BAGIAN 29

10 2 0
                                    


Sepertinya Easter tahu danau yang Vele maksud. Kedua orang ini pergi ke sana dengan kekuatan Easter. Sembari menggendong Vele, dia berlari menggunakan kecepatan vampirnya. Vele cukup senang ketika rambutnya beterbangan ke sana ke mari. Di hutan hanya ada dua danau. Dan seperti yang Vele sebutkan tadi, maka danau yang menjadi tujuan Easter mendekat ciri-ciri itu.

"Wah! Ini memang danaunya. Kamu pintar sekali," puji Vele kepada pria itu. Easter menurunkan gadis ini pelan di sebuah batu besar. Bahkan tempat mendarat mereka sama seperti tempat Vale dan Vele kunjungi. Ini membuat Vele semakin merindukan saudaranya itu.

"Bagaimana? Kamu suka?" tanya Easter. Vele mengangguk cepat. Dia menyiprat-nyipratkan air di sana. "Apakah kamu mau berenang?" tawar Easter.

Vele menoleh, memandang Easter dan danau itu bergantian. Kemudian dia menggeleng pelan. "Aku tidak bawa baju ganti," jelasnya. "Kamu pun juga sama," sambungnya.

Easter tertawa. Di tempatnya, pria ini langsung membuka baju yang dia pakai. Menyisakan celana panjang di kakinya. Mata Vele membulat sempurna. Dengan cepat dia menutupi pandangannya.

"Yak! Kenapa kamu membuka bajumua sembarangan? Dasar tidak sopan!" tegurs Vele. Perilaku Easter tidak baik bagi dirinya. Bukannya menjawab, pria ini malah kembali tertawa.

"Aku ingin berenang. Seperti katamu, kita tidak membawa baju ganti, jadi aku membuka bajuku agar tidak basah. Jika mau, kamu bisa melakukannya juga."

Vele refleks mundur beberapa langkah di mana tanpa dia sadari di belakangnya sudah terpampang danau. Easter refleks menarik pinggang gadis itu karena Vele hampir saja jatuh ke air. Vele pun terkejut dibuatnya. Kulitnya bersentuhan dengan dada bidang Easter. Vele menatap pria itu tak berkedip. Easter menampilkan senyum semiriknya. "Menikmati pandangamu, Nona?" tegur pria itu.

Seakan sadar, Vele pun melepaskan kaitan tangan Easter di pinggangnya dengan mundur beberapa langkah. Kemudian dia membelakangi tubuh pria itu. Easter mengedikkan bahunya, dia langsung menceburkan diri ke air. Vele menatap iri bagaimana Easter bisa leluasa berenang di sana.

"Aku menunggumu. Jika mau, kita akan berenang bersama. Aku rasa di sini tak akan ada orang selain kita," ucap Easter yang mana tubuhnya sudah berada di air dan hanya menyisakan bagian kepala.

Vele menggeleng sembari memeluk tubuhnya. Dia tak mungkin melakukan hal gila seperti Easter dengan membuka bajunya di sini. Walau bagaimanapun, ini di luar istana, dan siapa tau ada orang yang datang tiba-tiba.

"Kenapa? Kamu masih malu padaku? Hanya membuka bajumu dan menyisakan baju dalammu dan bawahan itu bukanlah masalah. Atau kamu tetap bisa pakai baju yang kamu pakai sekarang. Nanti ketika pulang kamu pakai bajuku saja," usul Easter.

"Bagaimana denganmu? Kamu nanti tidak memakai baju?"

"Ya tentu saja. Bajuku kan dipakai olehmu," jawab Easter.

"Tidak! Apakah ini memang sudah niatmu untuk memamerkan tubuhmu di depan para maid?" sindir Vele. Easter tertawa di sana, membuat air di sekitarnya bergelombang. Dia suka ketika Vele menunjukkan kecemburuannya.

"Kalau begitu, jangan biarkan aku bertelanjang dadaa nantinya," sahut Easter yang langsung berbalik dan memulai acara berenangnya.

Vele duduk di atas batu. Easter terus berenang ke sana ke mari. Itu membuat Vele semakin iri. Kalau saja tadi dia membawa baju ganti.

Aku rasa di sini tak akan ada orang selain kita.

Vele memandang sekitar danau. Memang di sini sepi dan hanya terlihat Vele dan Easter. Vele memandang air di danau. Dia ingin sekali berenang di sana. Apalagi ketika bisa mengajak Vale juga. Lagi-lagi pikirannya tertuju kepada sang kembaran. Padahal dia sudah berjanji pada Easter untuk tidak larut dalam kesedihan. Vele kembali memandang Easter yang berenang di danau. Easter sudah mau mengalah dan menekan egonya, kenapa Vele tak bisa?

DOUBLE V ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang