Chapter 6

462 53 3
                                    

Tenn melihat sekeliling, langit sudah mulai gelap jalanan cukup ramai, banyak orang berlalu-lalang disekitar, dia mengerenyitkan dahi dan langsung menarik adik kembarnya untuk berjalan lebih cepat.

"Ada apa Tenn-nii?" Dia kebingungan melihat raut wajah panik kakaknya. Tangannya juga terasa sakit karena digenggam dengan kuat.

"Dalam hitungan ketiga ayo lari," Tenn berbisik di telinganya, Riku mengangguk paham.

"Pada hitungan ketiga......" Tenn bersiap memulai hitungan.

"Tiga!"

Keduanya berlari sekuat tenaga, membuat pejalan kaki lain kebingungan dengan keduanya.

Dan sepertinya Tenn lupa tentang penyakit adik kembarnya.

.

"Izumi kemana?!" Haruka mengedarkan pandangan, mencari sosok teman sekelasnya itu.

"AAHHH!! Kenapa juga aku bodoh mengikutinya?!" Haruka mengacak rambut, mengecek jam di ponselnya.

19.43

Sialan! Touma pasti akan memarahinya kalau pulang terlambat.

"Pacar macam apa! Jemput aja banyak alasan! Awas kalau dia marah!" Haruka mengancam.

Touma menelpon, dia menolak panggilannya.

"Aku tidak peduli padamu sayang!"

Panggilan kedua juga ditolak.

"Pacarku! Pacarku! Hilih bu#####!!"

Panggilan ketiga kembali ditolak.

Haruka mengangkat panggilan keempat.

"BACOT BA#####!!"

Setelah itu langsung dimatikan.

Beberapa pejalan kaki memperhatikannya, dia bertingkah seolah tidak melakukan apapun lalu menuju arah rumahnya, menyesal dia mengikuti Izumi yang sekarang entah dimana dia berada.

".... Tunggu!" Haruka tersentak menyadari sesuatu, dia mengingat kembali apa yang dilakukan Izumi Iori.

Dia menutup mulutnya,"tidak mungkin kan..... Dia mengikuti dua orang itu?!"

Keringat dingin mengalir di pelipis nya,"apa karena Yotsuba memberikan foto mereka sebagai dua senpai yang akrab dengannya dulu..... Ataukah sebenarnya dia sejak itu sudah sering mencari tahu?!" Berbagai pikiran terlintas di otaknya.

Tapi akhirnya dia tertawa sendiri.

"Tidak mungkin! Hahahaha.... Ha..ha.... Kan?"


.


"Uhuk! Uhuk! Uhuk! Hhaa..... Hahhh... Uhhkk!"

"Riku, gomenasai! Gomenasai!"

Tenn berkali-kali meminta maaf pada adiknya, Riku hanya tersenyum tipis.

"Tidak apa apa, haa... hahhh... Tenn-nii pasti punya uhukk- alasan mengajakku berlari, hahhh.....hhaaa....." Riku berusaha mengatur napasnya, walaupun sudah memakai inhaler tapi dia masih harus menunggu beberapa saat agar napasnya benar-benar kembali normal.

.

Setelah beberapa menit Riku bertanya.

"Tenn-nii, kenapa Tenn-nii meminta berlari?" Riku bersandar di bahu Tenn, kakaknya sendiri sedang membalas pesan seseorang langsung menatap adiknya.

Tangannya bergerak mengusap kepala Riku,"di bus tadi.... ada orang yang mengikuti kita,"

Riku langsung mengangkat kepalanya,"huh?!"

Tenn menghela napas, sudah dia duga Riku tidak akan menyadarinya.

"Yang penting sekarang dia sudah tidak mengikuti, maka dari itu Riku jangan jauh-jauh dari Tenn-nii ya," Tenn berkata dengan lembut.

Riku mengangguk senang, dia kembali memeluk kakak kembarnya yang dibalas pelukan erat.

Tanpa dia sadari Tenn tersenyum miris.

'Entah sampai kapan aku bisa menjagamu disisiku'


.



"Kenapa kau tidak menjemputku! Sepenting apa urusanmu!? Kenapa kau tidak memberitahu apa-apa?!" Haruka memukuli punggung Inumaru Touma begitu dia pulang kembali ke apartemen mereka.

Touma mengaduh pelan, pukulan Haruka memang tidak menyakitinya, tapi tetap saja terasa panas setelah dipukul.

"Aku ada pekerjaan mendadak! Sudah kubilang kalau aku tidak bisa menjemput mu itu karena ada pekerjaan mendadak!" Dia menahan tangan Haruka yang ingin memukulnya lagi.

"Hentikan! Itu sakit!"

Haruka menatap tajam,"memang pekerjaan mu apa?"

"Membasmi vampir!"

Haruka makin kesal,"jawab yang serius bodoh!"

"Aku serius!" Touma ngegas.

Haruka tambah emosi.

"Aku bukan bocah yang bisa kau tipu! Aku tahu mana yang nyata dan tidak! Jangan bodoh!" Dia menunjuk didepan hidung pria yang lebih tua.

"Haru-ku..... Ikuti aku!" Dia menarik tangan Haruka masuk ke kamarnya.

Haruka panik, dia tidak pernah memasuki kamar Touma sebelumnya, apalagi dengan keadaan emosi seperti ini.....

.

"Lihat!" Touma menunjukkan beberapa file di laptop nya, foto dan biodata beberapa orang.

Haruka memasang ekspresi aneh,"kenapa kau niat sekali ingin menipuku...."

Touma makin kesal, dia menunjukkan satu video pada Haruka.

"Aku sebenarnya tidak boleh menunjukkan ini, tapi aku lelah menyembunyikan ini darimu!"

Haruka terdiam saaf menonton, dia tidak Sebodoh itu untuk percaya.

"Touma, kau yakin tidak perlu aku panggilkan perawat dari rumah sakit jiwa?" Haruka menghela napas.

Walaupun Touma tidak ingin memberitahu pekerjaan nya, setidaknya jangan menipunya seperti ini, kekanakan.

"Haru! Hahhh,"

Touma menghela napas lelah.

Tapi tidak berapa lama dia merasakan tarikan dari ujung bajunya.

Haruka menatap layar dengan ekspresi terkejut sambil menunjuk.

"I... Itu- bukannya aktris populer yang bulan lalu ditemukan tewas dengan banyak luka?! Baga- tanggal video ini direkam hanya beda sehari sebelum kematiannya- INUMARU TOUMA APA YANG SEBENARNYA KAU LAKUKAN SELAMA INI?! DAN KENAPA DI DALAM LACI MEJA MU BANYAK PISTOL DAN ISI PELURU?!!" Dia berdiri dan menarik kerah baju Touma.

Touma memeluknya, mengusap punggung Haruka yang kebingungan.

"Apa... Kau seniat ini menipuku dengan mengundang aktris sepopuler itu Touma... Nee.... Touma, apa itu semua benar?"

Touma berbisik di telinganya.

"Kalau kau tidak percaya aku akan membawamu sekarang untuk menunjukkannya,"

.

"Bahwa di dunia ini....










.











.











.... Manusia tidak hidup sendirian,"







.







.






Aku lupa bilang, alur cerita ini mungkin agak lambat, tidak langsung masuk ke konflik utama.

Dan pasangan utamanya saja baru bertemu hehe~


Vote dan comment ya~♥️

Vampire King's MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang