"Biarkan aku ikut mencari Vale. Aku adalah saudara kembarnya, jadi mungkin kita bisa menemukannya lebih cepat," pinta Vele. Easter menggeleng tak setuju. Sudah cukup saat itu dia kehilangan Vele di hutan, sekarang dia tak ingin terulang lagi.
"Aku janji tidak akan membahayakan diriku sendiri," lanjut Vele yang masih berusaha mendapat ijin dari Easter. "Lagi pula di sana juga ada dirimu," sambungnya yang terus saja mengalihkan perhatian pria ini.
"Perjalanan kali ini berbeda dengan kemarin, Vele. Aku dan yang lainnya akan mencoba ke bagian dalam hutan. Mungkin kita bisa menemukan petunjuk mengenai Vale di sana."
"Itu bagus. Biarkan aku ikut, ya? Please. Aku janji nggak akan hilang lagi. Jika Gerry membawaku lagi, aku akan berteriak memanggilmu. Aku yakin kamu akan segera datang."
Easter pusing dengan keras kepala Vele yang kembali muncul. Dan rengekan gadis ini tidak bisa dia acuhkan karena Vele akan terus meminta peretujuannya sebelum ia memberinya ijin.
"Baiklah. Tapi dengan satu syarat. Jangan pergi dari sisiku, tetap berada di sisiku dalam keadaan apa pun. Dan jangan coba-coba untuk mengelabuhiku agar bisa mencari Vale sendirian."
Vele mengangguk setuju. Gadis itu dengan sigap mengganti pakaiannya di kamar mandi. Melihat betapa semangatnya Vele membuat Easter tak tega untuk menolak.
Setelah segala persiapan telah selesai dilakukan, semuanya pun berangkat. Tidak berkerumunan, mereka menyebar untuk mencari sekaligus mengamankan sekitar karena Vele kali ini ikut. Itu semua atas perintah Easter yang mana pria ini diam-diam bicara kepada para prajuritnya tanpa sepengetahuan Vele.
Karena pencarian yang mereka lakukan semakin masuk ke dalam hutan dan semakin menjauhi istana, maka mode waspada benar-benar Easter lakukan. Untungnya mereka melakukan pencarian di pagi hingga sore. Jika malam, hanya ada kegelapan di sini. Tetapi, di pagi seperti ini saja hutan itu terasa sedikit sunyi dan cahaya matahari tak benar-benar masuk karena banyaknya pohon yang tumbuh.
"Easter, aku ingin bertanya," ucap Vele sembari memperhatikan sekitar.
"Apa?"
"Kenapa kerajaan di kelilingi oleh hutan-hutan? Bukankah lebih baik jika dekat dengan pedesaan?"
Sepertinya ini pertanyaan aneh yang diajukan dalam keadaan seperti ini. Namun, Easter tetap menerima pertanyaan dari sang mate.
"Sejak dulu kerajaan memang berada di sini, Vele. Aku tidak mungkin dengan mudah memindahkannya. Lagi pula ini membuat pertahanan kerajaan semakin kuat."
Vele tak habis pikir. Padahal jika di kelilingi hutan akan memudahkan musuh untuk bersembunyi di sana. Easter memang benar-benar aneh.
Pencarian hari ini tidak membuahkan hasil sama sekali. Prajurit mencari hingga sore hari. Sedangkan Vele dan Easter hanya sampai siang. Vele merass tak berguna karena belum menemukan keberadaan Vale. Dia berharap Gerry segera muncul agar dirinya tahu di mana Vale disembunyikan.
Terakhir kali Vele bertemu Gerry adalah di perpustakaan. Tepat malam di mana Vale menghilang. Ya, ini pasti ulah Gerry, tidak salah lagi.
Vele segera melangkahkan kakinya menuju ke perpustakaan. Semoga Gerry muncul di sana. Setelah sampai, Vele pun menyusuri setiap rak. Hal yang sama seperti terakhir kali dia lakukan.
Blam! Vele mendengar suara pintu ditutup. Gotcha! Itu pasti Gerry. Dengan cepat gadis ini pun kembali ke dekat pintu keluar. Sepi, tak ada siapa pun. Vele mengamati jendela. Semuanya tertutup, jadi bukan angin yang menutup pintu ini.
"Anda mencariku, Ratu?"
Suara terdengar nyaring. Vele refleks menoleh. Gerry muncul dari belakang rak buku di sisi timur. Vele langsung mendekati pria itu. "Di mana Vale?" tanyanya langsung tanpa berbasa basi lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE V ✔
FantasyKarena sebuah peraturan dari raja vampir membuat Vele dan Vale harus hidup terpisah selama dua puluh tahun lamanya. Tak ada yang tahu jika masing-masing dari mereka memiliki takdir yang saling terikat, hingga keduanya dipertemukan dalam peristiwa ya...