BAGIAN 8

33 6 0
                                    

"Tidak. Tidak. Tidak. Aku akan mengobati ini sendiri," tolak Vele.

Keduanya sudah selesai membersihkan diri. Lebih tepatnya Easter yang membantu Vele di mana tangan gadis ini sedang terluka. Easter sebenarnya tak yakin membawa Vele membersihkan diri tadi, tetapi baju dan tubuh matenya itu banyak darah. Tentunya keduanya mandi dengan memakai pakaian masing-masing.

"Diamlah, lukamu harus segera ditutup," balas Easter. Keduanya sudah berganti pakaian dan sekarang mereka ada di dalam kamar besar milik Easter. Vele sudah menolak, tetapi Easter selalu memaksanya.

"Panggilkan pelayan saja atau tabib," kata Vele.

Easter tak memedulikan perkataan matenya. Dia dengan telaten membersihkan dan mengobati luka di lengan Vele yang cukup membuat siapa saja meringis.

Diam-diam Vele memperhatikan bagaimana Easter mengobati dirinya. Ini adalah kali pertama ada pria yang sedekat ini dengan dirinya. Dan entah kenapa ada perasaan aneh yang hinggap pada diri gadis ini.

Dengan cepat Vele menggeleng. Tidak. Ia tak boleh jatuh pada pesona Easter. Dan jangan sampai ia terperangkap oleh pria ini. Vele lebih memilih memalingkan wajahnya dibandingkan harus mengalami perasaan aneh.

"Saat itu sudah aku katakan untuk tetap tinggal di sini. Lihatlah buah dari keras kepalamu. Ini baru tanganmu saja yang terluka, bagaimana jika yang lainnya ikut terluka?" omel Easter.

Vele memandang pria yang telah selesai mengobati tangannya itu. Keduanya saling menatap di mana Vele masih memandang Easter penuh permusuhan.

"Itu mudah, aku bisa mengobati diriku sendiri," jawab Vele.

Easter mengembuskan napas lelahnya. "Tidak bisakah kita bersikap selayaknya pasangan? Hentikan tatapan permusuhanmu itu. Aku sedang tidak ingin bermusuhan denganmu, Vele," ucap Easter dengan lembut. Sungguh, ini bukanlah seperti Easter jika berkata selembut ini. Tapi, pengecualian untuk Vele di mana hatinya sedang Easter coba rebut.

Vele tersenyum sinis. "Pasangan? Jangan berharap banyak. Di sini aku hanya menjankan perintah raja vampir. Tentu aku tidak ingin dia marah apalagi menjatuhkan hukuman mati kepadaku karena memiliki mate berbeda kaum," sindir Vele terang-terangan.

"Sudah aku katakan jika peraturan itu tak berlaku untukku. Dan berhenti memanggilku raja."

"Tapi, tetap berlaku untukku, kan?"

"Tidak juga."

"Berarti kamu adalah raja yang egois. Kamu hanya ingin bahagiamu sendiri, sedangkan orang lain kamu larang untuk bahagia," papar Vele. Dia ingat bagaimana Cale terus menyebut nama Albus. Dan bagaimana tatapan kedua orang tuanya saat bertemu pertama kali setelah sekian lama. Mengingat hal itu membuat Vele menjadi sedih. Dia tak ingin keluarganya berjauhan lagi.

Melihat ekspresi berbeda dari Vele membuat Easter gelisah. Tentu dia tak mungkin mencabut peraturan itu. "Aku ... aku akan mempertimbangkan usul Jake mengenai orang tuamu," ungkap Easter.

Vele sama sekali tak menoleh, tetapi dia tetap mendengarkan. "Untuk apa itu semua dilakukan jika pada akhirnya aku dan Ibu tidak bisa bertemu dengan Ayah dan Vale? Dua puluh tahun atau seumur hidup ternyata tak ada bedanya bagiku. Pertemuan singkat kami nyatanya hanya mampu mengobati rindu sedetik."

Easter tak tau dengan apa yang harus ia lakukan sekarang. "Maaf, aku tidak mengabulkan permintaanmu itu meskipun kamu adalah mateku," paparnya.

Vele mengangguk, gadis itu berdiri dari duduknya. "Meskipun kamu adalah pria jahat, tetapi aku tetap harus mengatakan terima kasih, bukan? Terima kasih karena menolongku dan Vale. Dan juga terima kasih sudah mengobati tanganku. Dan satu lagi, sepertinya keputusanku tetaplah sama. Kita tidak akan bisa bersama jika peraturan itu tetap ada. Semua keputusan ada pada dirimu sekarang," kata Vele yang kemudian beranjak menuju ke pintu keluar.

DOUBLE V ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang