Hai Readers. Salam sayang dari author.
Udah siap senyum-senyum sendiri belum? Jangan lupa! Baca nya ditempat sepi ya, kalau ditempat ramai takut nya ada yang nanya gejala awalnya apa...wkwk
Happy Reading🍂
*
*Dimas diam, dia sama sekali tidak berniat menjawab gertakan Kanaya.
"Lo kok diem sih, ngerti kan maksud gue?" Kanaya kembali bersuara.
"Udah deh Nay nggak usah banyak tingkah, gue nggak peduli apapun yang penting anak gue lahir sehat sempurna nantinya." Jawab Dimas datar.
"Ya makanya lo harus turutin semua keinginan gue, termasuk nikah sama Gibran." Ucap Kanaya dengan seringai liciknya.
Dimas menatap Kanaya sinis, "Cih...kenapa sih lo segitunya banget sama Gibran, please.. itu cuman obsesi Nay."
"Terserah gue dong, kenapa? Lo gak suka?" tanya Kanaya dengan tatapan meremehkan.
"Jelas lah, tapi gue bakal ikutin semua kemauan lo asal lo ikutin kemauan gue!" Dimas mengangkat satu alisnya.
"Apa lagi sih?" tanya Kanaya sebal.
"Gue mau me time sama anak gue, nanti tiga hari lagi. Bisa kan?" Dimas menatap Kanaya penuh harap.
"Terserah.." Kanaya melengos.
Dimas yang merasa belum mendapatkan kepastian terus mengikuti Kanaya.
"Lo ngapain sih ngikutin gue terus? Udah pulang sana!" Kanaya mendorong Dimas supaya lelaki itu enyah dari hadapannya.
"Bentar dulu, lo setuju kan sama permintaan gue tadi?" Dimas memegang kedua pipi Kanaya.
Pandangan Kanaya dan Dimas beradu, bisa dipastikan jarak antar keduanya begitu dekat. Mereka saling menyelami tatapan masing-masing.
"Khem..." Suara deheman seseorang membuat kesadaran keduanya kembali.
"Mm..eh...apaan sih lo, gak usah pegang-pegang gue!" Kanaya mendorong dada bidang Dimas.
"Kalian sedang apa disini?" tanya ayah Kanaya.
"Mm...ini yah, kita lagi...ah ya Dimas jengukin aku." Jawab kanaya terbata-bata.
"Hah? Jengukin kamu, memangnya kamu kenapa Nay?" tanya Ayah Kanaya lagi, pasalnya sudah beberapa minggu ini kesehatan Kanaya terbilang stabil.
"Mampus, salah ngomong gue.." batin Kanaya.
"Begini Om, saya kesini ingin menyampaikan sesuatu..." Dimas menggantung ucapannya.
"Sesuatu? Sesuatu apa maksudnya?" tanya Ayah Kanaya semakin penasaran.
Kanaya yang mendengar penuturan Dimas dibuat gelisah. Dia takut jika Dimas mengatakan bahwa dirinya kini tengah hamil dan itu hasil dari ketidak sengajaan.
"Sebentar yah..." ucap Kanaya sembari menarik Dimas sedikit menjauh.
"Lo apa-apaan sih Dim, jangan macam-macam yah!" Gertak Kanaya.
"Bisa diatur," jawab Dimas datar.
Kanaya mendelik, "Sialan, makin berani aja lo yah.."
"Kayanya om nungguin tuh, gue kesana dulu yah.." Dimas pura-pura melangkah.
"Ets....Hadeuh, oke deh gue setuju. Tapi jangan ember tuh mulut." Ancam Kanaya.
"Kalian ngapain sih disitu? Nggak sopan!" Teriak Ayah Kanaya.
![](https://img.wattpad.com/cover/322103079-288-k206726.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GISAS || CEO Penakluk (END)
Acak[ BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA, JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BAB DI PRIVATE] WARNING ⚠️ ADA BEBERAPA ADEGAN 18+ 21+. **** Kabar buruk dari Bandung mengharuskan Saski kembali ke tanah air. Dimana tempat itu banyak menyimpan kenangan selama 18 tahun kehi...