Hai Readers. Salam sayang dari Author.
Di part kali ini kalian bakalan dibuat jengkel sama beberapa tokoh, jadi persiapkan tenaganya buat menghujat mereka ya.
Happy Reading🍂
*
*"Waktu itu apa?" bentak Gibran, pasalnya Dimas menghentikan ucapannya.
"Mm..sorry Ran, gue gak liat apa-apa. Gue gak bisa pastiin, yang gue liat waktu itu lo emang udah satu ranjang sama Kanaya." Jawab Dimas, mau tidak mau dia harus berbohong. Baginya saat ini keselamatan darah daging nya di rahim Kanaya lah yang paling penting.
Gibran melirik Saski, "Sas.."
Saski memundurkan badannya,"Jangan mendekat, semua nya sudah jelas kan? Gak ada yang perlu dibicarakan lagi." Matanya mulai berkaca-kaca.
"Sas..sumpah aku gak ngapa-ngapain dia waktu itu." Gibran mencoba menggenggam tangan Saski.
"Lepas, jangan sentuh aku dengan tangan kotor itu." Saski menepis tangan Gibran.
"Ish...Brengsek, kenapa lo gak ngomong jujur Dim?" Gibran mengguncang bahu Dimas.
"Lo sahabat gue kan, kenapa lo bohong. Gue tau lo liat kan, gue gak ngapa-ngapain Kanaya?" Gibran mencengkram erat kerah baju Dimas.
Dimas menggeleng, " Sorry Ran.."
Brugg...
Gibran yang telah kehilangan kesabarannya memukul Dimas dengan sangat keras. Dia merasa sudah dikhianati sahabatnya sendiri.
Sementara itu Dimas hanya diam, dia tidak berniat untuk melawan. Mungkin karena dirinya merasa bahwa yang dia ucapkan barusan memang sudah keterlaluan. Demi wanita yang sudah terang-terangan menolaknya, dia rela membohongi sahabatnya sendiri.
Brak...
Saski menutup pintu Apartemen dengan sangat keras, dirinya berlari meninggalkan Gibran dan Dimas.
"Sas..tunggu!" Gibran mengejar Saski, dia meninggalkan Dimas begitu saja.
"Maafin gue Ran, gue terpaksa.." batin Dimas, dia merutuki kebodohannya.
Saski dan Gibran sudah sampai di depan jalan Raya. Saski yang kekeuh ingin meninggalkan Gibran tidak menghiraukan keberadaan pria disampingnya. Tatapannya tetap fokus pada mobil yang berlalu lalang dihadapannya.
"Sas dengerin aku dulu, aku harus gimana supaya kamu bisa percaya lagi sama aku?" Gibran memandang mata Saski, dia merasa kecewa dengan dirinya sendiri.
"Aku juga gak tau Ran, awalnya aku berusaha buat percaya sama kamu. Tapi hasilnya apa, kamu selalu bikin aku kecewa." Jawab Saski, pandangannya tertuju pada taxi yang akan melintas.
Saski melambaikan tangan, dia memilih menghindari Gibran untuk saat ini. Dia tidak ingin mengambil keputusan dalam keadaan emosi seperti empat tahun yang lalu.
"Tunggu Sas, kita belum selesai." Teriak Gibran saat taxi yang Saski tumpangi mulai menjauh.
"Akhhh...lo emang badjingan Gibran," tangan Gibran terus meremas rambutnya, dia begitu prustasi dihadapkan dengan keadaan seperti ini.
*****
Dengan wajah sendu dan mata sembab Saski sampai dirumah. Hatinya saat ini sedang tidak baik-baik saja, kebahagiaan yang baru beberapa bulan dia rasakan sudah terganti dengan begitu banyak kesedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GISAS || CEO Penakluk (END)
Casuale[ BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA, JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BAB DI PRIVATE] WARNING ⚠️ ADA BEBERAPA ADEGAN 18+ 21+. **** Kabar buruk dari Bandung mengharuskan Saski kembali ke tanah air. Dimana tempat itu banyak menyimpan kenangan selama 18 tahun kehi...