Chapter 22

303 36 10
                                    















.













Mungkin.... Aku akan membuat cerita ini menjadi 18+











.















Nanase Riku melihat jam dinding di kamarnya.

22.35

Tenn sudah tidur disebelahnya, dia bilang dokter sudah mengizinkannya pulang besok, itu berita bagus.




Riku menatap cincin di jari manis kanannya dan mencengkeram dadanya.

Tidak akan kambuh lagi, napasnya juga lebih ringan, Iori menepati janji.

"Iori...."





Tanpa sadar air matanya menuruni pipi.

"A.... Apa yang harus aku lakukan...." Dia mendekap kedua tangannya didepan dada, menangis dalam diam, tidak membuat suara.

Menumpahkan semua emosi yang ditahannya, membiarkan hanya keheningan yang mendengarkan.

"Otou-san... Okaa-san.... Apa yang harus aku lakukan? Uhhhukk!" Dia menggigit bibirnya, menahan suara agar tidak terdengar oleh kakaknya yang tertidur.










.












Tapi Riku tidak tahu kalau Tenn terbangun karena pergerakannya.

Dia tidak bangun, hanya mendengarkan isakan tertahan dari adik kembarnya.

Dadanya sakit mendengar itu, sesak saat dia tahu tidak ada yang bisa dia lakukan.

'Aku tidak bisa .... Aku .... Tidak sanggup mendengarkan Riku menangis seperti ini,'

Tanpa sadar dia meremas selimut dengan kuat.







'Otou-san, Okaa-san, Aku harus apa?'






Tenn benar-benar dibuat putus asa dengan keadaan Riku.












.










Anesagi memperhatikan setiap hasil tes anak remaja itu.



Tidak ada yang berubah.

"Tidak ada yang berubah, kau yakin vampir itu mencekoki mu darahnya?" Dia bertanya pada anak yang sedang menunduk dengan ekspresi suram.

"Humnn..." Riku mengangguk.

Anesagi menyentuh dahinya dengan ujung jari,"tapi kau masih manusia.... Dan cincin mu itu sungguh tidak bisa dilepaskan?" Dia menunjuk cincin yang melingkari jari manis Riku.

Tenn memutar matanya,"kalau bisa juga sudah kulepaskan sejak awal dia datang,"



Tidak lama dia mengerang frustasi.


"Bahkan pemadam kebakaran yang ku panggil untuk memotongnya dengan alat pun tidak bisa! Itu tidak bisa dipotong! Bajingan itu membuatnya dari bahan apa sih?!" Tenn mengacak-acak rambutnya.





Sousuke memperhatikan dari sudut ruangan.

"Nanase Riku,"

Riku menolehkan kepalanya.

"Ada apa Yaotome-san?"

Sousuke menatap pemuda itu dengan tajam,"aku sudah meminta tolong seseorang yang bisa dipercaya untuk memeriksa mu, sebentar lagi dia akan datang. Anesagi, kau bisa kembali ke kantor,"

Vampire King's MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang