"Apakah aku bisa bertemu dengan Ibu?" tanyanya hati-hati.
"Tentu!" jawab Vele cepat.
"Tapi ... bagaimana dengan Ayah?" tanya Vale ragu. "Jujur, Vele. Ayah tidak pernah berceritaku kepadaku tentang aku yang memiliki saudara kembar. Ayah hanya cerita jika Ibu dari bangsa wizard dan mereka dipisahkan dengan paksa oleh seseorang," ungkap Vale. Padahal cerita yang Albus katakan bukanlah cerita sebenarnya.
"Itu tidak benar, Vale. Ibu bercerita jika mereka terpaksa berpisah karena peraturan raja vampir itu. Peraturan itu sungguh bodoh menurutku. Dia dengan egoisnya memisahkan keluarga kita. Melarang orang-orang bertemu dengan pasangannya. Sungguh ini tidak adil," kata Vele yang syarat akan kemarahan di sana. Vale meringis melihat saudara kembarnya itu.
"Jadi, apa selanjutnya yang harus kita lakukan?" tanya Vale.
Vele menatap suadaranya ini dengan penuh. "Kita pertemukan Ayah dan Ibu."
"Bagaimana dengan peraturannya?" balas Vale. Gadis ini berbeda jelas dengan Vele. Vale adalah tipe gadis pendiam dan penurut serta tak pernah melanggar peraturan.
"Persetan dengan peraturan itu, Vale. Kita pertemukan saja dulu Ibu dan Ayah. Setelah itu baru kita pikirkan tentang peraturan bodohh dari raja vampir itu," terang Vele. Bahkan gadis ini tanpa beban mengatai sang raja bodohh. Vale sendiri tak yakin jika permasalahan ini bisa selesai mengingat sifat Vele yang gampang tersulut emosi.
Kedua gadis ini pun memilih untuk berkeliling hutan dengan Vele yang menaiki punggung Cesse. Angin berhembus membuat beberapa anak rambut Vele beterbangan. Ini sangat ia sukai. Dan ini juga adalah pengalaman pertama gadis ini menaiki serigala. Sesekali Vele pun tertawa.
"Uh, wow. Ini menakjubkan!" seru Vele ketika Cesse membawanya ke sebuah danau. Cesse pun mengeluarkan aumannya yang menandakan jika serigala ini juga senang. "Cesse, aku ingin bicara dengan Vale. Bisakah kalian berubah?" pinta Vele. Dan ajaibnya serigala ini mengangguk sembari mengibas-ngibaskan ekornya. Vele sangat suka dengan tingkah lucu dari Cesse.
Dalam beberapa detik Vale pun kembali. "Bagaimana kamu tau tempat ini? Bukankah ini cukup jauh dari rumah pohonmu?" tanya Vele. Kedua gadis ini duduk di pinggiran danau sembari menikmti suasana di sana yang sepertinya benar-benar sunyi.
"Aku dan Cesse sering menjelajahi hutan. Ini memudahkan kami untuk menghapal semua tempat agar tidak tersesat," jawab Vale. Vele pun mengangguk paham. Sepertinya enak sekali menjadi seorang werewolf.
"Vale, maukah kamu melihat keahlianku? Ibu mengajarkanku beberapa mantra."
Vale mengangguk antusias, dia cukup tertarik dengan dunia wizard. Vele pun memulainya. Gadis ini berdiri, Vale mengikutinya. Pandangan Vele fokus kepada danau, entah apa yang akan gadis ini lakukan Vale tak tahu.
Kemudian terlihat Vele yang menggerakkan tangan kanannya. Dan hal ajaib pun terjadi, Vele menciptakan gelembung-gelembung air dalam berbagai bentuk mulai dari yang besar hingga kecil. Kemudian ia terbangkan gelembungnya di sekitar dirinya dan Vale.
Sang kembaran memandangnya takjub dengan sesekali menyentuh gelembung-gelembung itu. Ini kali pertama Vale melihat hal tersebut.
"Bagaimana kamu melakukannya?" tanya Vale.
"Ibu mengajarkanku mantra dan aku mengembangkannya sendiri hingga aku bisa melakukan ini," jelasnya.
Vale dan Vele pun menghabiskan waktu mereka tanpa tahu jika raja vampir berada cukup jauh dari keduanya di mana pria dan para prajuritnya itu sedang menghandle vampir-vampir brutal seperti yang pernah menyerang Vele.

KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE V ✔
FantasiaKarena sebuah peraturan dari raja vampir membuat Vele dan Vale harus hidup terpisah selama dua puluh tahun lamanya. Tak ada yang tahu jika masing-masing dari mereka memiliki takdir yang saling terikat, hingga keduanya dipertemukan dalam peristiwa ya...