Sorot matanya menggambarkan semuanya. Mengenai perasaan dan keadaan yang berkecamuk menjadi satu. Sang malam pernah membisikan alunan melodinya, katanya "tenang saja dalam damai, jika tak bisa mengendalikan perasaan kau cukup diam pendam rasanya sendirian". Dia sang pengendali rasa tak pernah sungkan memanjatkan doa pada tuhannya, saat jalannya tersesatkan oleh kegagalan dan kehancuran. Kini bukan lagi perasaan yang di kendalikan, melainkan menjernihkan pikiran dan melanjutkan proses yang sudah setengah jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe empty is real
Short StorySebuah cerita yang ku rangakai dengan kata kata, mungkin berkenan mampir sebentar untuk membaca, siapa tau dapat mengambil sebuah pembelajaran, atau keseruannya. Ingat, hanya sebuah kata kata absurd yang ku rangkai kala aku gabut. Hanya sekedar quo...