Hai Readers. Salam Sayang dari Author.
Di Part kali ini author bikin cerita yang lebih ringan dari part sebelumnya.
Happy Reading🍂
*
*Kanya diam, di menimbang apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Namun, beberapa menit kemudian dia menyerahkan Alano kepada Saski.
"Jaga ucapanmu!" ucap Kanaya bersamaan dengan tangannya yang mendorong Alano.
"ANGKAT TANGAN!" Suara tegas datang dari arah belakang.
Beberapa polisi datang dengan senjata lengkap. Mereka menodongkan pistol ke arah Kanaya. Kanaya refleks mengangkat kedua tangannya.
Saski sudah membawa Alano pergi menjauh, di mendekati ibu mertuanya.
"Apa maksudnya semua ini hah...kalian pembohong." Jerit Kanaya, tetapi tangannya tetap dia angkat.
"Mana janjimu hah?"
"Lepas, jangan berani-beranti sentuh aku. Sialan..brengsek," Kanaya tidak terima tangannya di brogol.
Saski dan yang lainnya tidak menghiraukan ucapan Kanaya. Mereka lebih memilih membawa Alano ke rumah sakit.
"Sayang kuat ya nak, maafin mommy." Saski terus menciumi puncak kepala Alano.
"Mommy Alan takut," rintih Alano.
"Jangan takut sayang, kan ada mommy. Ada dady, ada oma ada opa juga. Alan kan anak yang hebat!" timpal Gibran ikut menenangkan.
Kebetulan Gibran duduk dibelakang, sengaja supaya bisa dekat dengan Saski dan Alano. Kali ini dia memilih untuk tidak menyetir, selain karena ingin dekat dengan putranya dia juga sedikit shok dengan kejadian barusan.
"Bukan..mommy bilang Dady Giblan itu bukan dady nya Alan." Jawab Alano dengan polosnya.
Gibran menoleh ke arah Saski, Saski yang ditatap pun hanya bisa nyengir kuda.
"Mommy becanda, dady ini dady kamu. Alan percaya kan nak?" tanya Gibran, matanya menatap Alano sendu.
"Mommy apa dia dady Alan?" Alano melirik Saski meminta penjelasan.
"Iya nak, dia dady kamu. Alano
seneng kan ketemu sama dady?" tanya balik Saski.Alano menggeleng, entah apa yang sedang dirasakan anak berusia tiga tahun ini.
"Kenapa sayang? Alan gak seneng ketemu dady nak?" tanya Gibran, dia bingung melihat respon puteranya.
"Hiks...kenapa dady balu ada cekalang, dulu dady kemana..dady boong dady nggak cayang Alan," Alano tiba-tiba menangis.
Saski dan Gibran saling pandang satu sama lain. Mereka ikut merasakan apa yang Alano rasakan.
"Maaf nak, maafin dady." Gibran mulai berkaca-kaca, dia tidak menyangka bisa berada diposisi seperti ini.
"Dady sayang sama Alan, maaf selama ini dady nggak ada sama Alan sama mommy. Tapi sekarang dady kan ada sama Alano lagi, jangan nangis yaa.." Gibran mengambil alih Alano dari pangkuan Saski.
"Alan malu cama temen-temen, dulu Alan dibully nggak punya dady..hiks...Alan dihina anak haram..hikss," Alano masih menangis, luka lama nya saat di Itali terbuka kembali.
Saski yang melihat putranya menangis malah ikut meneteskan air mata. Dia juga kembali teringat dengan perkataan orang-orang tentang kehamilannya dulu tanpa ada nya suami.
"Maaf sayang, dady janji dady akan selalu ada buat Alan." Ucap Gibran, hatinya begitu sakit mendengarkan penuturan putranya. Dia bisa merasakan bagaimana sulitnya Saski dulu.
![](https://img.wattpad.com/cover/322103079-288-k206726.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GISAS || CEO Penakluk (END)
Random[ BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA, JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BAB DI PRIVATE] WARNING ⚠️ ADA BEBERAPA ADEGAN 18+ 21+. **** Kabar buruk dari Bandung mengharuskan Saski kembali ke tanah air. Dimana tempat itu banyak menyimpan kenangan selama 18 tahun kehi...