BAGIAN 7

46 5 0
                                        

"Kamu kenapa, Nak? Ada apa dengan wajah lesu ini?" tanya Cale kepada Vele yang nampak kusut dan tak bersemangat ketika membantu dirinya menyiram beberapa tanaman yang tumbuh di depan rumah.

Meskipun sudah berganti hari sejak kedatangannya ke kerajaan vampir, tetapi tetap saja Vele masih kesal dengan Easter. Dan semakin kesal dengan nasibnya yang harus memiliki takdir bersama pria itu.

"Aku sedang kesal dengan seseorang Ibu," jawab Vele dengan wajah yang ditekuk malas. 

"Siapa orang yang berani membuat putri Ibu seperti ini? Ayo ceritakan," pinta Cale.

"Raja vampir," jawab Vele cukup jelas. Tentunya Cale tak mengerti kenapa putrinya menyebut raja vampir di dalam obrolan mereka ini.

"Maksud kamu apa, Nak?"

Vele menatap penuh sang Ibu, haruskah dia menceritakan semuanya? Tidak, Vele tidak bisa memberitahu Cale mengenai dirinya yang merupakan mate dari raja vampir. Sesuai kesepakatan, Vale dan Vele tak akan bercerita apa pun kepada ayah dan ibu sebelum keduanya berhasil menyatukan keluarga mereka. Pasti Cale akan syok sekali jika mengetahui nanti.

"Bu, aku ingin bertanya. Bagaimana jika suatu hari nanti aku memiliki mate yang berbeda denganku? Apakah nantinya kita juga tidak bisa bersatu? Atau kami langgar peraturan itu saja?"

Cale tak mengerti kenapa Vele bertanya pertanyaan random seperti ini. "Kalau bisa, kalian buat kesepakatan. Jika nantinya kalian memilih untuk hidup masing-masing, pastikan kalian tidak akan menyesal. Kalaupun kalian ingin melanggar peraturan itu, pastikan kalian sanggup menerima konsekuensi jika raja vampir tahu," jawab Cale.

Vele pun berdecak kesal mengingat keegoisan raja vampir yang mengaku sebagai matenya itu. Mate? Bahkan Vele tak pernah berharap jika matenya adalah si penguasa seluruh jagat raya ini. Lagi pula peraturan itu nanti akan dilanggar oleh si pembuat peraturan, lantas untuk apa semuanya dibuat? Aneh.

"Aku tidak terima dengan peraturan aneh itu, Ibu. Setiap orang berhak untuk menjalani takdir mereka, misalnya dengan pasangan yang berbeda kaum. Memang apa salahnya menikah dengan kaum yang berbeda? Apakah itu sebuah dosa? Jika memang dosa, kenapa sang pencipta membuat pasangan itu menjadi takdir. Aku benar-benar tak mengerti di sini yang salah itu raja vampir atau sang pencipta," keluh Vele. Tentu saja yang salah adalah Easter.

"Tidak ada kesalahan dari takdir yang sudah dibuat oleh sang pencipta, Nak," jelas Cale.

"Jadi ... raja vampir yang bersalah, kan, Ibu?" sahut Vele dengan cepat. Dia sudah tahu ini.

"Raja vampir adalah penguasa seluruh jagat raya ini, jadi sudah sepantasnya kita mematuhi setiap apa yang dia katakan."

"Aish, aku benar-benar membenci raja egois itu," cecar Vele seakan tak takut dengan sosok yang ia bicarakan saat ini. Cale hanya bisa menggeleng penuh melihat kelakuan putrinya. Wanita paruh baya ini berharap putri-putrinya tidak mengalami nasib seperti kedua orang tuanya.

***

Seperti biasa, Vale menjemput Vele di perbatasan di mana Vele akan menaiki punggung Cesse untuk menuju ke rumah pohon. Mereka akan kembali membicarakan rencana mengenai menyatukan orang tua mereka agar menjadi keluarga yang utuh.

Langkah Cesse berhenti tepat di bawah pohon yang seharusnya menjadi rumah pohon milik Vale, namun keadaan benar-benar berbeda dari biasanya. Rumah pohon itu rusak, bahkan barang-barang di dalamnya berserakan di tanah membuat kedua gadis kembar ini menganga seakan tak percaya rumah pohon itu seperti diterjang angin puting beliung.

"GRRR."

Geraman yang berasal dari belakang tubuh keduanya dengan cepat membuat mereka waspada. Vele menganga melihat sekumpulan pria yang nampak lapar berdiri di depan dirinya dan Vale.

DOUBLE V ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang