strong or weak?

1.7K 240 4
                                    

Kamu dan Jeno sedang duduk bersebelahan di sofa ruang tengah. Kedua kaki kalian bersila, sedikit bersingungan sebab kalian terlalu dekat.

Layar TV menyala dengan terang. Cukup menyilaukan sebab semua lampu diruang tengah telah diganti lampu remang, dan korden ditutup menandai malam telah tiba.

Kamu mencondongkan badanmu menghadap Jeno, menatap sisi wajah Jeno begitu lama, menunggu pacarmu ini melepas pandangannya dari ponselnya

Kamu mengerucutkan bibirmu gemas sebab sedikit kesal, dikacangi oleh Jeno.  Kamu mengintip sedikit isi ponsel Jeno. Sepertinya anak Dream yang sedang rusuh di grup.

Kamu mulai menarik perhatian Jeno dengan membuat suara decakan berulang

Kamu tertawa terlebih dahulu sebelum Jeno menoleh dan mengatakan "Wae?" Dengan suara kesal

Emosi Jeno yang awalnya sudah mulai naik, kini langsung kembali ke titik terendah ketika melihat kamu yang tertawa kecil sehingga wajahmu tersenyum penuh dan menunjukan eye smile (walaupun tidak sedalam milik Jeno)

"Bosen nunggu?" Tanya Jeno sembari mengelus rambutmu dengan tangan kirinya

Perilaku Jeno otomatis membuat kamu menguap dan menangguk kecil untuk menjawab pertanyaan Jeno

"Sini" Ujar Jeno merentangkan tangan kirinya

Dengan mata yang sayup kamu masuk ke pelukan Jeno, tempat paling nyaman untuk beristirahat sejenak

Jeno mengecup ujung kepalamu pelan sebelum menyindir, "yakin tidur, Seongnam Oppa bakal muncul 20 menit lagi"

Matamu yang sudah berat langsung terbuka kembali mengingat watch list mu malam ini. Drama korea 'Under the Queen's Umbrella".

"Hoamm" Kamu menguap lebar untuk agar terus terjaga, Jeno yang gemas dengan tingkah pacarnya ini mencuri satu kecupan singkat. Lalu ia menepuk nepuk punggungmu pelan sebagai tanda untuk bangun

"Aku buatin toast" Ujar Jeno setelah kamu berdiri dan berjalan menuju dapur

Jeno tidak jadi mengikutimu karena ada telfon yang masuk, sepertinya dari perusahaan karena nada bicaranya begitu sopan

Tepat sebelum kamu memasuki area dapur, kamu melihat ada lem serbaguna. Kamu jadi teringat prank viral di tiktok

Kamu terburu buru mengambil toples selai strawberry dan mengaplikasikan lem di bibir toples sehingga ketika kembali ditutup toplesnya akan lebih susah dibuka

Kamu membuat toast seperti bisanya setelah menyingkirkan lem dari tempat kejadian perkara

"Dari siapa?" Pertanyaan terbasa basi dari mu setelah Jeno mengangkat telfon, seharusnya Jeno sadar kalau kamu menanyakan hal ini maka ada hal terselubung yang barusan kamu lakuin

"Dari perusahaan" Anehnya Jeno membalas pertanyaan itu bukan balik bertanya

"Kenapa?" Tanyamu yang mulai mengambil toples selai yang di lem tadi

"Ditunjuk buat collab di konser tahun baru SM" Jeno membalas pertanyaanmu sekaligus mengambil alih toples yang tidak bisa kamu buka itu

"Ooo, jadinya anak dream dapet lagu yang mana?" Tanyamu polos dan sedang menata roti panggangmu di piring

"Cuma aku aja" Kata Jeno otomatis sebab ia sedang kesulitan membuka toples selai itu

"Hah? Sendirian? Oo yang sub unit double couple itu" Tentu kamu tahu, siapa yang memproduceri konser SM tersebut?

"Hmm, sama Karina" Lem di toples itu bekerja dengan baik, sampai sampai Jeno kesulitan membuka toplesnya. Mukabya udah merah dan ia tidak sadar apa yang dia ucapkan

"Suka sama penempatannya?" Tanyamu random

"Bangettt!!" Jeno berucap dengan menyerit sebab ia menggunakan semua tenaganya untuk membuka selai ini

Yoksi, Lee Jeno!

"Heol" Ujaran itu keluar dari mulutmu entah untuk menanggapi Jeno yang bisa membuka kaleng selai itu atau jawaban Jeno atas pertanyaanmu

Yang jelas otakmu tiba tiba berhenti berfikir dan kehilangan minat untuk menjelaskan apa yang kamu lalukan ke toples itu.

Toastmu sudah siap dan drama yang kamu tunggu juga sudah tayang. Kamu tahu kalau drama itu bagus ketika kamu bisa mulupakan masalah yang kamu hadapi ketika menontonnya.

Entahlah, kamu ingin untuk duduk di balkon apartemen. Dan itu merupakan pilihan yang tepat sebab bulan malam ini sedang penuh

"Jen, pernah gak ngerasa risih sama sikap gue yang bocil banget sama elo?" Tanyamu menatap langit malam

"Enggak, gue tau itu proses coping elo, gue nerima itu dan you embrance your inner child to you still do what you need to do so very very well kan"

"Toh masih banyak orang yang sayang ke kamu, banyak cowok yang ngantri buat jadi pacar kamu selain aku" Lanjut Jeno

Mendengar berapa entengnya jawaban Jeno, kamu jadi menoleh ke arahnya, "Terus menurut jeno gimana?"

"Tentang"

"Mereka, si para waiting list hahaha"

"Jalani aja? Santai, chill, relax... kagak ada hukuman buat sukak sama orang, kan?"

"Oooo" Kamu kembali kehabisan kata kata

"Kyaknya elo lebih bisa mahami gue dibanding gue mencoba buat memahami sikap elo" Ucapmu

"Kita gak mungkin memahami satu sama lain, karena kita orang yang beda, kamu gini aku gitu, meskipun dunia kita beda tapi kita tetap bisa bersama, Jadi jangan terlalu kecewa walau kita tak bisa saling memahami karena itu hal yang mustahil dilakuin, kita hanya perlu melakukan hal yang bisa kita lakuin" Jelas Jeno sebelum keheningan membekukan suasana malam itu

Jeno menoleh ke kamu, akhirnya ia yang membuka percakapan "Oh ya? Apa aku udah ngucapin saranghae hari ini?, kyaknya sekarang saatnya, saranghae yo"

"Nado" Jawabmu dengan tersenyum

Jeno mengelus rambutmu sembari berucap "Terima kasih terus jalanin komitmen kita berdua buat jadi tempat paling aman untuk beristirahat ditengah dunia yang makin lama dijalani makin berat"

Mukamu menjadi kembali datar, mencoba mencari topik lain

"Bulannya cantik, Jen" ujarmu menunjuk bulan purnama dilangit malam itu

"Bulannya cantik? Cantikan kamu kali"

🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚

Ada apa sih ini? Spill the ☕️ dong? Tentang endingnya chapter sebelumnya kah? 🤡

Lover's Story • jeno x youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang