suatu hari ku bayangkan:
"mengapa kau selalu kekanak kanakan, kapan kau akan dewasa hah?" sang ayah yang meminta ku untuk dewasa namun tak tahu mengajari cara tumbuh dewasa, aku hanya menjawab.
"tahu apa kau soal dewasa? adakah kalian ada saat aku menahan jeritan di tengah malam, melihatkah kalian saat aku tak nyaman di keramaian karena terus di hakimi keadaan, dimana kah kalian saat aku berlomba untuk menunjukan kemenangan pada kalian, lalu apa kalian melihat sebuah sayatan yang ku sayat dalam pikiran"
"aku tak tahu bagaimana cara tumbuh dewasa, sejak 5 tahun yang lalu diriku mati rasa, raga ku tak bersama lara yang sama, percaya ku telah di patahkan, di berikan bertubi tubi kekecewaan, di sambut dengan hangatnya luka yang membalut dada, dan sebuah sifat antagonis yang selalu ku perankan"
"kau tau betapa perihnya ku tahan sesak di dada, kala jeritan terus tertahan bersama hembusan angin malam, mencoba menahan agar tak membunuh siapa saja yang melintas dalam pikiran, diam tak banyak bicara agar tak melukai siapa saja yang memancing amarah, namun kalian tau betapa sesak saat ingin pulang namun tak merasa pulang, saat butuh pelukan namun hanya angan yang ku genggam, saat butuh sebuah rumah untuk berkeluh kesah, kalian tau aku tak punya teman, kalian tau aku tak mau berteman, kalian tau aku takut akan keadaan, dan kalian tau aku trauma akan persahabatan dan persaudaraan. Apa kalian bisa memberi aku sedikit ketenangan?"
"aku egois, aku lemah, aku bodoh, aku pemalas, aku kakak yang buruk, aku anak tak penurut, aku cengeng dan aku tak dapat di andalkan, ada lagi kata kata mutiara untuk menghiasi malam ku? apakah ada lagi kata kata istimewa yang bisa ku terima?"
"aku trauma akan semua"
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe empty is real
Short StorySebuah cerita yang ku rangakai dengan kata kata, mungkin berkenan mampir sebentar untuk membaca, siapa tau dapat mengambil sebuah pembelajaran, atau keseruannya. Ingat, hanya sebuah kata kata absurd yang ku rangkai kala aku gabut. Hanya sekedar quo...