Gerakan Vale sungguh tak beraturan. Gadis itu seakan ingin menghabisi musuhnya. Namun, siapa yang tahu jika hatinya sedang bergejolak. Itu semua karena mimpi yang ia alami semalam. Vale terbangun dengan keadaan yang benar-benar terkejut. Jantungnya berpacu lebih cepat.
Jake yang baru datang di lapangan biasa keduanya berlatih pun terkejut menemukan gadis yang ia cari sejak pagi tadi ternyata berada di sana. Dan tambah terkejut ketika melihat Vale yang berlatih lebih keras.
Jake mengernyit melihat gerakan-gerakan yang Vale buat.
"Vale," panggil pria itu. Vale seakan tuli dan tak mendengar. Jake berdecak, padahal dia memiliki tugas untuk membawa Albus dan Cale pagi ini.
Jake bergerak mendekati gadis itu, dan dengan cepat dia menghentikan gerakan Vale yang brutal. "Sudah cukup, Vale," ujarnya dengan penuh ketegasan.
Vale yang sudah memenuhi kesadarannya pun nampak berhenti. Dadaa gadis ini naik turun. Dia berkali-kali mengambil oksigen di sekitar. Jake memberikan minuman untuk gadis ini. Vale menerimanya dan langsung menenggak minuman itu.
Jake memperhatikan gadis itu. Menunggu hingga Vale merasa tenang. "Ada apa?" tanyanya dengan lembut. Vale menggeleng. Hatinya sedang tak tenang sekarang. Jake mengembuskan napas beratnya. "Ke marikan tanganmu," titahnya.
Vale menengadahkan kedua tangannya. Di sana jelas keduanya nampak merah karena saking kuat dan lamanya ia berlatih menggunakan pedang.
"Tanganmu harus diobati," ucap Jake. Vale menarik kedua tangannya, menolak saran dari pria ini.
"Tidak perlu. Cesse pasti bisa menyembuhkan luka ini," jawab Vale. Jake merasa ada yang berbeda dengan gadis ini. Biasanya Vale tak pernah bersikap secuek itu, bahkan jawabannya terasa sedikit lebih dingin. Ada apa sebenarnya?
"Hari ini aku akan membawa ayah dan ibumu keluar dari ruang bawah tanah. Sebaiknya kamu membersihkan diri dan bersiap. Semuanya akan ikut sarapan," ungkap Jake yang mengundang atensi gadis itu.
Vale sepertinya baru mengingat jika raja memberinya ijin untuk bertemu dengan Albus dan Cale. Vale berdiri dari duduknya diikuti oleh Jake. "Maaf karena sudah merepotkanmu, Jake. Aku tidak akan melakukan ini lagi ke depannya," kata Vale yang merasa bersalah karena membuat pria itu khawatir.
Jake mengangguk paham. Keduanya pun bergegas masuk di mana Jake lagi dan lagi mengantarkan Vale ke kamar.
Di kamar Easter dan Vele sendiri kedua orang itu sedang saling memeluk. Menghangatkan tubuh keduanya di dalam selimut. Vele terlihat sangat nyenyak sekali, begitu juga dengan Easter. Pria itu merasa waktu istirahatnya beberapa minggu ini benar-benar baik semenjak kedatangan Vele.
Vele menggerakkan tubuhnya, Easter merasa terganggu. Pria itu mengusap pelan kepala sang mate agar kembali tidur. Namun, Vele sepertinya sudah menemukan kesadarannya, ditambah lagi sinar matahari masuk melalui jendela di dalam kamar.
"Selamat pagi," sapa Easter lebih dulu. Vele menguap sebentar dengan menutup mulutnya menggunakan tangan. Gadis itu terlihat lucu di mata Easter sendiri.
Vele mengubah posisinya menjadi duduk. "Aku duluan yang mandi atau kamu duluan?" tanyanya. Vele ingat jika ia akan menghabiskan waktu bersama keluarganya seharian ini.
Easter ikut duduk. "Bukankah akan lebih cepat jika kita mandi bersama?" jawabnya asal.
Vele berdecak mendengar penuturan pria ini. "Ini masih terlalu pagi untuk kita berdebat. Tolong jangan buat suasana hatiku menjadi buruk ketika aku memiliki kesempatan untuk bersama keluargaku," jawab Vele.
Easter terkekeh. "Kamu pakai saja kamar mandinya. Aku akan mandi di kolam," kata Easter. Kolam yang ia maksud adalah kolam di mana dulunya ia membawa Vele mandi di sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/322632069-288-k961448.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE V ✔
FantasiKarena sebuah peraturan dari raja vampir membuat Vele dan Vale harus hidup terpisah selama dua puluh tahun lamanya. Tak ada yang tahu jika masing-masing dari mereka memiliki takdir yang saling terikat, hingga keduanya dipertemukan dalam peristiwa ya...