Chapter 45

197 23 11
                                    





..


..



"Uhukk-" Iori terbatuk, darah keluar dari mulutnya, dia menutup mulut, membuat tangannya berwarna merah.

Riku terdiam, Zero tiba-tiba muncul dibelakang Iori, tapi Riku fokus menatap sesuatu ditangannya.

"Mudah sekali ya menemukan anak-anak," dia menarik pedangnya, membuat Iori mengeluarkan lebih banyak darah dari mulutnya.

"Uhuk! Uhuk!" Iori terbatuk beberapa kali.






Dan Zero membawa satu orang yang dia kenal.










"Isumi.... Haruka?" Gumamnya.

Zero tertawa.

"Ya, anakku,"

Haruka memberontak darinya, Zero mencekiknya.

"Lihat baik-baik sayang, anak yang tidak kau pedulikan ini,"

"Uhhh!! Ghhkk!!" Haruka memberontak mencoba lepas.

"Lepas ... Lepaskan dia," Riku berdiri dan menghampiri, tapi Zero berjalan mundur.

Melihat Riku yang akan menghampiri Zero, Iori langsung memegangi pergelangan kaki Riku, membuat Riku hampir terjatuh kalau tidak menjaga keseimbangan.

"Jangan... Mendekat!" Peringatannya tidak didengarkan, Riku menepis dan berjalan lebih jauh.

"Lepaskan dia! Dia anakmu! Bukannya kau menyayanginya?!" Riku membujuk.

Zero memiringkan kepalanya dengan senyum sinis.

"Dulu, kalau sekarang dia tidak berguna,"

Melihat Zero mencekii Haruka lebih kuat membuat Riku panik, belum lagi Iori yang sepertinya kesulitan dengan lukanya.



'Aku harus apa?! Apa?!'










"Bawa aku,"




Zero melebarkan senyum.

"Oh?"

Haruka menggeleng,"JANGAN!!"

Iori berusaha bangkit, entah kenapa tubuhnya sulit digerakkan setelah mendapatkan luka dari Zero.

"Riku.... Jangan,"


"Iori, lepaskan aku," Riku menoleh kebelakang.

"Tidak akan!!" Iori tetap menolak.

"Ughh!!" Cekikan Zero semakin kuat.

Riku berlutut didepan Iori,"lepaskan aku Iori! Haruka tidak bisa menunggu!"

Iori tetap keras kepala,"aku yang akan melepaskannya dari Zero! Tunggu disini!!"

Tapi baru saja dia berdiri langsung terjatuh kembali, Zero memberikan sesuatu pada senjatanya, itu sebabnya Iori tidak bisa menyembuhkan luka.

Padahal harusnya regenerasi vampir bisa menumbuhkan bagian tubuh baru dalam beberapa jam.

Riku membantu Iori duduk,"tolong... lepaskan, lukamu juga salahku,"

"RIKU!" Iori menatap tajam.

"Jangan pernah katakan itu! Aku baik-baik sa- uhukk! Uhukk!" Dia kembali terbatuk.



"Bagaimana? Apakah enak? Rasa sakit dari senjata yang sudah kubuat dengan darah Nanase Tenn?"

Riku terkejut,"apa- maksudnya?!!"






Zero tertawa,"kau benar-benar tidak tahu apa-apa,



Orang yang membangunkanku memakai darah kakak kembarmu sebagai salah satu bahan, dengan sisanya juga dia menyatukan itu dengan senjata yang diberikan padaku,"

"Ughh.... Uhhuk!!" Haruka mulai terbatuk-batuk, wajahnya semakin memucat.

"Tentu saja darah miliknya bisa digunakan karena dia tidak terikat kontrak dengan vampir manapun, ahahahaha!! Aku menciptakan monster melalui keluarga kalian!!"

"Hahh... Hahh.... Uhukk!" Iori sudah kehilangan sangat banyak darah, Riku semakin panik.

"IORI!! Tolong! Lepaskan aku! Ya! Lepaskan!! Kalau begini terus kau bisa mati!!"

"Tidak.... Akan...."


Dia tetap tidak mau.







Riku mengangkat kedua sisi wajahnya,"tolong....




Jangan egois....







Untuk sekali ini dengarkan aku....







Lepaskan aku, ya?" Dia meminta kembali.



Iori menggertakan gigi.





Riku mengarahkan tangan Iori untuk melepaskan cincin di jarinya,"kumohon....."












.....














"Aku juga tersiksa bersamamu,"







Kalimat itu membuat Iori terkejut.






Riku tidak memasang ekspresi apapun.

"Aku... Teriksa, sakit.... Bersamamu menyakitkan.... Lepaskan...ya?"















"Baiklah,"



Iori melepaskan cincin mereka.


"Nanase Riku, aku melepaskanmu, aku memutus ikatan diantara kita,"


Dia membaca mantra lain yang tidak dimengerti.











"Sudah,"






Haruka dilepaskan.


Tapi Zero mengangkat wajahnya, memakasanya menenggak darah yang menetes dari lengannya.

"Aaakhh!!!"




"KAU BILANG KAU AKAN MELEPASKANNYA!!" Riku mendekat.





"Melepaskan cekikan, hanya itu," setelah itu Zero langsung membawa Riku pergi.

Meninggalkan Haruka yang menjerit karena rasa terbakar dari dalam tubuhnya.

Iori sendiri tidak bisa berbuat banyak, dia benar-benar sulit bergerak sekarang.

"Isumi-san...."

Dengan seluruh sisa tenaganya, Iori membawa mereka pergi dari sana.





..






..






Sudah dulu.....

Akunmenganguhj

Vampire King's MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang