Hai readers. Salam sayang dari author.
Di part kali ini kita ketemu lagi sama kebucinan Saski dan Gibran. Tapi sayangnya masalah juga ikut datang kepada mereka.
Happy reading🍂
*
*"Tolong...tolong bantu putriku!" Teriakan ayah Kanaya yang melihat putrinya terkapar.
Beruntung Kanaya tidak jatuh kebawah sana, dia jatuh berbalik arah mungkin karena tadi kaget lalu pingsan karena mendengar jawaban Gibran. Orang-orang berkerumun membantu mengangkat Kanaya, sementara yang lainnya memanggil dokter.
Gibran yang tidak peduli dengan Kanaya memilih membawa Saski turun. Saski yang enggan bertanya hanya mengikuti langkah Gibran.
"Kita periksa keadaan kamu dulu ya Sas," Gibran membuka suara.
"Eh..nggak usah Ran, aku nggak papa kok. Serius.." jawab Saski sungguh-sungguh.
"Nggak bisa, pokonya kamu harus diperiksa. Apalagi tadi perlakuan lelaki tua bangka itu terlalu berlebihan," ucap Gibran kekeh.
Karena tidak ingin berdebat Saski memilih diam dan mengikuti apa kehendak Gibran.
Kini keduanya sudah berada didalam ruang pemeriksaan. Saski yang sudah siap diperiksa berbaring diatas blankar.
"Permisi, saya periksa dulu sebentar," ucap seorang dokter bernametage Rudi.
"Silahkan dok," jawab Gibran ramah.
"Maaf mbak boleh duduk dulu sebentar, saya lihat dulu keadaan punggungnya," ucap sang dokter kepada Saski.
"Ah..silahkan dok,", Saski bangkit dari tidurnya, kemudian memposisikan badannya membelakangi dokter Rudi.
Dengan cepat dokter Rudi menyingkap baju Saski.
"Eh bentar-bentar dok," cegah Gibran. Tangannya dengan erat mencekal telapak tangan dokter Rudi.
"Kenapa mas?" tanya dokter Rudi kebingungan.
"Kok baju istri saya dibuka sih dok?" Gibran masih setia memegang tangan dokter Rudi supaya tidak membuka baju Saski.
Dokter Rudi seketika melongo, "Maaf Mas, tapi saya kan ingin memeriksa punggung mbak nya. Pasti harus dibuka baju nya."
"Nggak..nggak gak bisa dok, gak boleh," cegah Gibran, dia menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju.
"Jadi gimana dong mas?" tanya sang dokter bingung.
"Tolong diganti aja deh dok sama dokter wanita, bisa kan?" Gibran menatap tajam dokter Rudi.
Dokter Rudi seketika menggelengkan kepalanya, ternyata dia berhadapan dengan laki-laki yang bucin akut.
"Hebat ya, suami kamu sangat posesif," bisik dokter Rudi ditelinga Saski. Saski hanya bisa menanggapi nya dengan senyum canggung.
Sepeninggalan dokter Rudi, Gibran masih setia mengusap punggung Saski. Padahal Saski sendiri merasa tidak nyaman dengan perlakuan Gibran.
"Udah deh Ran, nggak perlu kaya gini aku nggak papa kok." Saski menggeser posisi duduknya menjauh dari Gibran.
"Aku khawatir sama kamu Sas," jawab Gibran.
"Tapi nggak perlu posesif kaya tadi, aku malu loh nggak enak juga sama dokternya," Saski berbicara dengan nada ketus.
"Aku nggak posesif ko, wajar dong kalau aku nggak rela ada cowok lain yang bisa liat punggung kamu. Enak aja," ucap Gibran enteng.
"Hey..." Saski menatap Gibran dengan bola mata yang hampir keluar.
![](https://img.wattpad.com/cover/322103079-288-k206726.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GISAS || CEO Penakluk (END)
Acak[ BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA, JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BAB DI PRIVATE] WARNING ⚠️ ADA BEBERAPA ADEGAN 18+ 21+. **** Kabar buruk dari Bandung mengharuskan Saski kembali ke tanah air. Dimana tempat itu banyak menyimpan kenangan selama 18 tahun kehi...