Sebelum baca jangan lupa vote & komen ya teman-teman♡
Waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB. Jalanan di kota bandung cukup ramai karena masih banyak orang yang berlalu lalang.
"Aduhh gue degdegan banget takut rencana mereka gagal, mana udah jam segini mereka belum dateng lagi huftt~" Amora bolak-balik di kamarnya merasa gugup karena takut jika rencana yang akan di jalankan sahabatnya bakalan gagal dan berakhir dia yang harus denger omelan ayah beserta kedua kakak laki-laki nya.
Tok tok tok!!
Tiba-tiba pintu kamar Amora di ketuk dan terdengar lah suara sang ibu dari luar kamarnya.
"Dek itu di bawah ada temen-temen kamu tuh."
"Ahh iya bun bentar lagi adek turun."
"Okee jangan Lama-lama kasian temennya." Tak lama setelahnya terdengar suara langkah kaki menjauh dari depan pintu.
Setelah kurang lebih 5 menit Amora turun untuk menemui ketiga sahabatnya itu.
"Maaf ya lama hehe," Ucap Amora sambil tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya yang rapi.
"Gak papa Raa, oh iya ayah sama abang lo mana? Kita gak punya banyak waktu lagi nih, film nya udah mau di mulai." Tifani menengok kanan dan kiri tapi tidak menemukan siapapun di rumah sahabatnya itu.
"Ada kok, bentar gue panggil dulu." Tifani Putri dan Sisil hanya mengangguk untuk mengiyakan. Tak lama kemudian datanglah sang kepala keluarga beserta sang istri dan juga kedua anak laki-laki mereka.
"Haii om, tante, bang." Sapa ketiga sahabat Amora dengan sopan.
"Ohh kalian mau kemana udah rapi gini??" Tanya Vano ayah Amora. Dengan gugup Putri pun angkat bicara.
"Eumm k-kita mau ajak Amora buat kerja kelompok di luar om, b-boleh gak?" Mendengar nada bicara Putri yang terbata, Vano dan Bara mengangkat sebelah alisnya curiga.
"Emang harus banget kerja kelompoknya di luar gitu? Atau kalian emang mau main-main aja dengan alasan kerja kelompok?" Sinis Alvaro.
"Ihh abang apaan sih, orang mau belajar di luar juga huftt~" Melihat adik perempuannya merajuk Albara pun angkat bicara.
"Kalo serius buat belajar di luar boleh, tapi kalo mau sekedar main-main mending gak usah dek,,"
"Adek emang mau belajar bang, gak percaya banget sihh, hikss." Melihat mata Amora yang mulai berkaca-kaca, mereka pun hanya bisa menghela nafas pelan dan mengangguk.
"Tapi pulangnya jangan kemaleman ya sayang," Ucap sang ibu sambil mengusap puncak kepala Amora sayang.
"Iya bun, yah, bang, adek gaakan pulang terlalu malam kok, janji." Ucap Amora sambil mengacungkan dua jari tangannya membentuk *peace*.
Setelah itu mereka pun berpamitan kepada orang tua Amora beserta kedua kakak laki-laki nya dan segera berangkat karena takut pulang terlalu malam.
"Hebat bener akting lo Ra." Ucap Sisil.
"Tau tuh, mana so pura-pura mau nangis lagi. Hahahaha," Ucap Putri sambil terbahak.
"Stt diem, nanti kedengeran orang rumah." Ucap Tifani.
"Iya iya maaf." Ucap Putri dan Sisil secara bersamaan.
.
.
.Sesampainya di lokasi, mereka berempat pun memesan tiket dan langsung masuk ke dalam bioskop tersebut.
"Semoga aja gaada yang ngenalin gue dan langsung lapor ke ayah atau abang. Bisa mati gue kalo ketauan boong." gumam Amora pelan.
*sangat pelan sampe semut pun gak bisa denger(˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵)*
.
.
."Pulang yuk, udah jam 10 malem juga gue takut di marahin." Ucap Amora mulai merasa risau.
"Bentar elahh jalan-jalan dulu kek, gak seru banget lo." Putri berkata dengan entengnya tanpa tau bahwa Amora sudah merasa risau sedari tadi.
"Tapi kan kita udah janji sama ayah gue kalo kita gaakan pulang terlalu malam, lagian besok kan kita masih harus berangkat sekolah."
"iya juga sih,, yaudah kita pulang aja. Tapi sebelum pulang kita foto dulu yuk!!." Ajak Putri antusias.
"Yaudah ayok!!" Jawab mereka bersamaan.
1,2,3 cekrek
"Aaa lucuuu>,<." Ucap mereka dengan kompak. Setelah itu mereka pun memutuskan untuk pulang karena sudah berjanji kepada ayah amora kalau mereka gak akan pulang terlalu malam.✧༺Amora༻✧
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora [End]
Teen FictionAmora Putri Devano. Seorang remaja berusia 17 tahun yang dengan berat hati harus merelakan masa mudanya demi menanggung kesalahan di masalalu yang berimbas pada kehidupannya di masa depan. Ia tidak mengerti mengapa takdir mempermainkan nya seperti...