45...

77 5 0
                                    

Beginilah akhirnya, Arin bermain di tepi pantai dengan segala kebosanan.
Padahal kehidupan bawah laut tadi sangat menghibur dirinya.

Tapi Evans tidak mau mengambil resiko Arin mengalami keram untuk kedua kalinya.

"Kamu gak mau foto-foto?"

Kenapa Evans peduli sekali ia mengambil gambar atau tidak, lihatlah ada sesuatu yang lebih penting dari itu.

"Aku bosennnn, ayo lihat yang lain"
Arin sudah mengatakannya dengan jelas, jangan sampai pria itu malah bertanya balik padanya.

"Kamu mau lihat apa?"

Arin menatap datar, liburan macam apa ini. Tidak menyenangkan, hanya sedikit.

"Ayo ganti baju dulu"
Evans yang mulanya duduk kemudian berdiri, dia mulai melangkah.

"Bosaaaannnnnn"
Pungkas Arin bernada sambil melangkah di belakang pria itu.
"Bosan"

Evans menoleh ke belakang untuk melihat Arin yang seperti handphone kekurangan daya. Pria itu juga sedang berpikir hal lain apa yang menyenangkan.

"Bosan, bosan bosaannnn. Mr Evans aku bosan"

Evans menggeleng, ia tidak perlu khawatir akan rumah yang sepi sebelum punya anak, karena Arin cukup meramaikan suasana.

Mengapa dia tidak pernah se cerewet ini sebelumnya? Itu yang sedang Evans pertanyaan.

"Bosan, bosan, bosan,bosan, bosan, bosan, bosan, bosan, bosan, bosan,bosan,bosan,bosan,bosan"
Kata Arin ia kemudian mendekat untuk mengatakan hal yang sama.

"Bosaaaaaannn!!!"
Teriaknya.

Evans berhenti kemudian membalik tubuhnya. Laki-laki itu berkacak pinggang membuat Arin memandang heran.

Dan dengan mengejutkan pria itu berlari mendekat.

"Aaaaaaa"
Teriak Arin berlari kencang karena di kejar.
Wanita itu sempat tertawa tapi ia ingat jika sedang benar-benar panik.
Evans berkaki panjang pasti bisa menangkapnya.

"Kena kau!"
Evans mengapit Arin di sela-sela siku nya dari belakang.

"Oke oke, aku minta maaf"

Arin bergerak berusaha keluar dari jarahan. Evans mengambil teknik kuncian agar wanita itu tidak bisa bergerak.

"Evans aku tercekik, Evannnnnssss"

"Apa kau bilang tadi, bosan? Coba kau pikirkan lagi ingin pergi ke mana"

Arin masih berupaya untuk lepas. Tapi Evans bukanlah seseorang yang harus ia lawan. Pria ini curang mengunakan tubuh besarnya.

"Oke oke akan aku pikirkan tolong lepaskan"
Arin sepakat untuk ikut berpikir.

"Em, no. Harus ada pembayaran kalau mau ku lepaskan"

Pria ini pandai sekali memanfaatkan.

"Itu curang, kau menyalah gunakan kekuatan tau!"

"Baiklah kalau menolak"
Evans semakin mengeratkan kunciannya.

"Aggghhhhh, aku tidak bisa bernafas. Evans Okeee Evans aku bayar"

Evans melepaskan Arin sambil menatap Arin yang bernafas tak sabaran.

"Teganya kau melakukan itu pada istrimu"
Protes Arin, Evans terlalu kuat pria itu sangat kuat.

"Kau juga lebih tega pada ku"

"Tega kenapa ha?!"

"Jangan sampai aku membahas hal dewasa di sini."

On Business 21+ [ Arin & Evans ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang