BAB 13 [ Mimpi jadi Nyata ] 18+

16.1K 533 45
                                    

Hai readers. Salam sayang dari author.

⚠️Ada beberapa adegan 18+ mohoj bijak dalam membaca ya!

Happy Reading🍂
*
*

"Sutttt...," Rangga tefleks membekap mulut Saski.

"Kok bisa sih satu hotel?" gerutu Saski, dia tidak terima jika harus satu hotel dengan Gibran.

"Karena memang acara nya di hotel Mutiara, jadi ya memang harus satu hotel," jawab Rangga dengan tenang.

Ingin sekali Saski protes, tidak masalah jika dia harus menyewa hotel dengan uang nya sendiri. Namun, jika seperti itu sangat terlihat dia tidak profesional dalam bekerja.

****

Setelah melakukan perjalanan selama dua jam mereka sampai ditempat tujuan. Mereka langsung menuju ke hotel Mutiara, dimana nanti malam akan diadakan seminar.

"Sas berkas yang aku titip kemarin dibawa kan?" tanya Rangga yang kini berjalan berdampingan dengan Saski.

"Aman pak," jawab Saski sembari mengacungkan jempol.

Mereka berjalan memasuki lobby hotel untuk registrasi terlebih dahulu. Kamar hotel Saski dan Rangga kebetulan bersebelahan. Saski di no 112 sedangkan Rangga di 113. Keduanya kini telah sampai di kamar masing-masing.

"Hufttt...capek bangett," monolog Saski.

Dengan perasaan senang dan cemas Saski membuka gorden kamar. Dia memandang pemandangan dari kamar yang langsung tertuju pada keindahan hamparan pasir putih pantai. Bahkan, suara deruan ombak pun terdengar sangat jelas.

"Lumayan sihh buat refreshing.." Saski merentangkan kedua tangannya, dia mencoba melangkah menuju balkon kamarnya.

"Khem.."

Suara deheman seseorang mengalihkan perhatian Saski. Dia melirik ke samping kiri, ternyata disana ada seseorang yang memandangnya.

"Dihh ko bisa sih kamar kita dempetan," gerutu Saski. Dia sangat kesal saat tadi melihat Gibran sedang berada di balkon samping kamarnya. Ternyata kamar keduanya saling berhimpitan, sepertinya Gibran tidur di kamar no 111.

Tidak ingin berbasa-basi Saski yang melihat keberadaan Gibran tadi langsung kembali ke dalam kamar. Dia menutup rapat gordennya. Daripada harus meladeni Gibran lebih baik dia mempersiapkan segala sesuatu untuk seminar nanti malam pikirnya.

Jam menunjukan pukul 19:30 WITA. Saski bersama yang lainnya sudah berkumpul di aula untuk melaksanakan seminar. Seminar kali ini benar-benar sangat menarik, selain karena pemilihan tempatnya yang tepat peserta di seminar kali ini hanya dari kalangan atas.

"God job," suara bisikan ditelinga Saski sontak membuatnya menoleh ke sumber suara.

"Cih so akrab," gerutu Saski saat menyadari orang yang berbisik tadi adalah Gibran. Entah sejak kapan rival nya ada disampingnya.

"Jangan jutek dong Sas," ucap Gibran. Kali ini suara nya terdengar sangat jelas.

"Permisi Pak tolong profesional," jawab Saski dengan wajah juteknya. Dia begitu terganggu dengan kehadiran Gibran.

"Tapi kan acaranya udah gak formal lagi, Sas tolong dong izinin aku buat berubah. Tolong kasih aku kesempatan lagi," suara Gibran terdengar begitu lembut.

"Maaf pak saya sedang fokus, tolong jangan ganggu konsentrasi saya," jawab Saski ketus. Dia begitu kesal karena Gibran terus mengganggu nya.

"Tapi Sas, kali ini aja," Gibran terus memohon. Padahal beberapa orang yang duduk dimeja yang sama dengan mereka berdua saling berbisik satu sama lain.

GISAS || CEO Penakluk (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang