Banyak yang mengira bahwa kami hidup penuh tawa dan bahagia. Tapi nyatanya menyayat pilu dalam benak tanpa suara. Dituntut menjadi seseorang yang sempurna, tapi sang guru sibuk bekerja. Mereka bilang rumah adalah pelindung ternyaman untuk pulang, nyatanya hanya sambutan penuh kemunafikan yang ditutup dengan topeng sialan. Katanya "tidak papa, dia sudah besar, dia bisa sendirian" namun nyatanya kau tak tahu jeritan apa yang terbungkam, sayatan apa yang kau tutup dengan beribu kebohongan, lalu patah apa yang di satukan oleh angan. Mereka yang pernah merasakan suapan dari tangan sang ibu belum sepenuhnya bisa dikatakan bahagia, mereka yang di katakan banyak uang dari ayah pertama ayah ke dua belum tentu memiliki kehidupan yang sesuai yang diinginkan. Dan mereka yang selalu dalam rangkulan satu atap belum tentu mendapatkan kebebasan. Jika masa depan belum terbentuk bersama mu, maka bentuk lah masa depan itu atas tangan dan keluarga kecil mu. Aku merasakan sebuah kata yang nyata "lengkap namun tak lekat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe empty is real
Short StorySebuah cerita yang ku rangakai dengan kata kata, mungkin berkenan mampir sebentar untuk membaca, siapa tau dapat mengambil sebuah pembelajaran, atau keseruannya. Ingat, hanya sebuah kata kata absurd yang ku rangkai kala aku gabut. Hanya sekedar quo...