Chapter 5

501 49 0
                                    

Haruka melihat sekeliling, tidak ada siapapun disekitarnya. Dia melihat jam di layar ponselnya.

18.23

Apa Touma lupa menjemputnya? Ataukah ada hal lain yang membuatnya terlambat?

"Eh? Tapi terlambat 3 jam?! Memang dia ngapain sih?!" Haruka cemberut, dia berjongkok didekat gerbang sekolah sambil memainkan ponselnya.

"Isumi-san?"

Panggilan dari seseorang membuatnya mengalihkan fokus, seorang pemuda bersurai gelap berdiri tidak jauh darinya.

"Izumi Iori?" Haruka berdiri.

"Tunggu- kau juga belum pulang?!" Dia langsung menunjuk Iori.

Iori menghela napas,"kalau aku sudah pulang tidak mungkin aku berada disini,"

Ponsel Haruka bergetar, tanda pesan masuk yang langsung dibaca olehnya.

Aku tidak bisa menjemput mu, pulang sendiri saja ya Haru.

~ Touma

Haruka meremas ponselnya.

"Ba#####!! Kenapa baru bilang?!" Dia hampir membanting ponselnya kalau tidak ingat berapa harganya.

Iori berjalan meninggalkan Haruka, dia ingin cepat-cepat pulang untuk mengerjakan tugas rumah.

Haruka menyusulnya karena tempat tujuan mereka sama.

.

.

Haruka dan Iori langsung naik begitu bus berhenti di halte tempat mereka menunggu. Karena kursi lain penuh keduanya duduk bersebelahan, dan Haruka duduk dide

Haruka melirik ke kursi disebelah Iori, matanya terbelalak melihat siapa yang ada di sebelah teman sekelasnya itu.

Haruka langsung memalingkan wajahnya ke arah jendela, berpura-pura tidak melihat.

Lagipula sepertinya Iori juga tidak sadar dengan orang di sampingnya.

.

Riku sibuk dengan ponselnya, sementara Tenn tertidur di bahunya. Beberapa kali dia menggumamkan lagu yang dia dengarkan dari earphone sambil jari-jari nya meluncur di atas layar ponsel.

Merasa ada yang memperhatikan dia melihat sekelilingnya, matanya terpaku pada orang yang duduk di sampingnya. Dia mengenali seragam sekolah itu, seragam sekolah SMA nya.

"Eh.... Dia kan- Isumi.... Haruka?" Riku mengenali pelajar yang duduk di pojok dekat jendela, tapi dia tidak mengenali yang satunya, mungkin temannya Haruka.

"Apa dia yang memperhatikan ku?"

Riku mengenal adik kelasnya itu karena beberapa kali Tenn beradu mulut dengannya selama sekolah. Entah kenapa anak itu tampaknya tidak terlalu menyukai Tenn, dan sering membuat masalah dengannya.

Riku kembali mengalihkan pandangan ke arah kakaknya, Tenn masih tidur di bahunya, 2 halte lagi sampai tujuan mereka.

Pemuda itu kembali melihat ke arah sampingnya, tidak sengaja beradu pandang dengan orang disampingnya Haruka, buru-buru dia memalingkan wajahnya.

'Kenapa dia melihat kearah sini?!!'

Riku berpura-pura melihat kembali ke layar ponselnya, menepis rasa malu yang didapat.

Tanpa menoleh pun dia dapat mendengar keributan dari dua orang di sampingnya, sepertinya orang itu juga sama.

"Apa sih kau menganggu!" Haruka tiba-tiba membentak, dia agak terganggu karena Iori tidak sengaja menyenggolnya.

"Kenapa kau seperti gadis yang sedang periode bulanan?" Iori berkata dengan nada agak tinggi.

"Masalah untukmu?" Dia memeluk kedua lengannya didepan dada, kepalanya mengarah keluar jendela dengan ekspresi cemberut.




.




Setelah Tenn dan Riku turun di halte tujuan mereka Haruka memperhatikan Iori yang juga turun, bukannya tujuan dia dan Iori sama sama di halte berikutnya?

Entah apa yang dipikirkannya, dia juga bangun untuk menyusul Iori.

"Tunggu pak! Jangan ditutup dulu pintunya!" Seru pemuda berusia 17 tahun itu.

"Kenapa tidak sejak tadi?" Sopir itu memarahinya.

Haruka mengucap maaf sebelum melompat turun menyusul Iori.







.






To be continue~

Vampire King's MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang