Prabu Bratadikara dirundung dilema. Kemarin, senopati Kadhaton Tirta Wungu melamar Ratriastiti untuk dijadikan istri Kenangkali. Sang prabu meminta pertimbangan istri serta adiknya. Permaisurinya, Ratu Padmasari, mengingatkannya untuk tidak gegabah menerima lamaran. Pun dengan adiknya, Sasikirana, yang berkata serupa.
Sasikirana mengetahui apa yang menimpa Wulandari selama tinggal di Tirta Wungu. Ingin rasanya memprotes besannya, tapi yang ada ia justru akan dijadikan bulan-bulanan.
Sebelum mengambil keputusan, Prabu Bratadikara mengadakan diskusi tertutup dengan istri dan adiknya. Sasikirana sengaja datang ke tanah kelahirannya sendirian untuk memenuhi panggilan kakaknya.
"Pemimpin Tirta Wungu terkenal keras pada menantu perempuannya. Mereka tidak suka jika menantu perempuan lebih pandai dari putra mereka. Maka dari itu, mereka sering melamar putri dari kadhaton kecil dengan anggapan mereka tidak menerima pendidikan mumpuni. Sayangnya, tidak semua putri kadhaton kecil lebih bodoh dari putra mereka."
"Putriku pernah dipukul rotan hanya karena ketahuan membaca buku," imbuh Sasikirana.
"Nah, itu contoh nyata yang terjadi pada keponakanmu, Kanda. Putri kita akan dijadikan istri pangeran baru Tirta Wungu, yang pastinya pendidikannya belum mendalam. Bagaimana jika hal serupa terjadi pada Ratriastiti?"
"Selain itu, jika putra mereka melakukan kesalahan, maka istri mereka turut dihukum. Itulah yang terjadi pada putriku, Kangmas!" Sasikirana membeberkan fakta lain.
"Keluarga suamiku sudah dua kali terikat hubungan dengan Tirta Wungu. Pertama, adik iparku yang diculik oleh pejabat istana dan dinikahkan paksa dengan putra mereka. Kedua, putriku yang dijodohkan sejak bayi dengan pangeran Tirta Wungu yang selama ini disembunyikan identitasnya. Baik suami adik iparku maupun putriku memang baik, tapi tidak dengan keluarga mereka. Kangmas pasti tahu kematian Dimas Tarachandra, bukan?"
"Iya, Diajeng. Aku tentu mengingatnya, karena aku turut mengirimkan bantuan untuk penyelamatan adik iparmu."
"Pejabat istana Tirta Wungu itu yang bersalah. Tak kusangka, ternyata prabunya juga sama teganya. Putriku pernah dibelenggu bersama suaminya selama beberapa hari. Karena apa? Hanya karena mereka tidak tidur seranjang!" Sasikirana setengah berseru. Dadanya kembang kempis dan napasnya memburu.
"Astaga!" Ratu Padmasari menutup mulutnya, tidak percaya. Sejurus kemudian, ia beralih mendekap adik iparnya yang tengah dikuasai emosi.
Prabu Bratadikara memijat pelipisnya. Ia tidak bisa mengabaikan pengakuan Sasikirana. Namun entah bagaimana nasib negeri dan keluarganya jika menolak lamaran Tirta Wungu.
"Keputusan akhir tetap berada di tangan Ratriastiti. Kita hanya bisa memberinya arahan, Dinda, Diajeng. Biarkan Ratriastiti masuk dan memberikan jawabannya."
***
Di sisi lain, Lirsasongko juga mengajak Kenangkali membicarakan perjodohannya.
"Apakah Putri Ratriastiti adalah saudara sepupu Diajeng Wulandari?"
"Benar. Kau sudah pernah bertemu dengannya?"
"Pernah, ketika menemani Dimas mengunjungi Kembang Arum."
"Baguslah jika kau sudah tahu orangnya."
Pikiran Kenangkali berkelana. Ia pernah memergoki Ratriastiti seperti memandangnya, ketika ia menemani Prabaswara dan Wulandari ke Kembang Arum. Tapi ia tak tahu arti tatapan Ratriastiti padanya.
Tidak mungkin kan Ratriastiti jatuh cinta pandang pertama padanya yang waktu itu masih berstatus pelayan?
"Jika Putri Ratriastiti menerima lamarannya dan kami menikah, apakah Ayah akan marah jika ia lebih pandai dariku?"
![](https://img.wattpad.com/cover/215031959-288-k700461.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Prabaswara [Complete√] ~ TERBIT
RomancePrabaswara adalah pangeran Kadhaton Tirta Wungu yang kehadirannya antara ada dan tiada. Prabaswara kerap mendapat perlakuan buruk dari keluarganya. Ia sangat takut tak ada putri yang mencintainya karena status dan kondisinya. Wulandari adalah putri...