Chapter 25

332 30 13
                                    







.






23.26

Riku memandang keluar jendela kamarnya, Tenn sudah berangkat bekerja beberapa jam lalu, sekarang dia hanya sendirian dirumah.

Karena merasa bosan, jarinya mengetuk touchpad untuk menghentikan film yang diputar di laptopnya.

"Hahhh..... Sepi sekali," pemuda belasan tahun itu memeluk lututnya lebih erat.

Tok

Tok

Tok

Pintu kamarnya diketuk, tidak berapa lama suara seseorang terdengar.

"Riku-san?"

Suara milik Iori.

Riku bingung harus menjawab apa, jadi dia hanya memandangi pintu kayu yang masih tertutup rapat.

Dia mengalihkan tampilan laptopnya menjadi aplikasi berbalas pesan dan segera mengirimkan pesan pada Tenn.

Tenn-nii, Iori datang mengetuk pintu kamarku. Boleh kubiarkan dia masuk ke kamarku?

Tidak berapa lama dia mendapatkan jawaban.

Tidak boleh! Jangan biarkan dia masuk!

Tunggu?! Sejak kapan kau memanggil nya Iori?!

"Nanase-san tetap tidak ramah ya,"

Suara Iori terdengar dari samping telinganya, Riku tersentak dan menjauhkan diri.

"Iori?!"

Iori mengambil tempat disebelahnya, Riku semakin mundur ke pojok.

"Nanase-san benar-benar ceroboh membiarkanmu sendirian dirumah, bagaimana kalau ada perampok masuk?" Iori merangkul pasangannya, Riku menepis tapi Iori tetap memaksa merangkul dan menariknya mendekat.

Riku pasrah saja, berharap Iori tidak melakukan hal lebih dari sekedar memeluk.

"Padahal kau lebih berbahaya daripada perampok," gumam Riku.

Jari-jarinya kembali menyentuh touchpad dan memutar film yang dia miliki.

Iori melirik,"beberapa kali aku mendengar tentang pasangan yang berkencan sambil menonton film, kau mau mencobanya?"

Dan Riku baru sadar setelah Iori mengatakannya, wajahnya memerah.

"Tidak! Tidak! Bukan! Bukan!" Dia menggeleng kuat.

"Bukan itu..... Aku.... Aku-" dia canggung sendiri.

"Pftt- lucu sekali," Iori menahan tawanya.

Riku semakin memerah mendengar itu, dia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan.

"Waaaahh!!! Iori!! Jangan!! Jangan katakan itu!!" Menenggelamkan wajahnya di dada lelaki yang lebih tua.





"Iori... Aku... Bermimpi," Riku membuka suaranya, menolehkan kepalanya kebelakang, dimana Iori memeluknya dan dia berada di pangkuan dan membelakangi Iori.

"Mimpi apa itu?" Iori menenggelamkan wajahnya di leher Riku.

"Aku bermimpi kau membunuhku,"









DEG!

Melihat Iori yang tidak merespon, Riku kembali bertanya,"Iori, apa reinkarnasi itu benar-benar ada?"

"Riku-san terlalu memikirkan banyak hal," Iori menjawab tenang.

Riku bersandar pada lelaki dibelakangnya,"jawab sejujurnya Iori... Aku tidak bisa kau bodohi,"

"Aku tidak ingin menjawab hal tidak penting!" Dia menggelengkan kepalanya.

Riku kesal,"aku hanya bertanya! Kenapa jawabanmu aneh?!"

Iori menjilati leher Riku yang membuatnya merintih pelan.

"Uhhh... Iori!! Jangan langsung menyerang!!" Dia mendorong kepala Iori menjauh.

"Riku-san, aku ingin darahmu,"

Riku cemberut,"jadi kau datang untuk itu?!"

"Kau pikir aku akan menemanimu dengan percuma?" Iori menatap bingung.

Riku memalingkan wajahnya,"yah.... Seperti.... Itulah,"

Iori menghela napas,"kau terlalu banyak membaca novel roman dan film tentang vampir, aku bukan orang seperti itu, tidak seperti aku memiliki banyak waktu untukmu atau duniaku hanya terpusat padamu,"

"Kau memang tidak memiliki hati!"

Lelaki bersurai gelap mengambil tangan Riku dan menciumi punggung tangannya.

"Aku lupa memberitahu tentang aturan yang harus kau ikuti. Dengarkan baik-baik," Iori menarik wajah Riku agar menatap kearahnya.

"Aturan untukmu adalah:
1. Jangan membantahku!
2. Jangan melawanku!
3. Jangan mencoba lari!
4. Dengarkan kata-kataku!
5. Jangan keluar tanpa izinku!

Jadilah anak baik dan penurut! Mengerti?!" Iori berkata dengan nada mengancam.

"Apa yang terjadi kalau aku melanggar?" Remaja itu bertanya.

Iori menyeringai, Riku menggigil dan berusaha menjauh, tapi lelaki ini memeluknya lebih kuat, menahan tubuhnya agar tidak menjauh.







"Menurutmu apa yang bisa aku lakukan padamu?"



Riku mematung, dia langsung menundukkan kepalanya.

"Maaf...." Bisiknya pelan.



Keduanya kembali diam, hanya ada suara film yang diputar yang terdengar.








.









01.27

"Mnnghhh ...." Riku mengerang pelan.

"Apa Riku-san? Kau mengatakan sesuatu?"

Dia menciumi kepala belakang Riku yang berada di bawahnya.

Satu tangannya menyusup masuk kedalam piyama meraba punggung pasangannya.

Riku berbaring memunggungi Iori yang berada di atasnya sambil menggigiti leher belakangnya. Kedua tangannya ditahan di atas kepala, membuatnya gerakannya terkunci.

"Siapa... Kau sebenarnya?" Riku menggigit seprai.

Iori tertawa pelan.

"Kau benar-benar ingin tahu?"



Dia merendahkan tubuhnya, mendekatkan wajahnya ke telinga Riku dan berbisik pelan.












.










.









"I'm your husband,










.









And you're mine,"











Satu gigitan yang lebih dalam dia berikan di bahu mulus itu.













.












.











Manis manis sedikit sebelum badai fufu~

Vampire King's MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang