Dua minggu berlalu. Vale masih belum juga ditemukan. Easter berencana untuk menghentikan pencarian, namun dia melihat Vele yang akan kembali sedih jika Vale tak kunjung ditemukan pun memilih untuk tetap melanjutkan pencarian. Meskipun Jake sering sekali melaporkan jika tak ada tanda-tanda Vale di hutan.
Sejujurnya kedua pria ini bertanya-tanya ke mana Vale pergi, dan ke mana Gerry menyembunyikan gadis itu. Tidak mungkin keduanya lenyap dari muka bumi ini.
Vele sedang merias wajahnya di dalam kamar. Katanya akan ada pertemuan para orang penting di kerajaan, jadi dia harus berpenampilan dengan baik. Vele sengaja melakukan segala sesuatunya dengan sendiri tanpa bantuan maid. Lagi pula dia tak nyaman jika berias secara berlebihan. Untungnya Easter tak pernah mempermasalahkannya.
Baru saja Vele menyelesaikan acara mempercantik bibirnya, dia dikejutkan suara benda jatuh di dekat jendela. Lantas dia pun menoleh dan tak menemukan siapa pun di sana. Vele melangkah pergi untuk mengecek langsung. Kakinya seperti menginjak sesuatu di dekat pinggiran kursi. Sebuah gumpalan kertas.
Vele mengambilnya dan membuka batu yang dibungkus kertas yang berisi sebuah kalimat pendek. Seketika gadis itu memandang tak percaya apa yang ditemukannya ini. Sebuah pesan yang ditulis langsung oleh Vale yang ingin menemui Vele secara pribadi.
Vele pun bergerak menuju ke tepian jendela untuk mengecek baragkali Vale ada di luar sana. Kosong, tidak ada siapa pun. Vele sekali lagi memandang kertas itu. Apakah ini benar-benar dari Vale? Bagaimana jika ini jebakan? Dan apakah Vele harus memberitahu Easter mengenai ini?
Gadis itu menggeleng pelan. Tidak, dia tak ingin menyusahkan mate nya lagi. Kali ini Vele bertekad untuk menemui Vale sendiri. Lagi pula saudaranya itu menginginkan bertemu dengannya di tempat biasa Vale dan Jake berlatih. Itu masih di dalam istana yang aman.
Vele pun bergegas keluar kamar untuk mendampingi Easter dalam pertemuan. Sebenarnya tugasnya hanya mendampingi saja, selebihnya dia akan tetap diam di sana memperhatikan segalanya.
"Vele, bisakah kamu menunggu di kamar sebentar? Aku akan bicara penting dengan Jake dulu," pinta Easter setelah pertemua usai. Vele pun mengangguk setuju. Lagi pula dia ada pertemuan juga dengan Vale di lapangan.
Setelah semua tamu pergi dan Easter serta Jake menuju ke ruangan Raja, barulah Vele bergerak. Dia sengaja menunggu Easter pergi agar tak mencurigakan. Vele tampak tak keberatan menggunakan gaun miliknya. Padahal ini cukup berat juga sebenarnya.
Vele meneliti lapangan itu dengan seksama. Tidak ada siapa pun di sana. Apakah dia sedang dikerjai seseorang? Tapi siapa?
"Vele!"
Sebuah panggilan dari arah belakangnya membuat Vele langsung menoleh. Dari jarak cukup jauh dia melihat sosok sang kembaran. Benar. Itu adalah Vale. Vele pun tak kuasa menahan segala tangisnya. Dengan segera gadis ini berlari dengan penuh usaha karena baju yang dipakainya cukup berat. Dia berusaha untuk menggapai tempat Vale berada. Vale yang tahu jika saudaranya cukup susah berjalan pun ikut berlari ke sana.
Setelah berhadapan, Vele langsung memeluk Vale dengan erat, dia pun kembali menangis haru. Vele tak menyangka akhirnya bisa melihat Vale kembali.
"Vale ... kamu kembali," lirih Vele dengan sesenggkannya.
"Ya, Vele. Aku kembali," jawab Vale sembari mengusap punggung gadis ini dengan pelan. Vele melepaskan pelukannya, dia menghapus air matanya yang ada di wajah.
"Vale, kamu ke mana saja? Kami semua mencarimu sejak lama. Aku mengkhawatirkanmu," papar Vele.
"Aku sedang ingin sendiri, Vele. Maafkan aku karena membuatmu khawatir," jelas Vale. Vele pun mengangguk paham.

KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE V ✔
FantasiaKarena sebuah peraturan dari raja vampir membuat Vele dan Vale harus hidup terpisah selama dua puluh tahun lamanya. Tak ada yang tahu jika masing-masing dari mereka memiliki takdir yang saling terikat, hingga keduanya dipertemukan dalam peristiwa ya...