Easter baru saja masuk ke perpustakaan sang ibu. Hal yang pertama dilihatnya adalah Vele masih fokus membaca buku-buku di sana. Bahkan gadis ini tak menyadari kedatangan sang mate.
Easter mengusap pelan kepala Vele, membuat atensi gadis ini beralih kepadanya. Vele terlihat terkejut mendapati sosok pria ini di sini.
"Sudah jam makan siang," ungkap Easter.
Vele mengangguk. Dia memberi pembatas pada bukunya untuk dia baca dan bawa nanti. Ya, dia akan melanjutkan membaca di kamar saja karena letak perpustakaan cukup jauh untuk dijamah.
Easter dan Vele berjalan berdampingan dengan gadis itu yang menenteng buku bacaannya. "Bagaimana kegiatanmu hari ini?" tanya pria ini.
"Baik. Aku menemukan buku bagus mengenai sejarah bangsa wizard," ungkapnya.
"Apakah itu buku yang kamu bawa sekarang?"
Vele mengangguk. Dia memperlihatkan buku dengan sampul yang sedikit lusuh itu. Maklum, mungkin usia buku tersebut sudah tua.
Keduanya telah sampai di meja makan. Maid dengan sigap menyiapkan makanan untuk raja dan ratu mereka. Vele mengernyit ketika tak melihat sosok Vale di sini. Easter tahu apa yang sedang dicari oleh sang mate.
"Vale mungkin sedang di kamarnya untuk istirahat," seloroh pria tersebut.
"Dia sudah makan?" tanya Vele sembari memasukkan sesendok nasi ke mulutnya.
Easter mengedikan bahunya. "Nanti aku akan suruh maid mengecek sekalian minta bawakan makanan untuknya. Mungkin dia terlalu lelah untuk berjalan ke sini," jawab Easter.
"Pasti dia berlatih dengan keras tadi," kata Vele.
"Tentu itu perlu dilakukan agar dia memaksimalkan kekuatannya."
Vele menoleh, memandang Easter dari sampingnya. "Bolehkah aku meminta sesuatu?" tanyanya kemudian.
Easter mengangguk sebagai jawaban. "Bagaimana jika aku dan Vale tinggal di rumah ayah yang ada di bangsa werewolf? Jujur, aku kasihan melihat Vale sendirian di sini. Dia butuh orang-orang yang satu bangsa dengannya."
Easter meletakkan alat makannya di piring. Atensinya penuh kepada gadis itu. "Aku tidak mengijinkan kalian pergi. Apakah kamu lupa jika ayah dan ibumu berada di sini?"
"Mereka akan baik-baik saja di sini."
"Apakah kamu yakin? Bisa saja aku menyakiti mereka jika aku marah," jawab Easter.
"Yak! Jika itu sampai terjadi, aku akan membunuhmu!" pekik Vele, bahkan tanpa sengaja dia meletakkan alat makannya dengan keras. Mode kesal dan merajuk sedang ada pada diri gadis ini.
"Semua terserah padamu. Jika kamu pergi, bersiaplah kehilangan mereka," tutur pria ini lagi.
Vele berdiri dari duduknya. Dia sudah tak berselera makan sekarang. Easter bersikap seolah tak peduli. Vele memilih meninggalkan meja makan. Gadis itu menuju ke kamar Vale. Memang sejak awal seharusnya dia selalu berada di sisi kembarannya itu dibandingkan menuruti perintah raja tak berperasaan yang menjelma sebagai mate nya.
Vele mengetuk pintu kamar Vale tak sabaran. Vale membuka pintu tersebut, Vele langsung menerobos masuk diakhiri dengan Vale yang menutup pintu.
"Aku benar-benar membencinya. Bagaimana bisa dia berencana melukai Ibu dan Ayah. Ini benar-benar membuatku kesal."
Vale hanya mendengar sekaligus mengamati segala gerutuan kembarannya itu. Vale mengambilkan segelas air untuk Vele.
"Minumlah dulu agar emosimu berkurang," titah gadis ini. Vele menerimanya dan langsung ia tenggak minuman itu. Jujur, tadi ketika ia makan siang bersama Easter, dirinya belum minum karena rasa kesal dan marah sudah ada di kepalanya jadi dia keburu pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE V ✔
FantasíaKarena sebuah peraturan dari raja vampir membuat Vele dan Vale harus hidup terpisah selama dua puluh tahun lamanya. Tak ada yang tahu jika masing-masing dari mereka memiliki takdir yang saling terikat, hingga keduanya dipertemukan dalam peristiwa ya...