Chapter 44

179 25 21
                                    

















......













"Izumi Iori, lepaskan ikatanmu dengannya, kalau kau ingin Nanase Riku tetap hidup,"





"Bagaimana kalau aku tidak mau?" Dia menantang.

"Kau akan-"




"Percuma saja Zero," Riku menyela.

Zero menatap Riku, pemuda itu memberikab ekspresi sedih.

"Kau membunuhku pun tidak ada yang berubah, dulu aku memang milikmu, tapi sekarang aku bukan milikmu lagi," dia menggelengkan kepala.

Tentu saja mantan raja tidak menerima itu, dia mengangkat Riku di satu tangannya dan membawanya pergi melalui jendela.

Iori mengejar keduanya.










Riku menoleh kebelakang, dia takut karena kecepatan berlari vampir sangat berbeda dari manusia, dan kecepatan keduanya tentu saja jauh lebih cepat dari vampir lainnya.

Dia sampai pusing.

Apalagi Zero berlari diantara atap dan dinding gedung, membuatnya harus menutup mata karena takut.

'Kenapa hidupku seperti ini.....' dia meratapi nasib.











Tanpa diduga Iori akan menyerang Zero, membuat Riku terlepas darinya, jatuh dari ketinggian.

Dengan sigap dia menangkap Riku sebelum mendarat ketanah, membawanya di kedua lengan.

Riku memeluk lehernya,"kau membuatku terkejut!!" Dia menarik narik pipi pasangannya.

Iori mendarat di tanah, tempat yang cukup sepi diantara 2 gedung, dia meminta maaf.

"Maaf, tidak ada cara lain,"

















Baru akan pergi tiba-tiba.













"AARRGGHHHH!!!"







Iori berteriak, seperti terkena sesuatu.

Riku menatap ngeri.

"IORI!!"

Mata kanannya tertancap sebuah pisau.

Tapi Iori tidak menurunkan Riku, meringis menahan luka di matanya.






"Jangan berpikir kau bisa lari membawa kesayanganku," Zero berada didepan mereka, memutar beberapa pisau di tangannya.




"Riku.... Cabut," Iori meminta.

Riku menggeleng,"tapi+ lukanya- aku- aku-"

Dia tidak tahu bisa melakukannya atau tidak, terlalu takut karena itu bisa saja membuat lukanya semakin lebar.

Tapi vampir itu tetap memaksa, dia meninggikan suara.

"CABUT SAJA!!"

Karena panik Riku terpaksa melakukannya, dengan tangan gemetaran dia mencabut paksa pisau yang menancap di mata kanan Iori.




"Ughhh!!" Iori menahan jeritan, benar-benar menyakitkan saat pisau itu ditarik keluar dari matanya, tapi dia tidak bisa menunjukkan kelemahan didepan Zero, terutama saat Riku akan dibawa pergi olehnya.

Riku mengusap pipi Iori yang dinodai darah,"maaf! Maaf! Aku terlalu kuat?!"

Dia menggeleng,"tidak apa-apa, ini akan sembuh dalam beberapa saat,"

Dia langsung membawa Riku pergi, Zero mengikuti dari belakang.





Zero menyeringai.

"Seberapa jauh kau bisa pergi dengan mata yang sudah tidak berfungsi itu?"















"Iori, lukanya belum sembuh,"

Luka di mata itu tidak sembuh setelah sejam, lelaki bersurai gelap itu bingung, tapi dia tidak bisa membuat Riku khawatir.

Dia tersenyum tipis,"maaf, keadaan ku tak terlalu baik, jadi butuh waktu sedikit lebih lama," dia duduk di dekat gudang tua yang sudah sangat berdebu, tidak menurunkan Riku jadi pemuda itu duduk dipangkuan Iori.

Riku membersihkan darah di wajah Iori dengan lengan piyamanya, dia sadar luka itu tidak menutup samasekali, tapi tidak berani bertanya lebih jauh.







'dia.... Bisa buta kan?'

Riku memeluk lehernya,"maaf, karena aku kau harus terluka,"

Vampir itu mengusap kepalanya,"aku sudah berjanji untuk menjagamu, ini hanya bagian dari janjiku,"














.....


















.....


















Tapi sebuah pedang menembus dada kiri raja baru itu.










....









Hmnnn~~

Vampire King's MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang