BAB 24 ~ Cemburu

9.9K 328 108
                                    

Hai Readers. Salam sayang dari author.

Baca samapai bawah ya!!! Bakalan ada kejutan di akhir cerita.

Happy Reading🍂
*
*

Karena Sarah tak kunjung kembali Saski berinisiatif untuk menghampirinya.

"Ada apa Rah?" tanya Saski.

"Mmm..anu bu," jawab Sarah sembari melirik orang didepannya.

Saski dibuat terkejut dengan kedatangan Kevin, pasalnya dia tidak ada menghubunginya jika akan ke rumah. Lebih kaget lagi saat Saski melihat Kevin membawa mobil mainan, persis seperti yang Alano inginkan waktu itu.

"Maaf Sas, aku ganggu ya." Ucapan Kevin terdengar lirih.

"Nggak kok Vin, masuk aja yuk!" ajak Saski, dia mempersilahkan Kevin untuk ikut bergabung.

"Uncle...Alan kangen cama uncle," Alano berteriak sembari berlari menghampiri Kevin.

Gibran yang melihat pemandangan didepannya dibuat kesal. Pasalnya raut wajah Alano sangat berbeda saat berbicara dengannya.

"Surprise, ini mobil yang Alan mau kan?" tanya Kevin sembari menunjukan mobil mainan yang dia bawa.

"Wah..kelen banget uncle, Alan cuka banget." Alano berjingkrak ria.

"Makacih ya uncle," Alano berhambur ke pelukan Kevin.

Tindakan keduanya sukses membuat Gibran iri, bagaimana tidak kedekatan Alano dan Kevin benar-benar terlihat seperti sepasang ayah dan anak.

"Wah..bagus banget mobilnya, ko Alan gak minta sama dady?" timpal Gibran.

"Eumm...Alan kan balu ketemu cama dady, kalau cama uncle Kevin Alan celing ketemu. Uncle Kevin baik loh dady," jawab Alano, dalam jawabannya banyak sekali kata pujian untuk kevin.

Gibran begitu tersindir dengan ucapan Alanao, benar kata putranya yang selama ini ada disampingnya itu Kevin bukan dirinya.

"Maaf ya nak, tapi dady janji apapun yang Alan mau pasti dady kasih." Ucap Gibran, kini dia berjalan menghampiri Alano.

"Benelan Dady?" tanya Alano.

"Iya dong, memangnya Alan mau apa?"

"Alan mau naik helikoptel, mau jalan-jalan. Mau beli mainan yang banyak....banget," jawab Alano, tangannya ikut bergerak dalam setiap penuturannya.

"Gampang, apapun itu pasti dady kasih." Jawab Gibran mantap.

"Udah dulu ngobrolnya, yuk lanjut makan dulu. Ayok Vin!" suara Saski membuat ketiga pria dihadapannya seketika patuh.

Gibran, Alano dan kevin kini sudah duduk di meja makan. Mereka menikmati hidangan yang Saski masak. Meskipun begitu, dapat dilihat dengan jelas perbedaan wajah Gibran dan Kevin. Sepertinya mereka dalam posisi canggung, mungkin karena terakhir kali mereka bertemu itu saat bertengkar memperebutkan Saski.

"Vin mau tambah lagi nasi nya?" Pertanyaan Saski sukses membuat suasana menjadi tambah tidak kondusif.

"Ya Tuhan kenapa atmosfir disini tiba-tiba jadi dingin," batin Saski.

"Nggak Sas, kebetulan aku udah makan dirumah. Udah kenyang," jawab Kevin sembari tersenyum.

"Sialan, bisa-bisanya mereka mengobrol dengan santai di depanku." Gumam Gibran, dia begitu cemburu melihat perhatian Saski kepada Kevin.

"Kenapa Ran?" tanya Saski, dia mendengar ucapan Gibran tetapi ucapannya terlalu samar.

"Nggak kok Sas," jawab Gibran sembari menggeleng.

GISAS || CEO Penakluk (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang