"Nona, kita sama. Aku menyukai berbagai warna dalam satu canvas, dan kamu menyukai goresan sketsa hitam di atas kertas. Buai mu indah menyentuh kalbu, tertulis merdu bak irama irama dalam lagu. Kisah ku tertata jelas dalam cerita mu. Part pertama begitu menyenangkan, tapi saat part terakhir itu ku baca, aku tercekat dan begitu sesak. Akhirnya dipaksa usai sebelum selesai. Nona apaa mungkin kita akan abadi dalam seni tulis mu suatu saat nanti?"
"Tuan, kita sama aku jatuh cinta pada goresan sketsa hitam di atas kertas, dan kamu jatuh cinta pada berbagai warna dalam satu canvas. Buai mu indah menyentuh kalbu, tertulis merdu bak irama irama dalam sebuah lagu. Kisah mu tertata jelas dalam karya ku. Part pertama begitu menyenangkan, membawa ku pada tiap tiap kebahagiaan yang tak akan pernah sirna. Tapi saat part terakhir itu ku tuliskan, aku tercekat dan begitu sesak. Rupanya, kisahnya hanya sementara, tapi bodohnya aku menginginkan sebuah fakta. Akhirnya dipaksa usai sebelum selesai. Tuan apa mungkin aku harus menulis kembali cerita kita agar menjadi seni yang begitu indah hingga masa yang tak di tentukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe empty is real
Short StorySebuah cerita yang ku rangakai dengan kata kata, mungkin berkenan mampir sebentar untuk membaca, siapa tau dapat mengambil sebuah pembelajaran, atau keseruannya. Ingat, hanya sebuah kata kata absurd yang ku rangkai kala aku gabut. Hanya sekedar quo...