Entah keluh kesah apa lagi yang akan manusia ini sampaikan pada tuhannya. Raganya berbaring, netranya menatap kosong atap gelap kian mendesak cahaya rembulan, dentuman jarum jam tak ia gubris. Telinganya ia tulikan, matanya ia butakan, dan mulutnya ia bisukan, hingga tak terasa rintik hujan di luar sana merembes masuk kedalam ruang gelap yang ia sebut kamar. Sesuatu di dalam raganya berdetak tak karuan, seakan akan jantungnya akan melompat dari rongganya, sakit dan mencekik, buliran bening mulai mengalir pada pipinya. Jemarinya meremas kuat tangan yang mengepal, tuhan kuatkan ia sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe empty is real
Kısa HikayeSebuah cerita yang ku rangakai dengan kata kata, mungkin berkenan mampir sebentar untuk membaca, siapa tau dapat mengambil sebuah pembelajaran, atau keseruannya. Ingat, hanya sebuah kata kata absurd yang ku rangkai kala aku gabut. Hanya sekedar quo...