Chapter 9

439 52 2
                                    

"AAAHHH!!"

"Hahh.... Hahh.... Hahhh..." Riku terbangun dengan napas tak beraturan. Dia meraba nakas untuk mengambil inhaler nya.

"Hahhh huhhh hahh hahhh uhuk!"

Menunggu beberapa saat untuk menormalkan napasnya, dia mengingat kembali mimpinya tadi.

Dia langsung bergidik ngeri membayangkan nya lagi, tanpa sadar dia meraba leher tempat orang di mimpinya menaruh dagu. Masih merasakan sensasi geli dan merinding disaat yang bersamaan.

Riku melihat jam dinding.

03.16

Masih terlalu pagi untuk bangun dan memulai hari, dia kembali merebahkan diri sebelum telinga nya mendengar sesuatu dari luar sana.

Duk

Duk

Duk

Duk

Bunyi langkah kaki yang terdengar berat, seperti orang itu memakai sepatu bot tebal atau semacamnya, Riku menarik selimut untuk menutupi kepalanya, membalik tubuhnya menghadap ke pintu sambil mengintip sedikit.

Tangannya cukup cepat untuk mengambil ponsel di atas nakas sebelum menarik selimut dan suara langkah kaki itu mendekati pintu kamarnya.

Riku mengirimkan pesan pada Tenn.

Tenn-nii, sudah pulang?

Tenn-nii? Kau yang berjalan di luar kamar kan?

Tidak ada jawaban, tidak juga dibaca, dan suara langkah kaki itu semakin terdengar jelas.

Riku semakin gemetar, mengatur kecerahan ponselnya sampai titik paling rendah, dia terus mengirimkan pesan pada Tenn.

Duk

Duk

Cklek

Deg!

Jantungnya serasa mau copot setelah orang itu berhenti didepan pintu kamarnya dan membuka handle pintu.

"Hahh.... Hahhh..."

Riku menutup mulutnya, tidak ada waktu untuk mengambil inhaler sekarang, apalagi orang itu sudah membuka sedikit pintu.

"Kau sudah bangun?"

'DIA TAHU?!'

Riku menutup kedua mulutnya dengan tangan, dan orang itu sudah masuk ke kamarnya, tidak terlihat karena pandangannya tertutup selimut, apalagi kondisi kamar dan ruang tengah yang lampunya dimatikan.

Langkah kaki kembali terdengar, mendekati ranjang nya.

Dan orang itu berhenti disamping ranjangnya!

Tidak lama pesan masuk dari ponselnya.

RIKU?!

KAU BAIK BAIK SAJA?!

AKU AKAN SEGERA PULANG!

TETAP DI TEMPATMU!

'Tenn-nni'


"Uhhhkk! Uhuk! Uhuk!"

Dia sudah tidak bisa menahan rasa sesak di dadanya lagi.

Satu tangan berlapis sarung tangan masuk ke dalam selimut, menutup kedua matanya dengan telapak tangan itu.

Riku berusaha menepis, tapi tenaganya tidak cukup kuat saat ini.

"Hhha- uhukk! Uhhuk! Hahh.... Mau apa.....hhhehh... Mau apa kau?!" Dia membentak.

Tidak lama dia merasakan sesuatu menyentuh bibirnya.

Inhaler.

Riku membuka mulutnya, membiarkan orang itu menyemprotkan inhaler ke tenggorokannya.

.

"Sudah lebih baik?" Laki laki itu berbisik di telinganya, menimbulkan rasa geli.

Riku masih tidak bisa melihat wajahnya, kedua matanya masih ditutupi. Tenn akan segera datang, dia akan baik-baik saja, hanya perlu mengulur waktu kalau orang itu memiliki niat buruk padanya.

Mengulur waktu....

Semoga dia bisa.


"Kau tidak berubah,"

Riku merasa dia mengenali suara ini.

Di suatu tempat....

Di suatu waktu.... Dia pernah mendengarnya.

Tapi kapan?

"Siapa?" Riku bertanya.

Terdengar suara tawa, menertawakan pertanyaan bodoh yang ditanyakan oleh pemuda berusia 18 tahun itu.

"Nanase Riku, 18 tahun, lahir 9 juli, sejak berumur 11 tahun tinggal di panti asuhan bersama kakak kembarmu karena orang tua meninggal dan tidak ada kerabat yang mengasuh,"

'Dia.... Tahu semuanya?!'

"Malang sekali dirimu,"

Berikutnya dia merasakan sesuatu yang tajam menancap di lehernya.

"Aaaaakhhhhh!!" Riku menjerit, dia meronta berjuang melepaskan diri.

Tenaga orang ini kuat sekali, rasanya seperti mendorong patung dari atas tubuhnya, rasa sakit di leher membuatnya semakin panik.

'ORANG INI SAKIT JIWA!!'

"Lepaskan! Menjauh dariku! Pergi kau!" Riku menjambak rambutnya dengan satu tangan karena tangannya yang lain sudah ditahan.

"Ughh...."

Tidak berapa lama orang itu melepaskan nya, tapi tidak dengan telapak tangan yang menutupi kedua matanya.

Riku merasakan kepalanya kembali ditutupi selimut dan kemudian telapak tangan itu melepaskannya, membuat dia kembali mendapatkan penglihatan.

Anak remaja itu langsung menyibak selimut yang menutupi kepalanya untuk melihat siapa pelaku yang menerobos masuk ke kamar nya.


Kosong.



Tidak ada siapapun didepannya.





Orang itu pergi.








Sudah pergi.







.









.










Tanpa membuat suara apapun.








Bagaimana hantu.

Vampire King's MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang