Sesampainya di depan rumah, Easter langsung langsung menurunkan Vele dari gendongannya. Kebetulan sekali ada Cale yang nampak sibuk dengan bunga-bunga miliknya. Kedatangan mereka membuat wanita paruh baya itu terkejut. Dan semakin terkejut tatkala melihat tangan Vele yang berdarah.
"Astaga! Ada apa dengan tanganmu?" seru wanita tersebut. Vele mempertahankan senyumnya. Ini adalah kunjungan pertamanya, jadi dia tak ingin membuat kedua orang tuanya itu khawatir.
"Tidak apa-apa, Bu," kata Vele.
"Ibu. Bisakah kita mengobati luka Vele lebih dulu?" potong Easter. Cale mengangguk dan langsung membawa putrinya ke dalam. "Kalian berjaga di sekitar rumah. Pastikan tak ada bahaya di sini," perintah Easter pada dua prajuritnya itu. Kemudian, dia menyusul Cale dan Vele yang sudah masuk ke dalam rumah.
Cale dengan telaten membersihkan luka Vele itu. Dia mengernyit ketika menyadari jika ini luka goresan. Dia juga memberi ramuan obat untuk putrinya agar cepat pulih. Setelah selesai mengobati Vele, pandangan Cale tentu tertuju pada pasangan di depannya.
"Apa yang terjadi dengan tangan Vele. Dan kenapa kalian ke sini?"
"Kami ke sini karena ingin mengabarkan kalian mengenai kabar bahagia."
"Apa itu?" tanya Cale.
"Kami akan segera menikah," ungkap Easter. Nampak Cale yang bernapas lega.
"Ibu senang mendengarnya. Terus, tangan Vele kenapa? Ibu rasa itu luka goresan," tanyanya lagi.
"Tadi di perjalanan kami dicegat oleh seseorang. Dia mengingkan kudaku, Bu. Aku memberikan kuda itu, tapi dia malah melukai Vele," cerita Easter singkat.
"Memang inilah resikonya jika kalian di hutan. Lain kali berhati-hatilah ketika kalian pergi keluar," nasihat Cale. "Oh iya, Ayah sedang bekerja hari ini, mungkin akan pulang sore. Ibu akan memberitahu dia tentang pernikahan kalian dan kami akan segera datang ke istana untuk ikut membantu persiapan," seloroh Cale.
"Terima kasih, Ibu."
"Kalian pasti lelah diperjalanan. Biar Ibu siapkan makanan dulu," putus Cale yang langsung menuju ke area dapur. Vele berdiri dari duduknya untuk berkeliling di sekitar rumah ini.
Sebenarnya rumah ini cukup nyaman meski dekat dengan hutan. Easter terus mendampingi Vele agar gadis itu tak terluka lagi.
"Di sini nyaman," ungkap Vele tiba-tiba sembari memperhatikan dua prajurit di luar yang berjaga.
"Kamu mau kita tinggal di rumah seperti ini?" tanya Easter. Vele menoleh, kemudian dia tertawa di tempatnya. "Kenapa kamu tertawa?" tanya Easter.
"Tidak. Hanya saja aku tidak yakin kita bisa tinggal di rumah sederhana seperti ini. Kamu adalah raja, besar kemungkinan aku juga akan menjadi ratu. Jadi, kita harus tetap tinggal di kerajaan," terang Vele. Kini malah Easter yang balik tertawa di sana, membuat Vele mengernyit bingung.
"Kamu aneh. Jika kita memiliki anak dan dia beranjak dewasa, kerajaan tentu akan aku berikan padanya. Dan kita bisa menghabiskan masa tua di rumah seperti ini," kata Easter. Vele pun beroh ria. Jadi itu yang pria ini maksud. Menurutnya itu adalah ide yang sungguh bagus. Menghabiskan masa tua bersama tanpa adanya predikat raja dan ratu.
"Makanan sudah siap," sela Cale yang tiba-tiba datang. Vele mengangguk dan langsung menggaet tangan Easter untuk ikut makan. Dia tau pria itu mungkin tak akan makan karena memang Easter susah untuk makan. Namun, jangan sebut nama Vele jika ia tak bisa membujuk Easter.
Vele bahkan menyiapkan langsung makanan untuk mate nya itu. "Jangan terlalu banyak," ucap Easter ketika Vele hendak menambah nasi di piring miliknya, namun segera ia urungkan. Cale yang melihat interaksi mereka pun tampak bahagia. Ia yakin hidup putrinya akan sangat bahagia jika bersama Easter.

KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE V ✔
FantasyKarena sebuah peraturan dari raja vampir membuat Vele dan Vale harus hidup terpisah selama dua puluh tahun lamanya. Tak ada yang tahu jika masing-masing dari mereka memiliki takdir yang saling terikat, hingga keduanya dipertemukan dalam peristiwa ya...