasangan lain, Jake? Apakah kau bisa menangani semua orang di luar sana?" cecar Easter. Jake terdiam, tentu dia tak memiliki jawaban pasti.

"Raja, coba pertimbangkan usulan Jake saat ini. Sejak dulu Vale selalu hidup bersama ayah di wilayah werewolf. Tidak ada apa pun yang terjadi di sana. Ini artinya Vale tetaplah aman," sela Vele.

"Aku tidak ingin mengambil resiko," jawab Easter lagi.

"Ada Jake. Jika perlu, aku akan menjaganya juga," balas Vele.

Easter menutup kedua matanya. Entah kenapa semua orang hendak memberi kebebasan pada Vale yang mana memiliki potensi besar sebagai ancaman di dunia ini.

"Benda apa yang akan dia ambil? Jika kita mampu memberikannya, maka tak perlu kembali ke rumah. Dan ya, jika tidak mau, kita bisa mengambilkan barang itu di sana," ide Easter.

"Raja. Sebagai pasanganmu, aku minta ijinkanlah Vale dan Jake pergi sebentar. Aku yakin ini tidak akan lama. Mereka pasti akan segera kembali," ucap Vele. Easter tersenyum tipis, Vele mulai menyuarakan pendapatnya sekarang.

"Aku tidak tega melihatnya terkurung di kerajaan ini," balas Vele dengan nada sedihnya.

"Kita tidak mengurungnya. Kita hanya berusaha agar tak terjadi sesuatu yang buruk pada Vale maupun orang lain. Jangan pernah anggap kita sedang menahannya di sini. Karena pada dasarnya kita semua sedang menjaga kedamaian di negeri ini."

"Memang seberapa bahayanya diriku hingga kalian berdebat seperti ini?"

Suara yang ketiganya kenali pun mampu membuat atmosfer di ruangan ini menjadi berbeda. Mata mereka berpusat pada satu titik. Sosok gadis yang sejak tadi mereka bicarakan tengah menatap ketiganya dengan tatapan yang sulit diartikan. Vele menutup kedua matanya, dia berharap sesuatu yang buruk tak terjadi hari ini.

Dengan pandangan yang masih penuh misteri, Vale melangkahkan kakinya memasuki ruangan Easter. Sebenarnya dia mencari Jake di mana pria itu tak kunjung kembali setelah ijin pergi sebentar untuk menemui Easter. Tapi, belum juga dia memasuki ruangan itu, telinganya mendengar perdebatan kecil di dalam sana. Rasa keingintahuan Vale makin tinggi ketika namanya berkali-kali disebutkan.

Vale menoleh kepada Vele. Dia cukup terkejut ketika diam-diam Vele mengetahui sesuatu mengenai apa yang terjadi pada dirinya. "Bisakah kamu menjawab pertanyaanku barusan, Vele?" tanya Vale seperti sebuah permintaan. Gadis itu terlihat gugup, tentu Vele tak yakin mengungkapkan semuanya adalah pilihan yang jelas.

DOUBLE V ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang