Chapter 14

447 46 2
                                    


"Izumi-san lepaskan!" Riku meringis saat Iori menguatkan genggaman tangannya.

"Maaf, aku tidak sengaja," Iori melonggarkannya sedikit.

Sesampainya di depan pintu apartemen Riku dia berbalik pergi.

Riku terlihat bingung,"eh? Izumi-san kau mau kemana?"

"Hah? Tentu saja aku akan pulang?" Iori berhenti dan berbalik menghadap Riku.

Riku memiringkan kepalanya,"tidak ingin masuk dulu?"

"Kau... Tidak takut padaku?" Iori menaikkan alisnya, apa anak ini bodoh?

"Oh... Benar juga," Riku baru mengingatnya.

Iori menepuk dahinya, tidak habis pikir dengan sifatnya.

"Tapi kalau kau ingin bertamu sebentar akan aku buatkan teh atau jus," Riku kembali menawarkan.

Riku apakah kamu bodoh? Andaikan Tenn disana dia pasti sudah mengurungmu dikamar.

Iori mengalah,"hahh... Baiklah hanya sebentar kurasa tidak masalah

.

Anesagi Kaoru menatap Tenn dengan pandangan lelah.

Pemuda belasan tahun itu sejak tadi menjambaki rambut anak bos mereka.

Dia sudah berkali-kali mengingatkan untuk dilepas, tapi tidak didengarkan.

"Gaku! Adikku! Cepat! Temukan!!"

Yaotome Gaku yang kesal membentak,"BISA DIAM TIDAK?!!"

"Tidak!" Tenn semakin ganas menarik-narik baju lelaki yang lebih tua.

Ryu menghampiri mereka,"Tenn ponselmu berbunyi, Riku-kun menelpon!"

Tenn langsung mengambilnya dari tangan Ryu dan mengangkatnya,"RIKU!!"

"Tenn-nii, kau mengagetkan ku!"

Tenn yang sudah terlalu panik tidak memperdulikannya.

"Riku! Dimana kau?!"

"Aku dirumah, Tenn-nii masih sibuk ya?"

"Tidak! Aku akan pulang sekarang!"

Tenn memutus sambungannya lalu berlari keluar kantor, Gaku langsung menyusulnya.

Sebelum Ryu berhasil menyusul, dia ditahan Anesagi.

"Orang sakit sebaiknya diam!" Anesagi memaksanya duduk kembali.

"Tim C! Ikuti mereka! Tim E bersiap jika ada panggilan darurat!" Sousuke memberikan perintah.

.

Sementara orang yang dikhawatirkan sedang berbincang dengan santai bersama Iori.

"Eh?! Kau sekelas dengan Tamaki dan Isumi-kun?!" Riku berseru keras.

"Ya... Na-"

"Bagaimana kabar Tamaki?! Dia masih sering dimarahi guru? Lalu Isumi-kun, apakah dia punya teman?" Riku menanyakan banyak hal padanya, tapi tidak memberikannya waktu untuk menjawab.

'Padahal belum sampai satu jam lalu dia takut padaku... Anak ini mudah diculik,' Iori merasa prihatin.

"Nanase-san, kau bertanya terlalu banyak, aku tidak tahu harus menjawab yang mana," dia menghela napas.

Riku menggaruk pipinya,"kalau begitu... Kenapa kamu masuk ke kamarku tadi pagi?" Tanya nya to the point.

"Iseng saja," jawab Iori tanpa beban.

"......" Riku.

Melihat ekspresi wajah Riku, Iori merasa kasihan.

"Tidak, aku ingin menyapa mu, walaupun kau tidak tahu siapa aku,"

Vampire King's MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang