Hai Readers. Salam sayang dari author.
Di part kali ini tolong persiapkan jantung kalian ya. Author mau ngajak kaliam buat senam jantung..wkwk k
Happy Reading🍂
*
*"Eh kampret, kena orang anjir," Dimas menoyor kepala Kevin.
"Ishh..sakit bego, gue kan baru habis war mana belum sempet diobatin lagi."
"Buruan liat lah banyak bacot banget," Dimas menarik Gibran mendekati sumber suara.
"Hikss...ibu sakitt," jerit seorang anak perempuan berbaju lusuh. Dahi nya mengeluarkan darah, sepertinya karena kaleng yang tadi Gibran tendang.
"Astaga Ran, cepet-cepet bawa ke rumah sakit," titah Dimas yang sudah panik melihat darah yang terus mengalir dari pelipis anak perempuan itu.
"Loh ko gue? Gue juga kan lagi sakit," tolak Gibran.
"Banyak alesan banget sih lo, ya udah tunggu disini. Awas jangan kemana-mana, gue bawa mobil dulu," pamit Dimas. Dia berlari secepat mungkin menuju parkiran.
Tid....tidd..
Gibran menolah ke arah jalan saat mendengar suara klakson mobil. Namun, dia malah tidak mengerti maksud Dimas. Karena Gibran tetap diam akhirnya mau tidak mau Dimas harus ikut turun.
"Kampret loh, bukannya bantuin kek masukin ke mobil malah bengong," bentak Dimas. Dia begitu kesal kepada sahabatnya.
"Marah-marah mulu dah, cepet tua loh," jawab Gibran santai. Dia berjalan memasuki mobil.
Sementara itu Dimas hanya bisa menggelengkan kepala. Dia berpikir bahwa sahabatnya itu memang sedang tidak sehat, mungkin efek kepalanya dipukul Kevin. Karena keadaan anak didepannya sudah memprihatinkan Dimas segera menggendongnya untuk masuk ke mobil.
Setengah jam mereka sampai di rumah sakit. Sedikit lama sebenarnya namun, ini semua kemauan Gibran karena tidak ingin bertemu Kanaya lagi.
"Dok tolong adik ini dok," ucap Dimas setelah bertemu dokter.
"Ah baik, sebentar ya Mas. Silahkan tunggu diluar,"
Gibran dan Dimas menunggu diluar. Sebenarnya Dimas sudah memberi saran supaya Gibran diperiksa juga. Tetapi Gibran menolak, entah apa yang sedang dia rencanakannya Dimas juga tidak tau.
"Ran..Ran.." panggil Dimas sembari menepuk bahu Gibran.
"Apaan sih ah," jawab Gibran sembari menghindar.
"Itu si Kanaya bukan sih?" tanya Dimas yang sedang memandang seseorang.
"Yaelah bukan kali, ngapain si Kanaya disini," Gibran menjawab tanpa melihat orang yang Dimas maksud.
"Woy..liat dulu makanya!" bentak Dimas. Gibran yang kaget pun akhirnya mengikuti apa yang Dimas mau, dia melihat wanita yang ditunjuk Dimas.
"Wah gila Dim, itu benar si Kanaya anjir. Gue harus cabut, gue cabut dul_"
"Gibran.." teriakan Kanaya membuat Gibran diam mematung. Padahal tadi sudah siap untuk melarikan diri.
"Yah masalah lagi," gerutu Gibran. Apalagi Kanaya berjalan ke arahnya.
"Duh sorry ya Nay, gue sibuk," ucap Gibran sembari berlari.
Bruk...
Gibran bertabrakan dengan seseorang. Ini murni kesalahannya karena selain berlari Gibran juga terus melirik arah belakang.
![](https://img.wattpad.com/cover/322103079-288-k206726.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GISAS || CEO Penakluk (END)
Random[ BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA, JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BAB DI PRIVATE] WARNING ⚠️ ADA BEBERAPA ADEGAN 18+ 21+. **** Kabar buruk dari Bandung mengharuskan Saski kembali ke tanah air. Dimana tempat itu banyak menyimpan kenangan selama 18 tahun kehi...