BAGIAN 55

13 1 0
                                        

Easter nampak khawatir dengan tatapan yang tak pernah lepas dari sang mate. Di atas tempat tidur terbaring Vele dengan kedua mata yang saling menutup. Dan tak ketinggalan terdapat seorang tabib wanita yang sedang memeriksa keadaan wanita tersebut.

Jake dan Vale juga sama khawatirnya. Mereka menunggu di depan kamar dengan harap-harap cemas.

Beberapa menit lalu Vele tiba-tiba pingsan dengan wajah pucatnya. Ini tepat ketika dia dan Vale sedang melakukan aktivitas bersama. Karena Vele sudah menjadi ratu, maka dia memiliki tugasnya, dan wanita tersebut dibantu oleh sang kembaran, Vale.

"Selamat Raja. Ratu sedang hamil."

"APA?!"

Pernyataan yang tabib itu buat membuat bola mata sang raja seketika membulat sempurna. Sang tabib mengangguk dengan senyum cerahnya karena dia adalah orang pertama yang tahu bila kerajaan ini akan memiliki pangeran.

"Iya, Raja. Pingsannya Ratu karena beliau sedang hamil. Di kehamilan muda memang rentan untuk jangan terlalu melakukan aktivitas yang banyak. Saran saya beberapa hari ini Ratu lebih baik beristirahat sejenak jangan terlalu banyak pikiran," jelas sang tabib.

"Meskipun saya melihat sang pangeran sangat kuat, ini juga alasan yang membuat sang ratu pingsan," imbuhnya.

Easter mengangguk mengerti. Jadi, Vele pingsan juga karena kehamilannya sendiri. "Baiklah. Kau bisa pergi sekarang."

"Baik, Raja." Sang tabib pun pergi dari sana dengan Jake dan Vale yang langsung memberondonginya dengan berbagai pertanyaan.

"Apa yang terjadi? Apakah Ratu baik-baik saja?" tanya Jake. Sang tabib pun mengangguk.

"Beliau sedang hamil," ungkapnya kembali.

"Apa?!" pekik Jake dan Vale bebarengan. Ekspresi terkejut mereka sama seperti yang Easter tunjukkan. Sang tabib pun memilih untuk melanjutkan perjalanannya lagi.

Easter nampak tersenyum bahagia sembari menggenggam tangan Vele. Dilihatnya wanita tersebut masih menutup mata. Easter pikir ini lebih baik karena Vele harus banyak istirahat.

Cup. Satu ciuman singkat ia daratkan di dahi sang mate. Dan matanya tertuju pada perut datar yang sebentar lagi akan berbubah. "Jagalah ibumu, Nak. Jangan buat dia terlalu kelelahan," kata Easter ditujukan kepada anaknya yang bahkan masih belum tumbuh sempurna. Memang inilah resiko jika mengandung anak dari seorang vampir apalagi seorang raja. Jadi, perjuangan Vele sangatlah keras nanti.

Easter menaikkan selimut hingga sebatas dadaa. Kemudian pria ini pergi dari kamar untuk membiarkan Vele tidur dengan nyenyak. Seperti tadi, Jake dan Vale masih berada di depan pintu. Mereka masih sangat terkejut mendengar kehamilan Vele yang artinya kerajaan ini akan mendapatkan pangeran atau putri.

"Aku tau kalian pasti terkejut. Tetapi, perkataan tabib adalah benar. Jake, sebarkan berita bila kerajaan dan seluruh negeri immortal akan segera memiliki pangeran dan putri. Lebih tepatnya aku juga kurang tau ini pangeran atau seorang putri," perintah Easter. Jake mengangguk, dia akan menyebarkan kabar bahagia ke seluruh lapisan.

Mata wanita itu mengerjap-ngerjap, menyesuaikan netranya dengan cahaya di dalam kamar. Vele sudah bangun. Dia terlihat terkejut karena berada di kamar. Tenggorokannya kering, dia hendak mengambil air yang berada di atas meja samping.

"Kamu sudah bangun?" Easter baru saja masuk ke dalam kamar. "Biar aku bantu," lanjut pria tersebut yang sigap membantu Vele duduk dan mengambilkannya air. Pria ini memperhatikan sang mate yang sedang minum. Ditatap intens seperti ini membuat Vele mengernyit.

"Ada apa dengan wajahmu itu?" tanya Vele langsung, dia meletakkan kembali gelasnya di meja.

Easter duduk menyamping di pinggir ranjang. Pria itu menarik Vele dan membawanya ke dalam dekapannya. Tidak terlalu kuat karena dia tak ingin membahayakan calon anaknya yang bahkan belum lahir. Vele yang melihat sikap aneh Easter menjadi bingung sendiri pada akhirnya.

DOUBLE V ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang